- Perjalanan panjang dilalui Bagas Maulana sebelum berhasil merebut titel juara ganda putra All England 2022.
- Di bawah tangan dingin Ade Lukas dan Sigit Budiarto, bakat Bagas Maulana mulai terasah hingga berhasil mengoleksi beberapa gelar turnamen.
- Bagas Maulana menemui titik balik pada kariernya di dunia bulu tangkis usai mengalami kesulitan pada 2016.
SKOR.id - Jalan berliku dan perjuangan berat dilalui Bagas Maulana sebelum berhasil jadi juara ganda putra All England 2022 bersama, Muhammad Shohibul Fikri.
Demi merentang karier di panggung bulu tangkis, Bagas Maulana sempat tiga kali berganti klub. Terakhir, ia berlabuh ke PB Djarum pada 2012.
Di bawah tangan dingin Ade Lukas, bakat pemain kelahiran Cilacap ini mulai terasah.
Bagas banyak belajar mengenai teknik dan mengembangkan kemampuannya bersama sosok pelatih yang juga menangani Kevin Sanjaya Sukamuljo itu.
Selain itu, Bagas juga pernah dilatih oleh Sigit Budiarto yang merupakan legenda bulu tangkis Indonesia peraih gelar juara dunia ganda putra 1997.
“Saya bersyukur memiliki kesempatan dilatih oleh Mas Ade Lukas dan Mas Sigit," katanya.
"Pengalaman mereka berlaga di berbagai kejuaraan sebagai atlet ganda putra, dan juga mengasah atlet muda, memberi saya banyak wawasan dalam mengasah teknik dan kemampuan.”
Dampak positif yang dituai Bagas sejak bergabung dengan PB Djarum dan ‘berguru’ kepada Ade Lukas dan Sigit Budiarto terlihat jelas.
Pada tahun 2014, pebulu tangkis 23 tahun itu mulai berhasil mengoleksi beberapa gelar turnamen internasional.
Singapore Youth International, Djarum Sirnas Surabaya dan Men's Double Championships adalah beberapa ajang yang berhasil dimenangi.
Meski begitu, karier Bagas tak selamanya mulus. Ada momen di mana ia mengalami paceklik gelar, tepatnya sejak 2015 hingga sekitar pertengahan 2016.
Ketika itu, podium tertinggi yang bisa ia raih hanyalah runner up. Di masa-masa ini pula Bagas menemukan titik balik dari karier bulu tangkisnya.
“Kalau ditanya kecewa karena tidak juara, pasti kecewa. Ditambah lagi ayah juga bilang kalau masih gagal juara maka harus mundur dari bulu tangkis, ikut seleksi tentara saja," katanya.
"Tetapi saya tidak putus asa, ini justru memberikan saya motivasi untuk menunjukkan kemampuan saya di atas lapangan."
Upaya tak pernah mengkhianati hasil. Kerja keras Bagas terbayar dengan gelar juara di Djarum Sirnas Premier Jakarta Open 2016, Indonesia Junior Grand Prix 2016, dan Kejurnas Taruna 2016.
Alih-alih masuk jadi tentara seperti yang diutarakan sang ayah, pada Januari 2017 Bagas justru menjadi penghuni baru Pelatnas PBSI.
“Ketika masuk Pelatnas, saya sadar kalau saya harus berlatih ekstra keras lagi. Karena persaingan di sini ketat sekali," katanya.
"Istilahnya semua yang terbaik di Indonesia mayoritas ada di Pelatnas.”
Di titik inilah, perjuangan Bagas mengukir prestasi di panggung bulu tangkis dunia dimulai.
Demi menjadi pemain yang diperhitungkan di Pelatnas, Bagas rajin menambah porsi latihan di luar program latihan yang sudah ada.
“Kalau tidak menambah latihan sendiri di luar program yang ada, saya pasti ketinggalan dengan yang lain, karena banyak yang lebih hebat dari saya,” ungkapnya.
Pada akhirnya, perjuangan dan kesabaran Bagas Maulana selama lima tahun di Pelatnas membuahkan hasil yang sangat mengagumkan.
Ia berharap dan sangat yakin, kemenangan dari All England 2022 adalah keran pembuka dari prestasi-prestasi yang lebih tinggi di masa mendatang.
Baca Berita Bulu Tangkis Lainnya:
Bagas Maulana Ungkap Drama di Balik Gelar All England 2022
Curahan Hati Bagas/Fikri Usai Juara Ganda Putra All England 2022