- Penyerang Persita Tangerang, Sirvi Arvani, punya kisah panjang bersama klub berjulukan Pendekar Cisadane itu.
- Romantisisme perjalanan karier Sirvi Arvani bersama Persita mengalami pasang surut seperti putus nyambung.
- Musim ini Sirvi Arvani kesulitan mendapat tempat di tim utama Persita, tapi tidak membuatnya patah semangat.
SKOR.id - Sebagai pemain asli binaan Persita Tangerang, Sirvi Arvani punya kisah panjang yang cukup berliku bersama klub berjulukan Pendekar Cisadane itu.
Sirvi adalah salah satu pemain berbakat yang pernah dilahirkan Persita. Penyerang berusia 28 tahun ini pun jadi bagian Persita untuk Liga 1 2020.
Meski begitu, perjalanan Sirvi bersama klubnya itu tidak berjalan mulus. Pasang surut romantisisme dialami penyerang cepat ini selama berkarier.
Baca Juga: Pemain Persita Diberi Keringanan Berlatih Selama Bulan Puasa
Pada awal kemunculannya, berbagai prestasi di kelompok usia muda sudah dipersembahkan pemain kelahiran Ciruas, Kabupaten Serang ini.
Bakat Sirvi mulai menonjol saat ia membantu meloloskan Persita U-15 ke semifinal Piala Medco dan Piala Menpora pada rentang 2005 hingga 2007.
Selanjutnya itu ia selalu menjadi pilihan utama untuk mengisi barisan depan Persita U-21 dan beberapa kali diorbitkan untuk merumput bersama tim senior.
Pada musim 2013 Sirvi akhirnya resmi menjadi bagian tim senior dan langsung mampu unjuk gigi. Namun semusim berselang hubungannya terguncang.
Pada akhir musim 2014, klub berkostum ungu itu harus menelan pil pahit terdegradasi. Eksodus pemain pun terjadi, dan Sirvi salah satu di antaranya.
"Saat itukan banyak juga pemain yang keluar, dan saya pindah niat mau cari pengalaman baru," ucap Sirvi kepada Skor.id, Selasa (22/4/2020) malam.
"Saya juga perginya dengan cara baik-baik. Secara kekeluargaan sudah bicara dengan pihak Persita, izin pamit mau cari pengalaman," ia menambahakan.
Pada edisi 2015, Sirvi tergabung bersama Persepam Madura Utama yang kala itu dilatih Widodo Cahyono Putro, pelatihnya saat ini di Persita.
Namun perjalanan barunya itu tidak bisa berjalan lama lantaran kompetisi tidak bergulir (dibekukan) akibat polemik antara Kemenpora dengan PSSI.
Seperti istilah "kalau jodoh tidak akan kemana", Sirvi pun akhirnya kembali menjadi bagian dari Pendekar Cisadane sejak 2016 hingga sekarang.
"Saat itu saya ditawari lagi untuk balik ke Persita dan saya terima. Salah satunya juga karena istri saya sedang hamil, jadi agar tidak jauh-jauh darinya," ucap Sirvi.
Keluarga kecilnya tinggal di Serang, Banten, dan dengan membela Persita di Tangerang memungkinkannya untuk mudah pulang-pergi.
Keluarga punya arti besar bagi Sirvi. Salah satunya juga yang menjadi motivasinya untuk bisa kembali bersinar bersama Persita setelah sempat redup.
Puncaknya terjadi pada musim lalu kala dirinya menjadi top scorer Liga 2 dengan raihan 14 gol, dan membantu klub kelahiran 1953 ini balik ke kasta tertinggi.
"Anak dan istri jadi motivasi saya, apalagi tahun lalu istri lagi hamil anak kedua yang makin bikin saya termotivasi untuk tampil lebih baik lagi," ucap Sirvi.
"Saya bersyukur atas pencapaian musim lalu yang kembali mengangkat nama saya. Semua juga berkat kesempatan yang diberikan pelatih," ia melanjutkan.
Baca Juga: Mengenang Sepak Bola Haram di Tangerang, Juru Damai Fan Persita dan Persikota
Pasang surut romantisme pun berlanjut pada musim ini. Sirvi malah kesulitan untuk bisa mendapatkan tempat utama dalam tiga laga yang dijalani Persita.
Dari tiga pertandingan yang dijalani selama Liga 1 2020, Sirvi baru merasakan tampil 44 menit, yakni hanya menjadi pengganti pada babak kedua.
"Semua itu kan keputusan pelatih. Intinya saya tidak patah semangat untuk terus berjuang. Dan kalau diberikan kesempatan memberi yang terbaik," Sirvi memungkasi.