SKOR.id – Final kepagian. Mungkin itu sebutan yang tepat untuk salah satu partai perempat final Liga Champions 2023-2024 yang mempertemukan Real Madrid melawan Manchester City.
Man City adalah klub dengan peringkat pertama Eropa saat ini sedangkan Madrid hanya ketiga. Namun, Madrid adalah pemenang terbanyak Liga Champions, 14 (1956-1960, 1966, 1998, 2000, 2002, 2014, 2016-2018, 2022).
Di sisi lain, Man City memang baru musim lalu mengangkat trofi si Kuping Besar. Tetapi, tidak ada yang memungkiri bila sejak ditangani pelatih Josep “Pep” Guardiola, The Citizens menjadi kekuatan baru nan menakutkan di Eropa.
Real Madrid akan menjadi tuan rumah terlebih dahulu pada leg 1 delapan besar Liga Champions nanti di Stadion Santiago Bernabeu pada 10 April 2024. Tepat sepekan berselang, Man City akan menjamu Madrid di Stadion Etihad.
Sebelum pertandingan nanti digelar, rasanya tidak ada salahnya membandingkan kekuatan kedua tim musim ini, utamanya di Liga Champions.
Ini Alasan Mengapa Mereka Bisa Memenangi Liga Champions
Man City memiliki Pep Guardiola, seorang pelatih dengan keinginan tiada henti untuk menang, ditambah skuad yang memiliki keinginan yang sama untuk menjadi yang terbaik adalah kombinasi yang tidak ada duanya.
Urgensi, fluency, dominasi bola, dan produk akhir serangan City tidak ada bandingannya. Dengan pemain-pemain seperti Erling Haaland, Rodri, dan Phil Foden berada di puncak kekuatan mereka, City membawa ancaman kekuatan yang tak terhentikan.
Real Madrid saat ini mungkin sedikit di bawah City. Tetapi, mereka mampu sangat sering memenangi Liga Champions karena mereka adalah Madrid. Liga Champions seolah sudah menjadi “taman bermain” bagi Madrid.
Pasukan pelatih Carlo Ancelotti hidup dan merasakan tekanan, kebanggaan, ambisi, tindakan bak Houdini, dan keagungan yang dibutuhkan klub mana pun untuk memenangi trofi ini. Tidak banyak (mungkin tak ada) klub di Eropa yang memiliki mentalitas sekuat Madrid jika sudah turun di Liga Champions.
Para pemain Madrid sekaliber Vinicius Junior, Jude Bellingham, Rodrygo, Toni Kroos, Eduardo Camavinga, hingga Fede Valverde (ditambah mungkin kembalinya Thibaut Courtois dan Eder Militao) masih mampu bermain bagus dalam kondisi apa pun di Liga Champions.
Bagaimana Kedua Tim Bermain?
Man City umumnya memakai formasi 4-1-4-1. Namun, itu hanya permulaan. Bek sayap terbalik, bek tengah yang masuk ke lini tengah, dan pemain sayap yang bergerak cepat di dalam dan di luar penjagaan mereka, membuat permainan City menjadi sulit ditebak karena pergerakan pemain yang cepat.
Guardiola menuntut banyak hal dari para pemainnya dan mereka biasanya mampu memenuhinya, salah satunya Rico Lewis. Sebagai bek kanan, Lewis berpindah ke lini tengah dengan mudah saat bermain, sebuah contoh sempurna dari fluiditas dan fleksibilitas yang dituntut Guardiola dari bintang-bintangnya.
Real Madrid biasa bermain penuh semangat. Formasi dominan Los Blancos saat ini adalah 4-4-2. Ancelotti memiliki banyak talenta di lini tengah dan, hingga cedera mengganggu, ia ingin menurunkannya sebanyak mungkin.
Namun alih-alih melihat empat pemain di lini tengah sebagai ukuran pertahanan (Madrid sebagian besar menggunakan formasi 4-3-3 sejak Ancelotti kembali), kuncinya adalah Bellingham, bergantian antara sisi kiri tanpa bola dan ujung berlian di lini tengah ketika Madrid menguasai bola, untuk kemudian menyerang ke kotak penalti dan mencetak gol. Mereka bisa dibilang tim dengan counter/transisi terbaik di Eropa saat ini.
Pelatih
Josep Guardiola (Man City) adalah salah satu pelatih paling berprestasi di dunia sepak bola. Guardiola memenangi Liga Champions ini dua kali saat menangani FC Barcelona sebelum mengakhiri penantian 12 tahunnya untuk meraih kemenangan ketiga bersama City musim lalu.
Meraih tiga gelar liga masing-masing saat memimpin klub Catalan dan FC Bayern Munchen, dan meraih lima gelar juara Liga Inggris bersama City dengan terakhir pada 2022-2023 lalu. Treble bersejarah musim lalu bisa dibilang merupakan puncak kejayaan pelatih asli Catalan, Spanyol, itu.
Carlo Ancelotti (Real Madrid) adalah pelatih Madrid saat merebut La Decima (gelar ke-10 Liga Champions) pada tahun 2014.
Pria Italia itu kembali menjabat untuk kedua kalinya di Madrid pada musim panas 2021 dan menulis ulang buku sejarah dengan menjadi pelatih pertama yang memenangi Piala Eropa/Liga Champions sebanyak empat kali.
Karena juga meraih gelar La Liga pada 2021-2022, Ancelotti menjadi pelatih pertama yang berhasil memenangi kejuaraan di Italia, Inggris, Prancis, Jerman, dan Spanyol.
Pemain Kunci
Rodri (Man City) ibarat azimat kemenangan bagi Man City. Kapanpun pria asal Spanyol itu bermain, City hampir selalu menang. Pemain jangkar lini tengah ini memiliki tingkat keterampilan, ketenangan, dan otoritas yang hanya dimiliki sedikit orang. Perannya itu biasanya memungkinkan City untuk mengontrol permainan sejak awal.
Dengan Kevin De Bruyne yang baru saja kembali dari cedera jangka panjang, kehadiran dan penampilan Rodri sangat penting dalam memberikan City platform yang stabil untuk membongkar lawan.
Jude Bellingham (Real Madrid). Kepindahan pemain internasional Inggris itu ke Madrid adalah salah satu yang paling menarik perhatian di musim panas lalu.
Setelah mewarisi nomor punggung 5 ikonik milik Zinedine Zidane, hal-hal besar diharapkan terjadi pada salah satu gelandang paling berbakat di sepak bola Eropa di Santiago Bernabeu. Apa yang telah ia hasilkan telah mengejutkan bahkan para pendukung terbesarnya.
Real Madrid dan Man City selalu bertemu di semifinal Liga Champions dalam dua musim terakhir. Pada 2021-2022, Man City menang 4-3 di kandangnya dan kemudian menyerah 1-3 di Bernabeu. Madrid sendiri akhirnya kemudian merebut gelar.
Musim 2022-2023 lalu menjadi balas dendam sempurna bagi City. Usai menahan Madrid 1-1 di kandangnya, mereka menghantam Los Blancos dengan skor 4-0 di Etihad.
“Sekarang kami akan menghadapi Real Madrid. Tetapi kami mampu mengalahkan mereka musim lalu di semifinal, jadi kami akan mencoba mengingatnya,” kata Txiki Begiristain, Direktur Sport Man City, seusai menyaksikan hasil undian perempat final Liga Champions 2023-2024.
“Kami harus ingat mampu mengalahkan mereka musim lalu di semifinal dan kami bermain di kandang sendiri pada leg kedua.
“Kami melakukan pekerjaan yang sangat baik di leg kedua tetapi kami perlu mengingat betapa kuatnya mereka dan bahwa mereka berada di puncak liga dan selalu menikmati kompetisi ini.
Liga Champions adalah sejarah Real Madrid. Setiap kali mereka menghadapi kompetisi ini, mereka berpikir mereka akan menang.
“Satu hal yang perlu diingat adalah kami percaya diri karena status juara bertahan. Kami melakukannya dengan baik, kami telah berjuang dalam beberapa tahun terakhir untuk kompetisi ini dan pada akhirnya memenangkannya.”
Direktur Hubungan Institusional Real Madrid Emilio Butragueno langsung merespons hasil undian delapan besar Liga Champions yang kembali mempertemukan klubnya dengan Man City yang musim ini datang selaku juara bertahan.
“Kami Real Madrid dan kami menyukai tantangan. Man City saat ini juara bertahan dan kami saling mengetahui kekuatan masing-masing, jadi saya tidak perlu menjelaskannya,” ucap Butragueno yang juga legenda Madrid, kepada Realmadrid TV.
“Saya rasa akan ada dua laga luar biasa nantinya. Kami harus merebut hasil bagus di Bernabeu (leg 1) dan mempertahankannya di Manchester.
“Mari kita tunggu dan lihat siapa yang akan menjadi yang terkuat. Semua pemain ingin turun dan menunjukkan kemampuan terbaik. Bernabeu akan membantu kami dan itu akan menjadi motivasi buat pemain.
“Level kesulitan pertandingan ini memang tinggi. Tetapi, para pemain ingin menunjukkan siapa mereka. Man City tim yang sangat kuat, kami pernah menghadapi mereka dan kini harus kembali melakukannya. Mereka sangat, sangat kuat namun kami juga memiliki sederet pemain yang sangat bagus.”