- Sebuah riset mengungkapkan bahwa pertarungan MMA lebih aman dibanding tinju.
- Sistem knock out tarung bebas ternyata membuat petarung terhindar dari cedera fatal di daerah vital.
- Sedangkan petarung tinju masih memiliki kans mendapat cedera fatal yang lebih besar.
SKOR.id - Ajang tarung bebas seperti UFC atau One Championship tampak menyajikan pertarungan-pertarungan yang "tidak aman" bagi atletnya. Benarkah?
Sebagai olahraga hiburan yang populer dalam beberapa tahun terakhir, pertarungan MMA masih mendapat banyak kritik.
Beberapa hal yang salah kaprah turut membawa nilai negatif, termasuk anggapan bahwa tarung bebas tidak memiliki peraturan.
Anggapan ini muncul melalui marketing promotor yang ingin menunjukkan bahwa MMA itu pertarungan yang tidak dikonsep, berbeda dengan WWE, dengan embel-embel "No Rules" sebagai tayangan hiburan.
Padahal, miskonsepsi ini tidak benar. UFC, One Championship, dan promotor-promotor pertarungan lainnnya punya peraturan rigid dalam pertandingan.
Bahkan, MMA memiliki Aturan Terpadu Seni Bela Diri yang diadaptasi secara luas dalam pertandingan-pertandingan level amatir hingga profesional.
MMA lebih aman dibanding tinju
Berdasarkan publikasi Journal of Combative Sports berjudul Death under the Spotlight: Analyzing the Data (Joseph R. Svinth, 2007), ternyata MMA punya risiko fatalitas yang lebih rendah dibanding tinju.
Dalam data yang dikumpulkan pada tahun 2000-2007, jumlah kematian dalam tinju tercatat 1.465 kasus. Jumlah tersebut berbanding terbalik dengan MMA yang mencatatkan dua kasus.
Aturan rigid MMA membuat pertarungan lebih aman dari tinju, terutama terkait dengan perlindungan kepala.
Aturan tinju meningkatkan potensi trauma kepala yang berulang. Jika seorang petinju dirobohkan, dia memiliki 10 detik untuk bangkit hanya untuk dipukul lagi.
Di pertarungan MMA, jika seorang petarung sudah kehilangan kesadaran, pertarungan dihentikan dan dia tidak harus menderita knock down lagi.
Selain itu, aturan kemenangan lewat kuncian membuat olahraga lebih aman. Dalam tinju, petarung akan menerima banyak pukulan di kepala, sasaran vital untuk merobohkan lawan. Di MMA, tidak selalu demikian.
Satu petarung bisa menjatuhkan yang lain dan membuat lawan menyerah. Jika petarung menyerah, pertarungan berakhir dan kedua petarung bisa pergi tanpa goresan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Pandemi Covid-19 memberi pukulan telak ke pemain Minnesota Timberwolves, Karl-Anthony Towns. Ia kehilangan ibunda tercinta, bahkan terinfeksi dengan gejala berat.https://t.co/G2vi8QhRU7— SKOR Indonesia (@skorindonesia) February 11, 2021
Berita UFC Lainnya:
Khabib Nurmagomedov: Dustin Poirier Pantas Mendapat Sabuk Juara Kelas Ringan UFC
Brittney Palmer, Bidadari UFC Peraih Gelar Ring Girl Terbaik 2020