SKOR.id - Apa sebenarnya pentingnya keberadaan live streamer alias community casters dalam sebuah kompetisi esports?
Live streamer alias community casters adalah pihak-pihak independen yang menyiarkan kembali sebuah turnamen, biasanya dibarengi dengan diri mereka sebagai komentator terhadap turnamen esports tersebut.
Di dunia digital seperti saat ini, keberadaan live streamer merebak seperti jamur di musim penghujan.
Hal ini karena memang keberadaan para community casters juga dicari oleh para penonton.
Banyak penonton yang lebih memilih menonton pertandingan esports di kanal para live stremer, dibandingkan menonton lewat kanal resmi.
Alasannya? Ada banyak.
Community casters biasanya lebih bebas untuk berkomentar, tak terkungkung oleh belenggu nilai-nilai yang harus dipegang oleh caster di kanal resmi.
Artinya, reaksi yang ditunjukkan di depan kamera lebih natural, dan banyak penonton yang mencari hal tersebut.
Alasan lainnya, menonton bersama live streamer membuat penonton memiliki teman untuk menonton, tak merasa kesepian seperti saat menonton di kanal resmi.
Selain itu, biasanya live streamer juga sudah punya nama sebagai influencers, banyak penonton yang memang nge-fans dengan sang community casters dan menonton lewat kanal yang bersangkutan.
Live streamer juga bermacam-macam, ada yang memang murni karena kehendak sendiri, ada yang memang dibayar oleh turnamen tersebut untuk menjadi community casters.
Sebuah skena esports contohnya, mereka bisa menyewa jasa live streamer untuk memperluas jangkauan mereka, atau bisa menyewa jasa influencers game tandingan mereka untuk menarik minat fans game rival untuk berpindah ke game mereka.
Intinya, keberadaan mereka sangat penting artinya untuk sebuah turnamen, gelaran Esports World Cup 2024 bisa jadi contoh terbaru.
(Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).
Hampir Separuh
Live streamer kini memang sudah menjadi bagian vital dari dunia esports modern, ikut menambah statistik penonton di turnamen-turnamen besar.
Dampak ini tampak nyata dalam gelaran Esports World Cup 2024 yang dihelat di Riyadh, Arab Saudi, pada Juli sampai Agustus kemarin.
Laporan dari Esports Charts mengatakan bahwa secara keseluruhan, Piala Dunia Esports mendapatkan 120 juta jam tonton dari semua skena esports yang dipertandingkan.
Community casters berkontribusi 43,2 persen dari jumlah total!
Artinya, hampir separuh penonton Piala Dunia Esports menonton turnamen tersebut di luar kanal resmi.
Meski begitu, memang proporsi live streamer berbeda-beda di setiap game.
Call of Duty: Warzone misalnya, turnamen mereka punya persentase community casters terbesar dibanding siaran resmi, diikuti oleh skena esports Call of Duty: MW III, Teamfight Tactics, Fortnite, dan Apex Legends.
Sedangkan di spektrum sebaliknya, Honor of Kings, Mobile Legends, PUBG Mobile, PUBG, dan Free Fire jadi game-game dengan catatan penonton di kanal resmi tertinggi, dibandingkan siaran oleh live streamer.
Mobile Legends contohnya, kanal resmi mereka mendapatkan jam tonton empat kali lebih banyak dari total jam tonton community casters.
Ada beberapa community casters dengan catatan penonton terbanyak di Esports World Cup 2024.
Dota 2 jadi penyumbang terbanyak di lima besar dengan mengirimkan empat wakil: Nix, just_ns, Gorgc, dan KuyaNic.
Sedangkan satu live streamer lainnya yang ada di lima besar adalah R7 Tatsumaki asal Indonesia yang menjadi live streamer Mobile Legends.
Nix jadi yang teratas, ia merupakan streamer Dota 2 asal Rusia dan siarannya menggunakan Bahasa Rusia.
Total jam tonton Nix tercatat seperempat dari total jam tonton turnamen Dota 2 Esports World Cup 2024 berbahasa Rusia.
Nix adalah mantan pemain pro Dota 2 yang pindah menjadi streamer mulai 2021 lalu, ia memiliki 820 ribu follower di Twitch dan jadi salah satu streamer terbesar di Rusia.
Sedangkan just_ns yang ada di tempat kedua adalah rekan Nix, juga sama-sama dari Rusia. Jumlah jam tontonnya memang hanya separuh dari Nix, tetapi ia sudah menjadi streamer dan influencers besar dalam satu dekade terakhir di Rusia.
Berbeda dengan Gorgc, streamer asal Swedia. Ia menjadi salah satu streamer Dota 2 berbahasa Inggris terbesar di dunia.
Ia adalah mantan pemain pro dan kini kerap muncul di turnamen resmi sebagai analis.
Sedangkan KuyaNic adalah streamer Dota 2 dari Filipina dan menggunakan Bahasa Tagalog dalam siarannya. Ia adalah salah satu sosok terbesar di dunia Dota 2 Filipina.
R7 Tatsumaki menjadi satu-satunya di lima besar yang tak menyiarkan Dota 2, ia adalah live streamer Mobile Legends.
R7 punya nama besar saat menjadi pemain pro bersama RRQ Hoshi, memenangi MPL Indonesia tiga kali.
Satu streamer dengan bahasa lain yang juga mendapatkan banyak penonton adalah Korea.
phonics1 menjadi pentolannya, ia jadi streamer dengan penonton terbanyak di Esports World Cup untuk community casting berbahasa Korea. Ia adalah streamer game League of Legends.
Ia juga jadi satu-satunya streamer yang melakukan siaran di AfreecaTV, sebuah platform streaming yang populer di Korea Selatan.