- Presiden Persik Kediri, Abdul Hakim Bafagih, meragukan keputusan PT Liga Indonesia Baru (LIB) soal kelanjutan Liga 1.
- Abdul Hakim Bafagih melihat ada kejanggalan dalam surat LIB soal Liga 1 yang dikirim ke Persik.
- Kebijakan mengenai hak komersial klub yang diberikan LIB kepada klub, termasuk Persik, jadi sorotan utama Abdul Hakim Bafagih.
SKOR.id - Presiden Persik Kediri, Abdul Hakim Bafagih, meragukan keputusan PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang akan melanjutkan Liga 1 pada Februari 2021.
Penundaan kompetisi yang terus terjadi (dari 1 Oktober, 1 November 2020, hingga Februari 2021) membuat Persik khawatir pada nasib Liga 1.
Itu sebabnya, manajemen Macan Putih, julukan Persik, mempertanyakan komitmen LIB sebagai operator liga dalam menyelenggarakan kompetisi.
Terutama soal jaminan kepastian Liga 1 bisa bergulir kembali pada Februari 2021, sesuai surat LIB bernomor 394/LIB-KOM/XI/2020.
Menurut Abdul Hakim Bafagih, LIB belum bisa memberikan jaminan kompetisi bakal berjalan lagi sesuai surat yang dikirim ke klub tersebut.
"Kami masih menilai beberapa poin belum bisa memberikan kepastian kelanjutan kompetisi," katanya, dalam rilis yang diterima Skor.id, Kamis (5/11/2020).
LIB memutuskan kompetisi musim ini berubah titel menjadi Liga 1 2020-2021 dan bakal dilanjutkan pada Februari hingga Juli 2021.
Namun, ada sejumlah poin yang masih mengganjal dalam surat LIB. Salah satunya, menurut Hakim, adalah pemberian hak komersial klub.
Pada poin enam disebutkan, setiap klub akan menerima hak komersial bulan Oktober 2020 sampai Januari 2021 sebesar 25 persen dari nilai yang seharusnya.
Pencairannya direncanakan setiap bulan. Akan tetapi, pembayarannya akan dilakukan ketika kompetisi berjalan.
"Seharusnya hak komersial di bulan tersebut diberikan sebelum kompetisi. Jika tidak, itu menunjukkan PT LIB belum bisa memberikan jaminan kompetisi berjalan sesuai jadwal," ucap Hakim.
"Pemberian hak komersial dalam masa persiapan kompetisi sangat lumrah dilakukan. Klub bisa menggunakan budget-nya untuk mempersiapkan tim," ia menambahkan.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa itu bisa dilakukan selama empat bulan dan setelah itu, pencairan bisa dilakukan ketika liga sudah berjalan.
Hakim tidak ingin kejadian yang sama terulang lagi. Sebelumnya Persik melakukan persiapan dari Agustus hingga September 2020 tapi tiba-tiba kompetisi ditunda tahun depan.
"Selama persiapan tim, klub mengeluarkan biaya yang tidak kecil. Jadi jangan sampai anggaran klub hanya habis untuk persiapan tetapi kompetisinya tidak berjalan," kata Hakim.
LIB dan PSSI juga diharapkan sudah memikirkan format kompetisi musim yang dinilai tidak kalah penting.
"Kita harus membiasakan perencanaan jangka panjang. Sehingga klub memiliki progam yang bisa dirancang jauh-jauh hari," Presiden Persik ini memungkasi.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Persik Lainnya:
Lucky Maarif Ungkap Kekecewaan Gagal Bawa Persik Kediri Lolos Babak FInal IFeL 2020
Sulit Bersaing, Persik Kediri dan PSIS Semarang Gagal Lolos ke Babak Final IFeL 2020