- Pelatih Serena Williams, Patrick Mouratoglou, berharap Ultimate Tennis Showdown akan menajadi turnamen tenis reguler.
- Patrick Mouratoglou menganggap bahwa Ulitimate Tennis Showdown edisi perdana yang digelar dalam masa pandemi 2020 telah memiliki pangsa pasar.
- Patrick Mouratoglou meyakini bahwa Ultimate Tennis Showdown adalah turnamen tenis yang berbeda.
SKOR.id - Pelatih Serena Williams, Patrick Mouratoglou, berniat mendaftarkan turnamen mini bertajuk Ultimate Tennis Showdown (UTS) sebagai kejuaraan tenis reguler.
Patrick Mouratoglou bertekad mengubah status Ultimate Tennis Showdown yang hanya sebagai turnamen eksibisi selama pandemi Covid-19 menjadi ajang reguler yang tiap tahun menghiasi kalender tenis dunia (ATP).
Menurut pria berusia setengah abad tersebut, Ultimate Tennis Showdown telah memiliki segmentasi penonton sejak edisi perdana saat digelar pada 13 Juni-12 Juli 2020.
"Sebagian pencinta tenis garis keras akan menonton UTS. Walaupun target kami adalah penonton baru," ujar Patrick Mouratoglou kepada Tennis 365.
"Jika dilihat selama beberapa pekan terakhir, rerata penggemar kami berusia 30 tahun yang 50 persen tidak menonton televisi secara rutin. Itulah target kami," kata Mouratoglou.
Pria asal Prancis tersebut yakin bahwa Ultimate Tennis Showdown akan diminati karena menggunakan format baru dan hanya digelar saat akhir pekan, Sabtu dan Minggu.
"Kami bisa mulai turnamen pada akhir pekan sehingga pemain elite dunia bisa bertanding di kompetisi utama," kata Patrick Mouratoglou.
Apalagi dengan kondisi setelah Covid-19 yang masih abu-abu membuat Mouratoglou yakin bahwa peluang UTS sebagai turnamen reguler akan terwujud.
"Kita semua tidak tahu bagaimana tahun 2021 setelah krisis Covid-19 dan konsekuensinya seperti apa," tuturnya.
"Jadi, masih ada banyak pekan yang luang yang bisa dimanfaatkan. Itu akan luar biasa."
"Realitas memang kadang berbeda dari harapan tetapi untuk saat ini sangat mungkin (membuat UTS sebagai turnamen reguler)."
Mouratoglou ingin menciptakan turnamen tenis yang kompetitif sekaligus menyegarkan.
"Saya tidak merasa bahwa turnamen ini sudah sempurna. Kami masih harus memperbaiki banyak hal tetapi sekarang adalah start yang bagus," ucap pemilik akademi tenis di Prancis tersebut.
"Coba bayangkan jika ada kerumunan penonton. Saya tak sabar karena pasti akan ada tensi yang tinggi di dalamnya," ujar Mouratoglou.
"Inilah tenis yang sebenarnya, mereka ingin menang sekaligus bersenang-senang. Anda akan menyaksikan para petenis bersantai tetapi juga ingin memenangi laga."
Mouratoglou kemudian membeberkan bahwa UTS memiliki format yang lebih ringan daripada tenis konvensional.
UTS mempertandingkan empat babak dengan masing-masing kuarter hanya 10 menit saja. Pemain dengan poin terbanyak di setiap kuarter akan menjadi pemenang.
Jika, posisi kedudukan imbang 2-2 maka akan dipertandingkan kuarter penentuan dengan format pemain yang pertama meraih selisih dua poin keluar sebagai jawara.
Dengan sistem ini, maka durasi pertandingan UTS akan lebih singkat daripada tenis konvensional yang biasanya sampai memakan waktu berjam-jam.
Selain itu, para pemain dan pelatih pun diberi kesempatan lewat undian untuk disorot kamera ketika diskusi jeda antar kuarter.
"Tujuan utama UTS adalah format yang imersif yang mana Anda akan dekat secara fisik dengan pemain karena ada kamera," kata Patrick Mouratoglou.
"Kita bisa mendengar para pelatih berdiskusi dengan pemain ketika jeda pertandingan. Ini adalah pengalaman yang sangat berbeda (dari tenis kebanyakan)," kata Patrick Mouratoglou.
Pada Ultimate Tennis Showdown edisi perdana, Matteo Berrettini sukses sebagai kampiun usai mengalahkan Stefanos Tsitsipas di partai final hari Minggu (12/7/2020) di Nice, Prancis.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Matahari Jadi Alasan Marc Klok Nyaman di Persija dan Tinggal di Indonesiahttps://t.co/AXzMQPX6W2— SKOR Indonesia (@skorindonesia) July 13, 2020
Baca Juga Berita Tenis Lainnya:
Sempat Tampil di Adria Tour, Dominic Thiem Kaget dan Merasa Bersalah