- Petinju yang melawan Katie Taylor membunuh suaminya.
- Viviane Obenauf memukulnya dengan tongkat bisbol 19 kali hingga berlumuran darah.
- Viviane Obenauf mendekam di penjara sejak November 2020.
SKOR.id - Viviane Obenauf terseret dalam kasus hukum. Petinju wanita itu dituduh membunuh suaminya dengan tongkat bisbol.
Viviane Obenauf pernah bertarung melawan sensasi tinju Katie Taylor pada 2016. Tapi, sejak November 2020 dia mendekam di penjara lantaran membunuh suaminya yang kaya dalam serangan tongkat bisbol berdarah.
Viviane Obenauf, 35 tahun, dituduh memukul kepala suaminya, seorang pemilik restoran Swiss dengan tongkat sebanyak 19 kali pada tahun 2020.
Dia telah berada dalam tahanan investigasi sejak November 2020.
Tetapi bukti baru muncul setelah jaksa mengajukan bukti untuk menghentikan penantang gelar juara dunia tiga kali itu agar tidak diizinkan dengan jaminan.
Dugaan penyerangan itu mengakibatkan darah suaminya mengenai sepatu Obenauf.
Bertahun-tahun sebelumnya dia bertarung melawan Katie Taylor dengan undercard pertarungan Anthony Joshua vs Eric Molina pada 2016.
Obenauf lahir di kota Rio de Janeiro di Brasil. Dia bermain sepak bola dan menjadi pesenam Olimpiade sebelum beralih ke tinju pada usia 18 tahun.
Dia mulai bekerja di industri gastronomi di Swiss setelah pensiun dari olahraga dan kemudian membuka gym sendiri.
Obenauf baru menikah dengan suaminya yang berusia 61 tahun pada Januari 2020. Sekitar 10 bulan sebelum kejadian. Dia telah ditahan sejak korban meninggal karena serangan kekerasan berkelanjutan.
Sekarang, lebih dari setahun setelah tindakan itu, pengadilan di Interlaken mengungkapkan beberapa bukti memberatkan yang mungkin menempatkan di balik jeruji selama lebih dari 10 tahun.
Menurut surat kabar Swiss Aargauer Zeitung, Obenauf adalah satu-satunya yang memiliki kunci cadangan apartemen suaminya. Yang memberatkan karena tidak ada pembobolan yang diungkapkan oleh penyelidik.
Dia mengklaim sedang menonton film di rumahnya sendiri pada malam kejahatan. Tapi, mekaniknya bersaksi melihat Chevrolet Camaro merahnya di Interlaken pada 18 Oktober 2020, yang telah dia perbaiki pada beberapa kesempatan. Itu satu-satunya mobil serupa di wilayah tersebut.
Putranya, Calvin, mengungkapkan bahwa tongkat bisbol yang ditemukan berlumuran darah di sebelah tubuh Thomas F adalah milik ibunya, dan cincin kawin Thomas F tergeletak di sebelah mayatnya.
Ilmuwan forensik menemukan DNA Obenauf di ponsel korban, yang telah rusak setelah serangan itu. DNA juga ditemukan di baju olahraganya, yang mereka temukan di tempat sampah.
Mereka juga mendeteksi jejak darah dari korban di sepatu Obenauf.
Mereka mengatakan dia dipukul oleh terdakwa 19 kali di kepala. Bahkan lebih banyak lagi di sekujur tubuhnya dengan tongkat bisbol yang menunjukkan bahwa tindakan itu dilakukan dengan emosi.
Obenauf membantah semua tuduhan dan menuntut dibebaskan dari tahanan investigasi. Tetapi ditolak karena risiko akan melarikan diri ke Brasil. Kemudian menghilang, karena tidak ada perjanjian ekstradisi dengan Swiss.
Akibatnya, pengadilan memutuskan dia akan tetap ditahan sampai jaksa penuntut umum mengajukan tuntutan terhadapnya.
Jika dia dinyatakan bersalah atas pembunuhan itu, mantan petinju itu menghadapi hukuman lebih dari 10 tahun di balik jeruji besi.***
Baca Berita Tinju Lainnya:
Anthony Joshua Bantah Rela Terima Rp290 Miliar untuk Mundur dari Rematch
Luar Biasa, Pendapatan Terbesar Mayweather Dikeruk dalam 2 Pertandingan