SKOR.id - Jersey teranyar Timnas Indonesia telah resmi diluncurkan sejak 18 Maret 2024 di Jakarta. Jersey besutan Erspo itu pun langsung menuai perhatian, yang memunculkan pro dan kontrak di masyarakat pencinta Timnas Indonesia.
Bahkan, pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae Yong, juga sempat komplain terkait jersey latihan yang tidak menyerap keringat. Namun pihak Erspo langsung memberikan respons.
Desain jersey utama yang terinspirasi dari jersey Timnas Indonesia pada 1981 itu, memunculkan komentar beragam. Termasuk memantik komentar dari komunitas Kolektor Jersey Timnas Indonesia (KJTI).
Menurut Budi Frastio, salah satu dedengkot KJTI, jersey tersebut terlalu simpel saat diluncurkan. Namun saat dipakai di pertandingan resmi, dengan penambahan patch dan nameset, membuat jerseynya lebih menarik.
Memang, jersey tersebut sudah digunakan secara perdana oleh Timnas Indonesia saat menjamu Vietnam di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, 21 Maret lalu.
"Cuma memang letak garuda dan apparel mungkin agak kurang naik sedikit, tapi saya percaya itu sudah sesuai dengan regulasi. Apalagi untuk event resmi FIFA pasti sudah mengikuti FIFA Equipment Regulation 2021, cuma kalau bisa naik sedikit pasti lebih oke lagi," ujar Budi, kepada Skor.id.
"Bahan jersey yang lebih tipis dan ringan dibanding apparel sebelumnya juga tidak membuat jersey mudah sobek ketika ada tarikan. Padahal itu salah satu yang dikhawatirkan, logo garuda juga aman tidak ada kendala seperti copot atau lepas. Cuma karena background putih ketika terkena cahaya membuat garuda tidak terlihat," Budi menambahkan.
KJTI merasa pro dan kontra terhadap jersey baru selalu ada. Menurut Budi, sebaiknya apparel menerima kritikan tersebut sebagai evaluasi untuk jersey yang akan dirilis ke depannya.
"Apparel sebelumnya (Mills) juga sama banyak kritikan pun didengar dan jadi masukan. Makanya periode kedua kan jersey-nya punya standar yang tinggi. Sebagai pencinta jersey, selayaknya memberikan kritik yang baik dan tidak sebatas mencaci," Budi menjelaskan.
Lebih lanjut, Budi mengungkapkan KJTI saat ini memiliki kampanye 1 orang untuk 1 jersey original Timnas Indonesia. Jadi bagaimana pun desainnya para anggota KJTI tetap akan membeli jersey tersebut.
Menyoroti soal pembajakan atau jersey KW yang sudah banyak muncul di toko online, Budi mengatakan dengan keluarnya jersey versi suporter, bisa mengurangi fans membeli produk kw tersebut. Meski tidak terlalu signifikan.
"Masih banyak yang tidak aware terhadap pemakaian produk original, bahkan di media sosial akhir-akhir ini dihebohkan oleh presenter televisi dan content creator yang masih menggunakan jersey KW saat televisi tersebut menyiarkan live pertandingan timnas. Padahal mereka sebenarnya bisa berkolaborasi ke apparel untuk bisa saling menguntungkan," ucap Budi.