- Tom Hovasse menjelaskan perbedaan melatih tim putra dan putri Jepang.
- Usai berhasil membawa tim putri Jepang meraih medali perak Olimpiade, Tom Hovasse dipercaya melatih tim putra.
- Menurutnya, durasi kompetisi putra dan putri di Jepang menjadi faktor pembedanya.
SKOR.id - Pelatih asal Amerika Serikat (AS), Tom Hovaase, layak menjadi pujaan publik Jepang.
Betapa tidak, ia mampu menciptakan sejarah pada Olimpiade Tokyo 2020 dengan membawa timnas basket putri Jepang meraih medali perak.
Hal ini cukup mengejutkan karena tim putri Jepang punya postur tubuk pendek ketimbang negara lain, termasuk Prancis yang mereka kalahkan di semifinal dengan skor 87-71.
Pada partai final, Jepang akhirnya kalah telah 75-90 dari Amerika Serikat. Meski demikian, perjuangan tim Negeri Sakura tetap mendapat apresiasi.
Usai membawa Jepang meraih perak di basket putri, Tom Hovasse mendapat kepercayaan melatih tim putra Jepang.
Piala Asia FIBA 2022 di Istora Senayan, Jakarta, 12-24 Juli 2022 menjadi tugas keduanya sebagai nakhoda tim putra setelah Kualifikasi Piala Dunia FIBA 2023.
View this post on Instagram
Kepada Skor.id, Tom Hovasse menceritakan perbedaan antara melatih tim putra dan putri. Pria asal Durango, Amerika Serikat ini mengatakan secara umum tidak ada bedanya.
Katanya, hanya ada satu hal yang menjadi diferensiasi antara melatih tim putra dan tim putri Jepang yakni durasi latihan bersama.
Di Jepang, kompetisi putra B. League berlangsung sangat panjang. Satu musim B.League menghabiskan waktu selama delapan bulan.
Sedangkan kompetisi putri jauh lebih pendek, yakni enam bulan. Ini membuat para pemain putri lebih lama latihan bersama sebelum menghadapi ajang besar ketimbang tim putra.
"Menyatukan tim putra tentu membutuhkan pekerjaan lebih berat karena mereka tak punya banyak waktu berlatih bersama," katanya.
"Kompetisi basket putra di Jepang sangat lama mencapai delapan bulan. Sedangkan tim putri lebih pendek kompetisinya."
Pada kesempatan itu, Tom Hovasse juga membeberkan kunci kesuksesan Jepang meraih perak Olimpiade 2020.
Katanya, anak asuhnya saat itu mampu tampil agresif dan sangat percaya diri. Mereka sukses menerobos ke paint area dan memancing lawan melakukan foul agar mendapatkan free throw.
"Kami bisa dapat banyak free throw itu salah satu kuncinya. Defense juga sangat agresif," ucap Hovasse.
Berita Lainnya Piala Asia FIBA 2022: