- Alvaro Bautista adalah salah satu nama paling senior di ajang balap motor.
- Berusia 37 tahun, Bautista telah berkiprah di sederat ajang balap motor paling bergengsi, seperti 125cc, 250cc, MotoGP, dan Superbike.
- Musim ini, Bautista berpeluang merebut gelar juara dunia WSBK, sekaligus menyamai rekor Max Biaggi yang bisa menjadi kampiun di dua ajang balap motor.
SKOR.id - Spanyol tak pernah kekurangan pembalap berbakat. Alvaro Bautista salah satunya.
Lahir di Talavera de la Reina, 21 November 1984, Bautista adalah salah satu pembalap paling seniro di ajang balap motor.
Kariernya di kejuaraan dunia membentang sejak 2003, saat dirinya pertama kali menginjakkan kaki di kelas 125cc.
Musim ini, Bautista selangkah lagi merebut gelar juara dunia WSBK pertamanya setelah tampil dominan di sepanjang musim.
Lantas, seperti apa kisah pembalap gaek nan nyentrik tersebut dalam menapaki kariernya di ajang balap motor? Berikut ulasan Skor.id.
Mengaspal sejak tiga tahun
Sebagai putra dari seorang pemilik bengkel reparasi sepeda motor, Bautista tidak asing dengan dunia balap motor.
Pembalap yang sering berganti gaya rambut tersebut mengaku telah menjajal menaiki sepeda motor sejak berusia tiga tahun.
Bautista mengikuti kompetisi balap pertamanya pada usia delapan tahun dengan mengikuti Madrid Minimoto Championship.
Bati, sapaan Bautista, tersebut ternyata terlalu tungguh di ajang tersebut. Ia sempat menjadi juara tiga kali berturut-turut, yang membuatnya mencari tantangan di ajang lain.
Pada 1997, Bautista juga mulai membalado di 50cc Aprilia Cup dan mengakhiri musim di urutan keenam.
Karier Bautista pun meroket hingga mencapai puncaknya pada 2002, saat dirinya turun di Kejuaraan Spanyol 125cc.
Ajang ini membuka pintu bagi Bautista untuk melakoni debut di Kejuaraan Dunia balap motor kelas 125cc sebagai pembalap wild card di Jerez, Catalunya, dan Valencia.
Dipromosikan legenda AC Milan dan Belanda
Kiprah Bautista di Kejuaraan Dunia balap motor tak bisa dilepaskan dari sosok legenda sepakbola dari Belanda, Clarence Seedorf.
Seedorf, yang juga merupakan legenda AC Milan, merekrut Bautista sebagai pembalap untuk tim barunya, Seedorf Racing Team, pada 2003.
Selama tiga musim, Bautista membela tim besutan Seedorf sebelum pindah ke Aspar pada 2006.
Bersama Master-MVA Aspar, Bautista menyabet gelar juara dunia pertamanya pada 2006 dengan mencatat rekor cukup fantastis: 14 podium termasuk 8 kemenangan.
Hasil manis tersebut membuat Bautista promosi ke kelas 250 cc bersama Master-Mapfre Aspar.
Tiga musim bersama Aspar, Bautista tak pernah keluar dari empat besar di akhir musim.
Bati bahkan menjadi runner up pada 2008 setelah bersaing ketat dengan sang juara, Marco Simoncelli.
Impian Bautista menjajal kelas utama, MotoGP, pun terwujud pada 2010, dengan membela pabrikan asal Jepang, Suzuki.
Sayang, Bati gagal menunjukkan performa terbaiknya di kelas para raja. Torehan terbaiknya adalah finis di urutan ke-5 pada MotoGP 2012, saat dirinya membela tim satelit Honda.
Setelah gagal mencatat satu pun kemenangan di kelas MotoGP, Bautista pun mundur pada 2018. Selama empat tahun terakhir, ia berkompetisi di ajang balap motor pasaran paling bergengsi, WSBK.
Piawai menaklukkan segala jenis motor
Jika di ajang balap mobil, ada Fernando Alonso yang berpengalaman menjajal berbagai jenis mobil dari banyak pabrikan, maka di balap motor, ada Bautista.
Sebagai pembalap, Bautista memang memiliki portofolio cukup mentereng dengan menjajal motor dari empat pabrikan besar.
Saat debut di kejuaraan dunia balap motor, Bautista menunggangi motor Aprilia. Pada musim keempatnya di kelas 125cc, Bautista menjajal motor Honda.
Saat debut di ajang MotoGP, Bautista kembali menjajal motor anyar. Pria berzodiak Scorpio tersebut menunggangi motor Suzuki.
Pada dua musim terakhirnya di MotoGP, Bautista tercatat sebagai penunggang Ducati Desmosedici.
Beralih ke ajang WSBK, Bautista juga telah menjajal performa dari dua motor, yakni Ducati Panigale V4 R (2019 dan 2022) serta Honda CBR 1000RR-R (2020-2021).
Dari hasil yang ditorehkan, motor buatan Italia tampaknya lebih cocok bagi Bati. Ia finis di posisi kedua pada 2019 dan saat ini tengah berjuang merebut gelar juara dunia pertamanya.
Prestasi serupa gagal diraihnya saat menunggangi motor Honda, ketika dirinya hanya mampu mengakhiri musim di peringkat 9 (2020) dan 10 (2021).
Di ambang pemecahan rekor langka
Tidak banyak pembalap motor yang mampu merebut gelar juara dari dua ajang berbeda.
Bahkan, sejauh ini hanya Max Biaggi yang sukses menjadi kampiun dari dua ajang balap motor bergengsi.
Pembalap berjuluk Roman Emperor tersebut menjadi juara dunia kelas 250cc pada 1994-1997, serta WSBK pada 2010 dan 2012.
Jika mampu menjadi juara dunia WSBK musim ini, Bautista akan menyamai rekor Biaggi sekaligus mencatatkan namanya dalam daftar pembalap langka.
Peluang tersebut cukup besar, mengingat saat ini Bautista unggul 82 poin atas rival terdekatnya, Toprak Razgatlioglu.
Dengan situasi ini, Bautista dipastikan menjadi juara dunia pada Race 1 WSBK Indonesia jika mampu unggul 17 poin atas Razgatlioglu.
Hasil tersebut akan makin istimewa, mengingat Race 1 WSBK Indonesia akan menjadi balapan ke-900 dalam sejarah WSBK.
Berita WSBK lainnya:
WSBK Indonesia 2022: Toprak Razgatlioglu Merasa Punya Utang di Mandalika
Mengenal Safety Car Hyundai i30 Fastback N yang Akan Bertugas di WSBK Mandalika
Kalender Sementara WSBK 2023 Dirilis, Putaran di Mandalika Bergulir Lebih Awal