SKOR.id - Mantan petarung kontroversial Conor McGregor mengumumkan pada Kamis (20/3/2025), bahwa ia akan mencalonkan diri dalam pemilihan Presiden Irlandia tahun ini.
Dalam pengumuman tersebut, ia menegaskan bahwa pencalonannya berlandaskan sikap menentang kebijakan imigrasi baru Uni Eropa yang bertujuan untuk membagi beban pemrosesan suaka secara lebih merata di seluruh blok tersebut.
“Siapa lagi yang akan berdiri menentang pemerintah dan menolak rancangan undang-undang ini?” tulis McGregor di Instagram kepada lebih dari 46 juta pengikutnya.
“Setiap kandidat lain yang mereka coba ajukan tidak akan mampu melawan mereka. Aku bisa!” tambahnya.
Pengumuman ini muncul hanya beberapa hari setelah McGregor, 36 tahun, muncul di Gedung Putih bersama Donald Trump pada Hari St. Patrick.
Kemunculan McGregor di Gedung Putih bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri Micheál Martin ke AS untuk bertemu dengan Trump. Dalam konferensi pers di Gedung Putih, McGregor kembali menyerang kebijakan imigrasi Irlandia, menyebut pemerintahan saat ini sebagai pemerintahan tanpa aksi dan tanpa pertanggungjawaban.
“Saatnya Amerika mengetahui apa yang terjadi di Irlandia. Yang terjadi di Irlandia adalah sebuah tragedi. Pemerintah kami tidak melakukan apa-apa,” katanya.
Sementara itu, ketika ditanya oleh seorang wartawan tentang tokoh Irlandia favoritnya, Trump menjawab, “Oh, ada banyak sekali — apa kau bercanda? Aku suka petarung kalian; dia punya tato terbaik yang pernah kulihat. Conor itu hebat, kan?” tuturnya.
Pada lain pihak, Perdana Menteri Irlandia Micheál Martin mengecam komentar McGregor, menyebutnya tidak mencerminkan semangat Hari St. Patrick, atau pandangan rakyat Irlandia.
Peluang Politik McGregor
Sejak 2022, McGregor telah secara terbuka mendukung protes anti-imigrasi di Irlandia. Beberapa politisi menuduhnya memperburuk ketegangan dengan mengobarkan sentimen anti-imigran secara daring, terutama mengingat sejarah panjang Irlandia sebagai negara emigran.
Berdasarkan data dari Kantor Statistik Pusat Irlandia, negara dengan populasi sekitar 5 juta jiwa ini menerima 141.600 imigran dalam setahun hingga April 2023, angka tertinggi dalam 16 tahun terakhir. Banyak dari mereka tertarik oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat di Irlandia. Namun, bagi sebagian besar pekerja lokal, manfaat ekonomi ini tidak terasa, sementara harga rumah dan biaya sewa semakin sulit dijangkau.
Pemilu presiden Irlandia berikutnya harus berlangsung paling lambat pada 11 November 2025. Dalam unggahan Instagram-nya, McGregor berjanji akan mengadakan referendum untuk meninjau kembali undang-undang imigrasi Uni Eropa jika terpilih.
“Meskipun saya sangat menentang pakta ini, keputusan ini bukan milik saya ataupun pemerintah. Ini adalah pilihan rakyat Irlandia! Selalu!” tulisnya.
“Inilah masa depan Irlandia jika saya menjadi Presiden.”
Namun, McGregor menghadapi tantangan besar untuk bisa masuk dalam daftar kandidat resmi. Di Irlandia, calon presiden harus mendapatkan dukungan dari setidaknya 20 dari 234 anggota parlemen atau dari empat dari 31 dewan lokal. Mengingat sedikitnya politisi Irlandia yang mendukung pandangan ekstremnya, peluangnya untuk mendapatkan pencalonan resmi tampak kecil.
Selain itu, banyak anggota parlemen secara terbuka mengkritiknya, terutama setelah kasus perdata yang menimpa dirinya tahun lalu.
Seperti diketahui, McGregor, yang lahir di Dublin, Irlandia, adalah mantan ikon Ultimate Fighting Championship (UFC) dan petarung pertama yang memegang dua sabuk juara dunia secara bersamaan. Forbes bahkan menobatkannya sebagai atlet dengan bayaran tertinggi di dunia pada 2021.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ia menjadi sosok kontroversial di Irlandia, terlibat berbagai skandal hukum, termasuk tuduhan pelecehan seksual yang selalu ia bantah.
Pada Januari, seorang wanita mengajukan gugatan perdata yang menuduh McGregor melakukan kekerasan seksual saat Final NBA 2023 di Miami. Kasus ini sempat diselidiki oleh polisi, tetapi jaksa wilayah Miami-Dade memutuskan untuk tidak mengajukan tuntutan. McGregor membantah semua tuduhan tersebut.
Tahun lalu, juri perdata di Dublin memerintahkan McGregor membayar hampir 250.000 euro (sekitar Rp4,4 miliar) kepada seorang wanita yang mengklaim dirinya diperkosa dan dianiaya secara brutal oleh McGregor di sebuah hotel pada 2018. McGregor bersikeras bahwa hubungan tersebut terjadi atas dasar suka sama suka dan berjanji akan mengajukan banding.
Selain itu, McGregor juga aktif menyerang berbagai pihak di media sosial. Para analis politik dan pakar ekstremisme sayap kanan mengatakan bahwa nasionalisme Irlandia yang dulu membuatnya populer sebagai petarung kini telah berkembang menjadi bentuk ekstremisme sayap kanan.