SKOR.id - Timnas U-23 Thailand sudah mengumumkan skuad menuju Piala Asia U-23 2024, dan ada satu nama yang menarik perhatian.
Dia adalah Erawan Garnier, remaja 18 tahun berdarah campuran. Sosok kelahiran Ecully, Prancis, itu juga menjadi yang termuda dalam tim asuhan Issara Sritaro.
Walaupun masih belia, Erawan Garnier dinilai punya bakat luar biasa dan dinilai layak membela Timnas U-23 Thailand di Piala Asia U-23 2024.
Latar belakangnya pun mentereng, yakni menimba ilmu di akademi klub raksasa Prancis, Olympique Lyon.
Bahkan tak cuma pemanis, Erawan merupakan nama reguler di tim Lyon U-19 dalam mengarungi Championnat National U-19 musim ini.
Winger berpostur 1,80 meter itu sudah merumput 15 kali dan menyumbang lima gol.
Tak sampai di sana, Erwan Garnier juga pernah enam kali menembus Olympique Lyon B untuk tampil di Championnat National 3 (kasta kelima Liga Prancis). Dia mencatatkan satu gol.
Kehadiran Erawan dalam skuad Thailand U-23 diharapkan bisa memberi warna tersendiri. Sebab, dia satu-satunya pemain yang berasal dari klub luar negeri (abroad).
Selain itu, pelatih Issara Sritaro juga butuh darah segar di lini serang setelah kehilangan Channarong Promsrikaew, Anan Yodsangwal, dan Suphanat Mueanta.
Jika melihat pasukan yang dibawa, Thailand U-23 cuma punya dua bintang dalam diri Purachet Todsanit dan Teerasak Poeiphimai. Sisanya masih perlu membuktikan diri.
Adapun Erawan Garnier merupakan penyerang yang fleksibel. Meski biasa beroperasi di sayap kanan, dia tak keberatan main di sisi kiri.
Bahkan, jika dibutuhkan, bukan tak mungkin dirinya muncul di posisi sentral.
Pada Piala Asia U-23 2024, Timnas U-23 Thailand tergabung di Grup C bersama juara bertahan Arab Saudi, Irak, dan Tajikistan.
Federasi memasang target tinggi, yakni lolos ke Olimpiade 2024, yang artinya minimal mencapai semifinal untuk membuka peluang tersebut.
Tahun ini merupakan partisipasi kelima beruntun tim Gajah Perang Muda di Piala Asia U-23, setelah 2016, 2018, 2020, dan 2022.
Prestasi terbaik mereka adalah perempat final Piala Asia U-23 2020 yang digelar di kandang sendiri. Sisanya, selalu karam di fase grup.