- Pelatih tunggal putra Malaysia, Hendrawan, dihadapkan dengan dilema setelah Olimpiade Tokyo 2020 resmi ditunda.
- Pada satu sisi, Hendrawan senang karena semua orang bisa fokus pada aspek kesehatan dan keselamatan dalam menghadapi virus corona (Covid-19).
- Akan tetapi, penundaan kompetisi dalam jangka waktu yang lama dianggap Hendrawan bisa merusak momentum tunggal putra Malaysia.
SKOR.id - Keputusan Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan pemerintah Jepang menunda Olimpiade Tokyo 2020 ternyata menghadirkan dilema bagi Hendrawan.
Pada Selasa (24/3/2020), Olimpiade Tokyo 2020 resmi ditunda hingga musim panas 2021 untuk menghindari risiko persebaran virus corona (Covid-19).
Hendrawan yang bertugas sebagai pelatih sektor tunggal putra Malaysia menyambut keputusan tersebut dengan dua sikap yang berbeda.
Pada satu sisi, Hendrawan merasa senang karena kebijakan ini dianggap paling tepat di tengah kondisi dunia yang tak stabil karena virus corona.
Akan tetapi, penundaan kompetisi dalam jangka waktu yang lama juga membuat Hendrawan was-was dengan kondisi fisik dan performa anak didiknya.
Baca Juga: Olimpiade 2020 Ditunda, Pasangan Independen Malaysia Pusing Masalah Sponsor
"Keputusan ini bagus untuk semua orang karena kita sekarang bisa fokus pada kesehatan dan keselamatan. Pemain juga memiliki waktu tambahan untuk persiapan," kata Hendrawan.
"Pada sisi lain, penundaan turnamen akan merusak ritme pemain Malaysia yang masih cukup muda. Saya takut mereka belum cukup dewasa menghadapi ini," Hendrawan menuturkan.
Saat ini, Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) telah menangguhkan seluruh kompetisi sejak 16 Maret hingga 12 April 2020.
Namun pada kenyataannya, semua turnamen BWF yang tercantum hingga pekan ke-18 musim kompetisi 2020 (28 April-3 Mei) sudah mengalami penundaan atau pembatalan.
Penundaan turnamen dalam jangka waktu yang lama ini dikhawatirkan Hendrawan dapat meredupkan semangat juang anak didiknya, terutama Lee Zii Jia.
Ya, Lee Zii Jia tengah berada dalam kondisi on fire setelah berhasil menembus semifinal All England 2020 yang membawanya menjadi tunggal putra nomor 10 dunia.
Selain Lee Zii Jia, Hendrawan juga menyoroti performa Cheam June Wei yang mulai meningkat sejak ajang Badminton Asia Team Championship 2020 pertengahan Februari lalu.
Baca Juga: Carolina Marin: Penundaan Olimpiade 2020 adalah Solusi Terbaik
"Pemain kami sedang mendapat hasil bagus. Ada api yang membara dan mereka sedang berada dalam motivasi tinggi. Namun semuanya kini telah berubah," ucap Hendrawan.
Kini, pria kelahiran Malang 47 tahun yang lalu itu hanya bisa berharap anak didiknya menjaga performa masing-masing.
Apalagi pemerintah Malaysia sudah menerapkan kebijakan lockdown yang membuat seluruh rakyatnya tak bisa beraktivitas seperti biasa.
"Saya meminta mereka untuk menjaga kebugaran," kata mantan pemain tunggal putra Indonesia ini.
"Saya akan berbicara dengan mereka begitu para pemain diperbolehkan kembali menjalani sesi latihan," Hendrawan memungkasi.