- Pipit Kamelia jadi korban bullying di masa kecil yang membuatnya menjadi atlet pencak silat agar lebih mandiri.
- Meski tidak berasal dari keluarga atlet, Pipit Kamelia menunjukkan bakat besar di seni bela diri pencak silat sejak usia dini.
- Pipit Kamelia selalu utamakan pendidikan meski keriernya sudah besar sejak SMP.
SKOR.id – Atlet pencak silat, Pipit Kamelia, memiliki kisah haru sebelum menjadi atlet. Ia mengaku kerap mendapat perundungan alias di-bully saat masih kecil.
Berbeda dengan sang suami, Hanifan Yudani Kusumah, Pipit Kamelia berasal dari keluarga biasa yang tidak memiliki sejarah dalam dunia olahraga.
Ketika berada di Sekolah Dasar (SD), Pipit Kamelia masuk ke perguruan silat yang berada dekat rumahnya. Menurutnya, itu menjadi pilihan terbaik agar dirinya dapat hidup mandiri.
Baca Juga: Hanifan Yudani: Saya Ingin Menjadi Pesilat Kampung yang Mendunia
Meski tak memiliki darah atlet, tetapi Pipit Kamelia menunjukkan bakat luar biasa di seni bela diri pencak silat. Itu juga dipengaruhi tubuhnya yang cukup tinggi.
Ketika berbincang dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, dalam Instagram Live, Pipit Kamelia menceritakan perjuangannya.
“Ayah saya memasukkan saya ke perguruan silat di dekat rumah. Saya pun kerap ikut ajang dengan kelompok usia yang lebih tinggi karena tubuh saya cukup tinggi,” kat Pipit.
Jalan tersebut rupanya menjadi awal mula Pipit Kamelia dalam meraih berbagai prestasi di ajang nasional, Asia, dan internasional.
“Pada ajang yang saya ikuti, ternyata ada pemilihan untuk masuk ke Sekolah Olahraga (SKO) Ragunan. Saya pun terpilih, meski saat itu belum ada pencak silat di SKO,” kata Pipit.
“Sejak SMP saya sudah ikut kejurnas dan di PON 2012 menjadi atlet termuda. Akhirnya bisa berlanjut hingga sekarang dan berhasil meraih emas Asian Games 2018,” ujarnya.
Perjuangan Pipit Kamelia menjadi bukti bahwa seseorang yang berasal dari keluarga tanpa background olahraga bisa mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional.
Dari situ, Pipit meyakini jika Indonesia tak pernah kekurangan "stok" atlet berbakat pada cabang olahraga pencak silat.
Baca Juga: PBSI Dukung Keputusan Pemerintah Terkait Penundaan PON Papua
“Saya melihat generasi penerus memiliki bakat yang bagus-bagus. Sebelum generasi saya sebenarnya juga banyak yang bagus, mungkin cuma kekurangan dukungan,” kata Pipit.
“Saya ingin mereka terus berlatih dan berjuang. Saya menyarankan kalian (atlet muda) bisa berguru di tempat yang lain. Pastinya harus selalu percaya diri,” ia melanjutkan.
Selain sukses sebagai atlet, Pipit Kamelia juga telah berhasil menyelesaikan sekolahnya hingga Strata 1 (S1) jurusan Olahraga.
“Saya juga mengingatkan kepada para generasi penerus untuk tetap utamakan sekolah kalian. Hobi dan pendidikan harus jalan berbarengan,” kata Pipit Kamelia memungkasi.
Baca Juga: Menpora: Indonesia Siap Bantu Prancis Kembangkan Pencak Silat dan Bulu Tangkis