- Namun, belakangan ini kegiatan ekstrakurikuler sekolah mulai diramaikan dengan hadirnya esport sebagai salah satu ekskul terbaru.
- Hal ini dibuktikan dengan lahirnya inisiasi dari salah satu organisasi esport terbesar di Indonesia, Team RRQ, yang mulai mendirikan RRQ Academy.
- Kehadiran esport di sekolah sendiri hingga kini masih memicu perdebatan yang panjang karena banyak yang masih beranggapan bahwa bermain game hanya membuat anak menjadi malas belajar.
SKOR.id - Kegiatan sekolah tatap muka telah dimulai di beberapa sekolah baik sekolah dasar hingga sekolah menengah.
Tentu saja dengan kembalinya kegiatan pendidikan secara normal akan kembali meningkatkan geliat kegiata ekstrakulikuler yang ada di sekolah.
Ekstrakulikuler di sekolah bisa beraneka macam wujudnya, mulai dari olahraga, kegiatan ilmiah, hingga kepanduan.
Namun, belakangan ini kegiatan ekstrakulikuler sekolah mulai diramaikan dengan hadirnya esport sebagai salah satu ekskul terbaru.
Hal ini dibuktikan dengan lahirnya inisiasi dari salah satu organisasi esport terbesar di Indonesia, Team RRQ, yang mulai mendirikan RRQ Academy.
RRQ Academy adalah wujud langsung hadirnya esport di jenjang sekolah karena RRQ Academy menggandeng sekolah-sekolah untuk mulai aktif mengerakkan ekskul esport.
Sebagai salah satu pilot project hadirnya esport di sekolah, RRQ Academy tak hanya sebatas bermain game saja namun juga menanamkan bagaimana cara bermain yang benar baik secara makro maupun mikro.
Kehadiran esport di sekolah sendiri hingga kini masih memicu perdebatan yang panjang karena banyak yang masih beranggapan bahwa bermain game hanya membuat anak menjadi malas belajar.
Sebenarnya jika dirunut beberapa tahun yang lalu, pihak Kemendikbud sempat memberikan pernyataannya mengenai hadirnya esport di sekolah pada ajang Piala Presiden Esport 2019.
Bahwasanya esport bisa masuk ke sekolah hanya untuk ekstrakulikuler saja.
"Dalam konsep diversifikasi kurikulum muatan khusus, e-sport dapat diintegrasikan dengan kurikulum melalui bagian dari mata pelajaran informatika atau menjadi kegiatan ekstrakurikuler," tutur Awaluddin Tjalla selaku Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kemendikbud
Pernyataan tersebut sebenarnya bisa disikapi oleh sekolah-sekolah untuk mulai menggandeng anak muridnya bisa berprestasi melalui jalur non-akademis.
Dengan cara melakukan kerja sama dengan berbagai pihak yang sudah berpengalaman, salah satu contoh yang nyata adalah RRQ Academy yang telah disebutkan di atas.
Namun di sisi lain sekolah-sekolah juga sudah harus siap dengan konsekuensi yang ada jika menghadirkan esport sebagai kegiatan ekstrakulikuler.
Karena tentu saja bahaya game adalah tingkat kecanduan yang tinggi dan tingkat toksisitas yang tinggi pula bagi anak yang masih di bawah umur.
Jika bisa benar dihadirkan ke dalam kegiatan ekstrakulikuler, tentunya esport bisa jadi akan menjadi sumber prestasi yang baru dengan tetap menjadikan pendidikan formal sebagai fokus utama.
MBR Esports Dipastikan Berangkat ke SEA Champioship usai Juara SEA Icon Series ID https://t.co/w8UFMRYdcd— SKOR.id (@skorindonesia) September 8, 2021
Berita Esport lainnya:
30 Nama Skill Hero Mobile Legends untuk Belajar Menjadi Caster Part 1