- Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti mengaku rindu ingin bertanding.
- Meski demikian, mereka juga cukup mengkhawatirkan penyebaran Covid-19.
- Kalender bulu tangkis kembali dimulai Agustus mendatang, negara penyelenggara sedang menyusun teknis turnamen dan protokol kesehatan.
SKOR.id - Sejak All England 2020 Maret lalu, praktis sudah tidak ada lagi turnamen bulu tangkis yang berlangsung di seluruh dunia.
Akibat pandemi Covid-19, Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) terpaksa menghentikan seluruh kalender kejuaraan.
Tiga bulan tak bermain membuat para pemain bulu tangkis dunia rindu bertanding. Salah satunya ganda campuran andalan Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Juara All England 2020 tersebut mengaku tidak sabar untuk kembali bertanding. Namun di satu sisi, mereka juga khawatir dengan penularan Covid-19.
Berita Bulu Tangkis Lainnya: Lee Chong Wei Kenang Momen Pensiun Lewat Sebuah Tulisan
Kalender bulu tangkis dunia akan kembali digelar pada Agustus 2020. Kondisi dunia memang berangsur normal.
Namun, tidak ada yang menjamin Covid-19 benar-benar terkendali pada Agustus nanti.
"Baik saya maupun Melati sama-sama ingin turnamen bulu tangkis kembali dimulai. Namun, kesehatan seharusnya tetap menjadi prioritas," ucap Praveen Jordan.
Negara-negara tuan rumah turnamen saat ini sibuk mengatur teknis penyelenggaraan dan protokol kesehatan. Hal ini diharapkan menghindarkan pemain dari Covid-19.
Pemain ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon, adalah salah satu orang yang cukup mengkhawatirkan Covid-19 saat rangkaian turnamen kembali bergulir.
Bahkan, pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo ini menyarankan agar BWF tidak memulai kalender bulu tangkis bila kondisi belum benar-benar aman.
Berita Bulu Tangkis Lainnya: Pusarla Sindhu Sebut 2 Sosok Penting dalam Karier Bulu Tangkisnya
"Rasa khawatir pasti ada. Sebab, kami kan perginya jauh-jauh. Belum lagi saat berada di pesawat itu juga sangat rentan," ucap pemain ganda putra nomor satu dunia itu.
"Tapi mau bagaimana lagi? Ini sudah menjadi pekerjaan kami kan. Kalau BWF tetap memutar turnamen lalu kami tak ikut, risikonya adalah denda serta peringkat bisa turun."
Senada dengan Marcus Fernaldi Gideon, asisten pelatih ganda campuran, Nova Widianto, berharap BWF tidak perlu memaksakan gelaran turnamen jika Covid-19 belum reda.
Meski demikian, juara dunia ganda campuran 2005 (bersama Liliyana Natsir) itu juga mengakui kalau para pemain memang butuh bertanding.