- Kematian George Floyd akibat kesewenangan polisi AS mengingatkan kembali pada aksi protes Colin Kaepernick.
- Mantan quarterback San Francisco 49ers itu berlutut selama lagu kebangsaan AS berkumandang.
- Pelatih Seattle Seahawks, Pete Carroll, mengatakan publik AS berutang kepada Colin Kaepernick.
SKOR.id – Colin Kaepernick memilih untuk berlutut saat lagu kebangsaan Amerika Serikat (AS) dikumandangkan sebelum pertandingan american footbal (NFL) pada tahun 2016.
Itu dilakukan mantan quarterback San Francisco 49ers tersebut sebagai bentuk protes terhadap kekerasan polisi kepada kaum minoritas di Negeri Paman Sam.
Dulu, tindakan Colin Kaepernick berlutut banyak dihujat oleh publik AS. Atlet keturunan Afrika ini dianggap tak menghormati bendera dan lagu kebangsaan negaranya.
Berita George Floyd Lainnya: Colin Kaepernick Dapat Rp2,9 Miliar untuk Bantuan Hukum Demonstran George Floyd
Namun, semua perspektif terhadapnya berubah setelah warga kulit hitam terus menjadi korban kebrutalan polisi di berbagai negara bagian di Amerika Serikat.
Teranyar, George Floyd meregang nyawa setelah anggota kepolisian Minneapolis Derek Chauvin membunuhnya pada 25 Mei 2020.
Derek Chauvin menangkap lalu menindih leher George Floyd dengan lututnya agar tidak bisa berontak saat diamankan. Ia melakukan itu hampir sembilan menit.
Tindakan tersebut membuat George Floyd kesulitan bernapas. Derek Chauvin bahkan tetap mengabaikan korban yang sudah memohon dilepas karena tidak bisa bernapas.
Sejumlah orang yang melihat pun telah meminta Chauvin berhenti mencekik Floyd dengan lututnya. Namun lagi-lagi dengan angkuh ia dan tiga rekannya bergeming.
Akhirnya, nyawa George Floyd tidak tertolong saat dilarikan ke rumah sakit. Sontak tragedi ini memicu kemarahan publik AS, bahkan dunia, terhadap kesewenangan aparat.
Demonstrasi terus berlangsung menuntut keadilan atas kematian Floyd. Pemerintah AS dianggap gagal karena insiden kekerasan yang dilakukan polisi terus terulang.
Dan kematian George Floyd membuka kembali memori Colin Kaepernick yang dengan berani menyuarakan aspirasinya atas ketidakadilan, diskriminasi, dan rasialisme yang terjadi di AS.
Saat itu, atlet 32 tahun tersebut memprotes pemerintah dengan cara berlutut selama lagu kebangsaan AS, The Star-Spangled Banner, dikumandangkan pada 2016.
Pelatih Seattle Seahawks Pete Carroll mengatakan publik AS berutang kepada Kaepernick. Pesan yang berusaha disampaikan oleh sang atlet akhirnya dapat dimengerti sekarang.
"Inti dari apa yang dia (Kaepernick) lakukan saat itu adalah menyampaikan pesan, bahwa kita gagal melindungi satu sama lain, kita tidak membuat keputusan tepat," tutur Carroll.
Berita George Floyd Lainnya: Soal George Floyd, Presiden FIFA Ingin Pemain Liga Jerman Tak Dihukum
"Kita tidak mengikuti proses yang tepat untuk memberikan keadilan bagi sebagian besar orang. Jadi, saya pikir apa yang dilakukannya dulu adalah pengorbanan besar."
Sementara itu, pelatih tim NBA Golden State Warriors, Steve Kerr, menyayangkan tindakan orang-orang yang malah mengolok Kaepernick saat melakukan aksi protes tersebut.
“Bagi saya, sangat sulit untuk melihat apa yang sedang terjadi sekarang,” Steve Kerr mengatakan saat mengawali pendapatnya soal aksi berlutut Colin Kaepernick.
“Melihat semua protes yang ada saat ini, saya tentu teringat kembali momen 4 tahun lalu dan mengatakan ‘lihat, Kaepernick mencoba protes dengan damai, tapi tak ada hasilnya’. Pembunuhan tetap terjadi, kekerasan merajalela, dan dia malah diolok-olok.”