- Walaupun menjadi atlet esport menawarkan iming-iming pendapatan yang tinggi, namun stigma dalam masyarakat terhadap atlet esport masih negatif.
- Apalagi bagi beberapa orang pekerjaan sebagai atlet esport sering dikatakan sebagai pekerjaan yang tidak mempunyai benefit yang panjang.
- Dan hal tersebut memang berdasarkan fakta, bahwasanya atlet esport akan mulai pensiun pada umur pertengahan 20-an.
SKOR.id - Berkembangnya industri esport dalam satu dekade terakhir ini ternyata seiring sejalan dengan bertambahnya kuantitas dari para pemainnya.
Walaupun menjadi atlet esport menawarkan iming-iming pendapatan yang tinggi, namun stigma dalam masyarakat terhadap atlet esport masih negatif.
Seperti adanya konotasi negatif apabila atlet esport hanya buang-buang waktu saja.
Apalagi bagi beberapa orang pekerjaan sebagai atlet esport sering dikatakan sebagai pekerjaan yang tidak mempunyai benefit yang panjang.
Dan hal tersebut memang berdasarkan fakta, bahwasanya atlet esport akan mulai pensiun pada umur pertengahan 20-an, sebut saja beberapa contoh atlet yang memutuskan pensiun lebih dini seperti Oura, Jess no Limit, hingga Anathan Pham.
SKOR.id telah merangkum 5 alasan pemain esports tidak mempunyai karir yang panjang, berikut ulasannya:
1. Dead Game
Istilah dead game sering kita jumpai pada game-game yang sudah tidak laku di pasaran.
Padahal dalam game tersebut biasanya masih banyak atlet yang bermain, namun karena antusiasmenya yang menurun sehingga membuat kompetisinya juga berkurang.
Akibat tidak adanya kompetisi sehingga para atlet esport game tersebut juga tidak bisa meneruskan karirnya dalam game tersebut.
2. Kepentingan Keluarga
Faktor keluarga memang menjadi hal yang kompleks bagi seorang atlet esport di seluruh belahan dunia.
Karena menjadi atlet esport harus banyak mencurahkan waktunya untuk berlatih dan bertanding sehingga waktu untuk keluarga berkurang.
Oleh karena itu banyak juga atlet esports yang pensiun dini untuk kepentingan keluarga seperti Oura dan Donkey.
3. Burn Out atau Bosan
Memainkan satu game yang sama secara berulang dalam beberapa tahun secara terus-menerus tentunya bisa membuat atlet esport jadi burn out.
Burn out adalah kondisi stres kronis dimana atlet esport merasa lelah secara fisik, mental, dan emosional gara-gara pekerjaannya.
Hal itulah yang menyebabkan kita sering menemui beberapa atlet esport yang memutuskan untuk rehat.
4. Menemukan Passion Lain
Bagi beberapa atlet esport, pekerjaannya tersebut dijadikan sebagai sarana untuk mewujudkan impiannya yang lain.
Misalnya, banyak atlet esport yang kemudian memutuskan untuk pensiun di puncak karir hanya untuk mengejar impiannya menjadi seorang streamer game.
Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa kepentingan yang salah satunya adalah masalah finansial yang lebih besar yang didapatkan di luar dunia esport.
5. Cedera
Walaupun tidak terlalu banyak memerlukan kekuatan fisik dalam pekerjaannya, ternyata atlet esport juga rentan cedera.
Salah satu cedera yang berbahaya bagi atlet esport adalah cedera pada carpal tunnel atau gangguan syaraf lainnya.
Hal inilah yang menyebabkan mereka harus pensiun dini dari karirnya sebagai atlet esport, seperti yang dilakukan oleh Tuturu yang memutuskan pensiun akibat adanya masalah di tangannya.
Jadwal Lengkap MPL ID Season 8 Pekan Kelima https://t.co/9agiI2cH6K— SKOR.id (@skorindonesia) September 9, 2021
Berita Fitur Esport lainnya:
Rekomendasi Build Senjata Terbaik Kujou Sara Genshin Impact
30 Nama Skill Hero Mobile Legends untuk Belajar Menjadi Caster Part 2