- Presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu, berusaha mengamankan jabatan di akhir periode kepemimpinannya.
- Pengusaha asal Spanyol itu merombak dewan direksi Barcelona dan mengisinya dengan sosok-sosok yang sejalan dengan dirinya.
- Wakil Presiden Emili Rousaud diminta meletakkan jabatan atau mundur setelah diketahui memimpin upaya penggulingan Bartomeu.
SKOR.id – Demi mengamankan posisinya, Presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu, mengambil pilihan ekstrem. Ia menuntut direksi yang tidak loyal dengannya untuk mundur.
Dua Wakil Presiden Barcelona, Emili Rousaud dan Enrique Tombas, serta dua manajer Josep Pont dan Silvio Elias, diultimatum untuk memilih antara meletakkan jabatan atau mengundurkan diri.
Keputusan mereka harus disampaikan kepada Josep Maria Bartomeu dalam 24 jam sejak teguran itu disampaikan.
Baca Juga: 3 Transfer yang Mungkin Terjadi antara Barcelona dan Juventus
Langkah tersebut ditempuh karena berdasarkan regulasi Barcelona, presiden klub tidak berwenang mencopot dewan direksi. Namun, mereka bisa dibebastugaskan.
Pada akhir periode kepemimpinannya pada 2021, pengusaha paruh baya itu ingin bekerja dengan profil yang mendukungnya dalam mengatasi risiko akibat wabah Covid-19.
Bartomeu, yang tidak boleh mencalonkan diri kembali setelah dua periode, melihat sinyal penggulingan dirinya.
Rousaud, yang baru dilantik jadi wakil pada Januari lalu, sebagai salah satu dalang gerakan tersebut.
Wakil presiden internal itu kabarnya mengajak para koleganya termasuk beberapa manajer bertemu secara informal beberapa waktu lalu.
Topiknya mengudeta Bartomeu atau mempercepat pemilihan presiden setelah skandal yang diungkap Cadena SER mengemuka di publik.
Baca Juga: Pelatih AS Roma : Penundaan Liga Italia Untungkan Nicolo Zaniolo
Barca menyewa perusahaan I3 Ventures untuk mengontrol akun media sosial klub.
Namun, belakangan muncul dugaan kalau itu jadi alat mendiskreditkan klub, mantan pemain, serta mantan pelatih Barcelona, dengan menggunakan akun-akun palsu di media sosial.