- Hari Sepeda Dunia atau yang biasa disebut Hari Sepeda Sedunia atau Hari Sepeda Internasional dirayakan setiap 3 Juni.
- Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menentukan 3 Juni sebagai Hari Sepeda Dunia sejak 2018.
- Prestasi balap sepeda Indonesia pun mengalami naik turun yang beragam dalam puluhan tahun terakhir. Berikut pencapaian Indonesia di level Olimpiade dan Asia.
SKOR.id - Sejak 2018, PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) menentukan 3 Juni sebagai World Bicycle Day (Hari Sepeda Internasional/Hari Sepeda Sedunia).
Dalam perayaan Hari Sepeda Dunia/Hari Sepeda Sedunia/Hari Sepeda Internasional, para atlet balap sepeda Indonesia pun turut merayakan hari tersebut.
Berita Balap Sepeda Lainnya: Vietnam Bakal Jadi Negara Pertama Gelar Lomba Balap Sepeda Setelah Pandemi
Dari sisi prestasi, prestasi balap sepeda Indonesia telah ada sejak puluhan tahun lalu. Bahkan, sebelum Hari Sepeda Sedunia diciptakan.
Para pembalap sepeda Indonesia pun tampil dalam Olimpiade.
Pada Olimpiade 1960 di Roma, Italia, tim balap sepeda Indonesia, turun dalam dua nomor.
Kala itu, tim Indonesia turun dalam kategori road race (balapan jalan raya) pada nomor individual road race dan time trial tim.
Hendrik Brocks, Rusli Hamsjin, Theo Polhaupessy, dan Sanusi adalah empat pembalap sepeda yang tampil dalam Olimpiade 1960.
Meski belum bisa menghasilkan medali, Hendrik Brocks, Rusli Hamsjin, Theo Polhaupessy, dan Sanusi, menjadi pioner pembalap sepeda Indonesia dalam Olimpiade.
Sempat tak lagi tampil dalam beberapa Olimpiade sejak Olimpiade 1960, balap sepeda Indonesia akhirnya kembali mentas dalam Olimpiade 1992 di Barcelona, Spanyol.
Pada Olimpiade 1992, dua pembalap putra Indonesia bersaing dalam kategori trek.
Tulus Widodo Kalimanto tampil dalam nomor sprint dan Herry Janto Setiawan pada nomor 1 km time trial.
Meski belum bisa meraih medali, hasil ini cukup baik karena Tulus Widodo Kalimanto dan Herry Janto Setiawan bisa sampai ke Olimpiade setelah 32 tahun tak tampil di ajang multicabang empat tahunan tersebut.
Berita Balap Sepeda Lainnya: Tim Balap Sepeda BMX Indonesia Butuh Peralatan Latihan Virtual
Setelah Olimpiade 1992, Indonesia tak lagi tampil dalam Olimpiade. Santia Tri Kusuma mengakhiri kebuntuan itu pada Olimpiade 2004 di Athena, Yunani.
Dalam Olimpiade 2004, Santia Tri Kusuma tampil dalam kategori trek nomor points race dan belum bisa meraih medali.
Kali terakhir, Indonesia diwakili oleh Toni Syarifudin dalam nomor BMX putra dalam Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.
Level Asia
Dalam level Asia, Tonton Susanto menjadi peraih perak individual time-trial road race pada Kejuaraan Balap Sepeda Asia 1992.
Bernard van Aert meraih perak dalam kategori trek melalui nomor points race putra serta perunggu melalui nomor scratch dalam Kejuaraan Balap Sepeda Asia 2020.
Agus Yulianto meraih dua perunggu Kejuaraan Asia. Pertama pada 2002 dan kedua pada 2004 melalu kategori trek nomor elimination race.
Skuad putri Indonesia juga memiliki hasil baik di level Kejuaraan Asia.
Uyun Muzizah merebut empat perunggu Kejuaraan Asia 2007 dalam kategori trek nomor sprint dan nomor time trial 500 meter serta perak dalam nomor individual pursuit (2002) plus satu perunggu dari elimination race (2002).
Crismonita Dwi Putri menyamai pencapaian Uyun Muzizah dalam Kejuaraan Balap Sepeda Asia 2019.
Ya, Crismonita Dwi Putri merebut perunggu pada nomor time trial 500 meter.
Nurhayati juga memiliki prestasi baik dalam Kejuaraan Balap Sepeda Asia.
Nurhayati meraih dua perak dari points race dalam Kejuaraan Balap Sepeda Asia 1995 dan 2001 serta perunggu individual pursuit 2001 dan perunggu elimination race 2001.
Santia Tri Kusuma yang tampil dalam Olimpiade 2004 juga memiliki prestasi baik.
Berita Balap Sepeda Lainnya: Hobi Bikin Kue, Pembalap Sepeda Ruth Winder Raih Untung Saat Pandemi
Santia Tri Kusuma merebut perak scratch pada 2008 dan perunggu pada 2007 dalam Kejuaraan Balap Sepeda Asia.
Bahkan, dia meraih emas nomor omnium pada 2009 dan emas elimination race 2002.
Dalam nomor team sprint putri, Uyun Muzizah dan Santia Tri Kusuma merebut perak pada Kejuaraan Asia 2007.
Team pursuit putri juga meraih perak pada 2001 dan perunggu pada 2009.
Level Asian Games
Pada level Asian Games, Indonesia juga memiliki hasil baik.
Hasil baik ini dimulai dari Asian Games 1962 ketika Indonesia menjadi tuan rumah.
Hendrick Brocks meraih tiga emas dalam kategori road race Asian Games 1962.
Hendrick Brocks merebut emas melalui nomor open, tim, dan time trial tim putra. Aming Priatna meraih perunggu nomor open putra pada Asian Games 1962.
Emas pada 1962 itu menjadi yang terakhir bagi tim road race Indonesia. Sejak saat itu, Indonesia hanya mengoleksi tiga perak tambahan.
Fanny Gunawan meraih perak pada Asian Games 1986 pada nomor individual road race putra, Uyun Muzizah pada individual road race putri Asian Games 2002, dan Santia Tri Kusuma pada nomor yang sama pada Asian Games 2010.
Emas Indonesia selanjutnya pada Asian Games datang dari Khoiful Mukhib dan Tiara Andini Prastika melalui kategori mountain bike (MTB) nomor downhill putra dan putri dalam Asian Games 2018.
Pada kategori MTB nomor downhill, dua perunggu juga telah diraih. Risa Susesanty pada nomor putri dalam Asian Games 2002 dan Nining Porwaningsih dalam Asian Games 2018.
Dalam empat kategori balap sepeda, BMX dan trek Asian Games saja yang belum pernah mempersembahkan emas bagi Indonesia.
Dalam kategori BMX, Indonesia sudah mengoleksi dua medali, yakni perak dari I Gusti Bagus Saputra (BMX putra) dan perunggu dari Wiji Lestari (BMX putri).
I Gusti Bagus Saputra dan Wiji Lestari meraih medali pada Asian Games 2018 ketika Indonesia menjadi tuan rumah.
Pada kategori trek, Uyun Muzizah meraih perak individual pursuit 3.000 meter putri pada Asian Games 2002 serta dua perunggu dari Nurhayati pada Asian Games 1990 melalui nomor 1 km time trial putri dan Santia Tri Kusuma (points race putri-Asian Games 2002).
Berita Balap Sepeda Lainnya: Peter Sagan, Pembalap Sepeda dengan Gaji Tertinggi Musim Ini
Dalam level SEA Games, Indonesia meraih hasil tak konsisten dalam 15 tahun terakhir.
Berikut raihan medali Indonesia dalam SEA Games dalam 15 tahun terakhir.
SEA Games (Emas, Perak, Perunggu)
2019 di Filipina: 1, 4, 2
2017 di Malaysia: 2, 2, 7
2015 di Singapura: 1, 0, 0
2013 di Myanmar: 5, 4, 3
2011 di Indonesia: 12, 8, 9
2009 di Laos: 3, 1, 1
2007 di Thailand: 5, 2, 4
2005 di Filipina: 4, 3, 3