- Pelatih Bali United, Stefano Cugurra, meminta pemainnya untuk menjawab kritik suporter dengan positif.
- Pria yang akrab disapa Teco itu pun hanya menanggapi santai berbagai kritik yang diterimanya.
- Bagi Teco, kritik adalah hal yang lumrah di sepak bola profesional.
SKOR.id - Berbagai kritik yang dilontarkan kepada Bali United menyusul kekalahan dari Melbourne Victory pada laga ronde kedua Kualifikasi Liga Champions Asia 2020 ditanggapi santai oleh pelatih Stefano Cugurra.
Stefano Cugurra menganggap, kritik yang diberikan oleh suporter adalah hal yang wajar.
Oleh karena itu, pria yang akrab disapa Teco itu meminta anak asuhnya untuk menjawab kritik-kritik tersebut secara positif. Artinya, skuad Serdadu Tridatu harus bekerja keras untuk menjawab kritik dari suporter.
Baca Juga: Pelatih Bali United Jelaskan Peta Persaingan Grup G Piala AFC 2020
"Saya rasa normal ketika tim mengalami hasil negatif, pasti tim akan mendapat kritik dari suporter. Begitu juga sebaliknya saat menang, mereka pasti puji kami," ujar Teco, dikutip dari laman resmi klub.
"Sekarang bagaimana kami menanggapi kritik tersebut. Pastinya kami harus kerja keras lagi agar kritik itu hilang. Itu yang sering saya sampaikan kepada para pemain," katanya menambahkan.
Selain itu, pelatih yang sukses antarkan Persija Jakarta juara Liga 1 2018 itu mengingatkan anak asuhnya untuk memanfaatkan waktu persiapan ini dengan berbenah diri.
"Mereka harus tetap fokus dan konsentrasi dalam situasi apapun. Ini masih awal musim dan masih ada waktu untuk meningkatkan kualitas tim seperti fisik, teknik, dan taktik sebelum kompetisi resmi nanti. Saya yakin dengan para pemain yang sangat kerja keras saat latihan," katanya.
Baca Juga: Jadwal Liga 1 2020 Sudah Pasti, Pelatih Bali United Beri Apresiasi
Setelah gagal melaju ke fase grup Liga Champions Asia 2020, Bali United akan turun ke kasta kedua, yakni Piala AFC 2020.
Fadil Sausu dan kolega akan tergabung di Grup G Piala AFC 2020. Dalam grup itu, Bali United akan bersaing dengan Ceres Negros (Filipina), Than Quang Ninh (Vietnam), dan Svay Rieng (Kamboja)/Master 7 (Laos).