- Pebulu tangkis Hong Kong, Cathy Chau Hoi Wah, diam-diam telah memutuskan pensiun pada 5 Juni 2020.
- Kejuaraan Dunia 2017 adalah momen berkesan bagi perempuan 34 tahun tersebut karena berhasil menyabet medali perak.
- Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir adalah rival terberatnya selama aktif sebagai atlet.
SKOR.id - Pebulu tangkis asal Hong Kong, Cathy Chau Hoi Wah, diam-diam memutuskan pensiun tepat pada hari ulang tahunnya ke-34, 5 Juni 2020.
Hampir sebulan seusai memutuskan keluar dari pelatnas Hong Kong untuk pensiun, Cathy Chau Hoi Wah mengungkapkan isi hatinya seputar keputusan menggantung raket.
Pebulu tangkis ganda campuran itu mengaku sempat galau memutuskan pensiun tetapi kini sudah mulai lega dan bersyukur dengan seluruh pencapaiannya sebagai atlet.
"Perasaan saya campur aduk. Saya tahu kalau suatu hari pasti pensiun. Saya juga sudah merencanakannya dan berdiskusi dengan keluarga serta pelatih," kata Cathy Chau Hoi Wah.
"Namun, ketika saatnya tiba untuk pensiun, rasanya sangat menyentuh. Senang Juga sedih karena waktu cepat berlalu. Saya bangga dengan pencapaian saya. Saya pensiun tanpa penyesalan."
Ganda campuran Hong Kong pertama yang menjuarai Kejuaraan Asia (2014) itu menyebut Kejuaraan Dunia 2017 sebagai memori terindahnya selama 15 tahun berkarier.
Hoi Wah yang berpasangan dengan Lee Chun Hei Reginald sukses menembus semifinal dan meraih medali perunggu dalam kejuaraan yang berlangsung di Glasgow, Inggris tersebut.
"Rasanya luar biasa bisa meraih medali di Kejuaraan Dunia. Turnamen ini berbeda dari superseries atau tur lainnya."
"Ajang ini hanya setahun sekali. Kami bertarung bukan untuk uang tetapi kebanggaan. Rasanya bangga bisa melihat bendera (Hong Kong) berkibar dari podium," ujar Hoi Wah.
Cathy Chau Hoi Wah was unique in at least one respect. While many players have made the journey East to West, she did the opposite, moving to Hong Kong from Canada to pursue her dreams as a professional player.https://t.co/relKnhfNIs— BWF (@bwfmedia) June 27, 2020
Selain medali, faktor lain yang membuat Kejuaraan Dunia 2017 berkesan di mata Hoi Wah adalah pertemuannya dengan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Bagi Hoi Wah, pasangan peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 tersebut adalah paket komplet yang sulit ditembus.
"Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad adalah lawan terberat. Kami bertemu berkali-kali tetapi selalu saja kalah. Mereka seperti pembunuh gelar juara buat kami," katanya.
"Saya sangat menyukai kerja keras yang ditunjukan oleh Ahmad dan Natsir. Mereka terus berubah setiap tahunnya. Mereka pasangan yang sangat cerdas dan pintar."
Perempuan 34 tahun ini pun mengaku sangat menikmati setiap pertemuannya dengan Tontowi/Liliyana di atas lapangan pertandingan.
Meski dari sembilan kali pertemuan yang terjadi, ia dan Lee Chun Hei Reginald harus menelan tujuh kekalahan.
"Kekuatan Ahmad terdapat dalam penempatan bola dan serangannya, sedangkan Natsir lewat pukulan di depan net. Saya selalu ingat betapa menyenangkannya melawan mereka."
"Saya tidak peduli menang atau kalah. Saya selalu menikmati setiap tantangan dan momen yang berlangsung. Itulah mengapa saya jarang selebrasi berlebihan," ia menuturkan.
Dilansir dari BWF Badminton, dua kemenangan Lee/Hoi Wah atas Tontowi/Liliyana terjadi pada ajang Australia Open dan Superseries Finals 2015.
Sementara pertemuan terakhir mereka terjadi di perempat final Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. Kala itu, Lee/Hoi Wah kalah 15-21, 21-17, 16-21 dari Tontowi/Liliyana.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Pisah dari Alberto Quilani, Aktris Michela Quattrociocche Gandeng Pengusaha Hotelhttps://t.co/H8hiTEsAdn— SKOR Indonesia (@skorindonesia) June 29, 2020
Tontowi Ahmad Pensiun, Ini Daftar Prestasi Ikonik Miliknya
PBSI Puas dengan Klarifikasi BWF soal Poin Gratis untuk Cina dan Hong Kong