- PON Papua kini dihadapkan pada tiga tantangan jelang penyelenggaraan.
- Pandemi Covid-19, wabah malaria, serta Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), membayang-bayangi persiapan PON 2021.
- Meski demikian, PB PON sudah siap mengantisipasi hal-hal tersebut.
SKOR.id - Hambatan berat dihadapi Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) dalam menggelar PON 2021 Papua.
Setidaknya ada tiga hal yang mengganggu, pandemi Covid-19, aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) hingga Malaria.
Namun, Kepala Bidang (Kabid) II PB PON), Roy Letlora mengatakan, PB PON sudah siap menghadapi semua itu.
Segala protokol telah mereka siapkan untuk mencegah penularan malaria dan Covid-19, serta mengantisipasi aksi KKB yang kini ditetapkan sebagai teroris.
"Untuk malaria, kami sudah antisipasi. Nantinya, kami akan melakukan penyemprotan di seluruh klaster," kata Roy Letrora kepada wartawan.
Sedangkan untuk Covid-19, protokol kesehatan ketat akan diberlakukan.
Nantinya, akomodasi para atlet tidak dibagi berdasarkan kontingen, melainkan berdasarkan cabang olahraga (cabor).
Hal ini untuk meminimalisasi mobilitas atlet dan ofisial tim, demi mencegah penularan Covid-19.
"Jadi, mohon maaf kalau nantinya akomodasi atlet (PON 2021) berdasarkan cabornya," ucap Roy Letlora.
"Begitu sampai di Bandara, kami akan langsung memisahkan atlet berdasarkan cabornya masing-masing."
Adapun terkait KKB Papua, tempat yang menjadi zona rawan disebut sangat jauh dari klaster PON 2021.
"Bahkan, dari zona rawan ke klaster, transportasinya harus menggunakan pesawat kecil. Jadi, aman lah."
PB PON bekerja sama akan dengan pihak keamanan serta menyediakan drone besar untuk mengawasi gelaran PON.
Dalam drone tersebut terdapat data orang yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO).
"Jadi, siapa yang ada di PON, bisa kami deteksi. Teknologi militer kami gunakan untuk menyelenggarakan pesta olahraga nasional ini," kata Roy Letlora.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita PON Papua Lainnya:
Cegah Doping di PON Papua, Panitia Gandeng Lembaga Internasional