- Tetapi dalam 10 tahun terakhir ini regenerasi pemain nampaknya semakin sulit untuk beberapa regional, khususnya Amerika Utara.
- Hal ini juga diungkapkan langsung oleh salah satu pemain Dota 2 asal Amerika Serikat yaitu Wu "Sneyking" Jingjun.
- Pemain yang justru bermain untuk Tundra Esports di DPC Eropa Barat tersebut menyebutkan kekhawatirannya atas kondisi buruk di regional Amerika Utara tersebut.
SKOR.id - Dota 2 merupakan salah satu game yang mempunyai ekosistem esport yang terbesar di dunia.
Bahkan tercatat Dota 2 adalah game dengan turnamen yang mempunyai hadiah terbesar di dunia yaitu The International.
Tetapi dalam 10 tahun terakhir ini regenerasi pemain nampaknya semakin sulit untuk beberapa regional.
Salah satunya adalah regional Amerika Utara yang kini sudah kalah jauh jika dibandingkan regional lainnya.
Hal ini juga diungkapkan langsung oleh salah satu pemain Dota 2 asal Amerika Serikat yaitu Wu "Sneyking" Jingjun.
Pemain yang justru bermain untuk Tundra Esports di DPC Eropa Barat tersebut menyebutkan kekhawatirannya atas kondisi buruk di regional Amerika Utara tersebut.
"Saya rasa Dota regional NA saat ini sedang dalam keadaan yang sangat buruk, dengan salah satu faktor terbesarnya adalah jumlah pemain yang sangat sedikit," ujar Sneyking.
"Untuk EU, totalnya ada 10x jumlah pemain dari NA dan alhasil ada banyak game yang terjadi, menandakan kalau Dota di EU memiliki jumlah pemain yang banyak. Sebagai regional, NA memang sedang kekurangan pemain," imbuhnya.
Berkurangnya pemain Dota 2 di Amerika Utara ini memang tak lepas dari persaingan game PC yang sangat ketat di wilayah tersebut.
Bisa disebut khusus untuk wilayah Amerika Serikat, Dota 2 masih kalah populer dengan game-game seperti Fortnite, LoL, hingga Valorant.
Apalagi saingan Dota 2, LoL sangat gencar sekali mengembangkan gamenya di regional Amerika Utara.
Berita Dota 2 lainnya:
BOOM Esports Pastikan Diri Lolos Babak Playoff Upper Bracket PGL Arlington Major 2022
Harga Tiket The International Dianggap Terlalu Mahal