- Salah satu kegiatan yang banyak diminati oleh perempuan adalah mengendarai sepeda motor.
- Phopira, seorang musisi wanita, gemar mengunjungi lokasi-lokasi indah di Indonesia mengendarai Royal Enfield Meteor 350.
- Secara global, rasio pengendara perempuan dibanding laki-laki adalah 1:5.
SKOR.id – Tiap tahun, tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional, yang telah diamati sejak awal tahun 1900-an.
Kemudian pada waktu Perang Dunia I, diputuskan bahwa Hari Perempuan Sedunia diperingati tiap tanggal 8 Maret di seluruh dunia.
Pada tahun 2023, banyak hal telah berubah bagi perempuan sejak kejadian-kejadian pada tahun 1900 silam.
Saat ini, banyak aktivitas, profesi, dan hobi yang dilakukan dengan penuh semangat dan tidak berdasarkan gender.
Banyak perempuan yang jadi pemimpin, sosok-sosok inspiratif dan penting, menampilkan keahlian mereka di berbagai bidang yang sebelumnya dianggap hanya cocok untuk laki-laki.
Salah satu kegiatan yang juga banyak diminati oleh perempuan adalah mengendarai sepeda motor.
Ini bagi banyak orang telah menjadi sarana untuk eksplorasi, ekspresi diri dan kebebasan, serta pengalaman yang membebaskan untuk melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari.
Royal Enfield, merek sepeda motor tertua dalam produksi berkelanjutan, percaya bahwa kebebasan untuk memilih sangat penting dalam membentuk individualitas seseorang.
Selama lebih dari 120 tahun, Royal Enfield telah menjadi brand yang menjadi sarana eksplorasi sebuah keseimbangan antara pengendara, mesin, dan jalanan.
Berbicara seputar Hari Perempuan Sedunia, Anuj Dua, Business Head of Asia Pacific Markets, Royal Enfield, memberikan pernyataannya.
“Tema Hari Perempuan Sedunia tahun ini, Embrace Equity, memiliki hubungan yang erat dengan Royal Enfield,” ujar Anuj dalam keterangan resminya.
“Ini karena kami percaya bahwa berkendara adalah sebuah inisiasi yang membangkitkan keinginan bereksplorasi di dalam diri kita.”
“Kami menawarkan berbagai sarana untuk menyemangati, memfasilitasi, dan memulai eksplorasi aktif berjangka panjang.”
“Kami adalah rekan dalam pertumbuhan dan pencarian Pure Motorcycling, bagi pengendara terlepas dari gender apa pun.”
“Jiwa ‘Pure Motorcycling’ melewati batasan gender. Kami terus berusaha membuat Pure Motorcycling mudah diakses,” kata Anuj.
“Dan juga, didekati berbagai macam pengendara: pemula maupun ahli, pria maupun wanita,” ia menambahkan.
“Selama beberapa tahun terakhir, kami telah mengadakan kegiatan berkendara, program dan pelatihan bagi pengendara perempuan di seluruh dunia,” ujar Anuj.
Sepanjang sejarah, banyak wanita telah berhasil mematahkan stereotip, menunggangi sepeda motor, menaklukkan jalanan, dan merasakan pure motorcycling.
Royal Enfield telah mendukung pengendara perempuan sejak lama. Salah satu contohnya adalah di awal tahun 1950-an.
Ketika itu, satu hari setelah Natal di tahun 1950, seorang perempuan berusia 22 tahun bernama Winifred “Winnie” Wells berkendara sejauh 5.504 mil sepanjang Australia.
Winnie menempuh perjalanan dari Perth ke Sydney dan kembali ke Perth dengan mengendarai Royal Enfield Bullet 350 cc.
Dengan saddlebags dan koper yang diikat ke sepeda motornya, Winnie pergi selama 15 hari, berkendara sejauh 366 mil per hari.
Ia melalui rute yang dipenuhi semak-semak, bebatuan, serta segel tar.
Perjalanannya tidak mudah, ap lagi saat ia melukai dirinya di hari kedua perjalanannya.
Namun ketekunan dan tekadnya memungkinkan Winnie untuk terus berkendara dan menyelesaikan perjalanannya dan sejak itu dikenal sebagai legenda.
Selama bertahun-tahun, kisah Winnie telah menjadi inspirasi bagi banyak pengendara perempuan di dunia.
Dapat dikatakan semangat Winnie untuk bermotor masih berlanjut hingga hari ini, di mana sudah makin banyak pengendara perempuan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Secara global, rasio pengendara perempuan ke laki-laki adalah 1:5.
Untuk wilayah Amerika Serikat, angka perempuan yang memiliki sepeda motor sedang berada di titik tertinggi, yaitu 14% dari semua pemilik sepeda motor di negara tersebut.
Sedangkan di India, terdapat lebih dari 4.000 perempuan pengendara sepeda motor yang didukung klub dan asosiasi untuk merasakan serunya mengendarai sepeda motor.
Kemudian, dari 5 juta pemilik surat izin mengemudi sepeda motor di Inggris, lebih dari 10% adalah perempuan
Sementara untuk wilayah Indonesia, lebih dari 30% pengendara sepeda motor adalah perempuan, dan angka ini terus bertumbuh.
Berikut adalah beberapa perempuan inspirasional pengendara Royal Enfield yang telah menorehkan hasil dalam bidang mereka dan meraih prestasi:
Phopira

Phopi Ratna Agustin, yang dikenal sebagai Phopira adalah seorang musisi dan pegawai negeri sipil dari Bandung, Jawa Barat.
Ia gemar bepergian dan mengunjungi lokasi-lokasi indah di Indonesia dengan mengendarai Royal Enfield Meteor 350 berwarna Fireball Yellow.
Destinasi favoritnya di antaranya adalah hutan dan pegunungan, di mana ia menikmati keindahan alam untuk menenangkan pikiran.
Phopira telah mengendarai sepeda motor sejak pertama kali mendapatkan Surat Izin Mengemudi.
Dan ia percaya bahwa mengendarai sepeda motor adalah kegiatan yang dapat dinikmati oleh siapa pun, tidak peduli usia mau pun gender.
Phopira mengajak sesama wanita penggemar sepeda motor untuk percaya diri dalam mengendarai sepeda motor mereka.
Juga menikmati perjalanan mereka dan berteman dengan orang baru sepanjang perjalanan mereka.
Gautama Sisters

Diandra, Cassandra dan Verrandra Gautama adalah tiga bersaudara yang bertalenta dalam bidang mereka masing-masing.
Mengikuti jejak ayahnya, Diandra adalah seorang pembalap nasional yang telah menggemari dunia otomotif sejak duduk di bangku SMP.
Mewarisi sisi seni sang ayah, Cassandra berprofesi sebagai seorang fotografer. Verrandra, yang terinspirasi oleh masakan sang ibu, memilih melanjutkan karier sebagai chef.
Dengan profesi dan minat yang beragam, satu kesamaan yang dimiliki ketiga saudara ini adalah semangat untuk mengendarai sepeda motor.
Dan, itu datang dari sang ayah yang merupakan penggemar otomotif.

Bagi ketiga saudari ini, mengendarai sepeda motor memberikan sensasi adiktif yang lain daripada yang lain.
Mereka merasakan adrenalin saat berkendara dan menganggap mengendarai sepeda motor sebagai kegiatan untuk menghilangkan stres.
Sebagai pengendara perempuan, mereka mengajak sesama pengendara perempuan lainnya untuk tidak takut dalam menemukan hobi, minat dan keterampilan baru.
Sehingga, pengendara perempuan bisa bebas melakukan hal-hal yang memberikan kebahagiaan bagi diri masing-masing.