- Kenius Kogoya mengatakan keputusan Presiden Joko Widodo untuk mengurangi cabor sesuai kemampuan Provinsi Papua, harus dihargai dan dihormati.
- Meski banyak provinsi kecewa dengan pencoretan 10 cabor tersebut, Kenius mengaku pembinaan atlet bukan saja melalui ajang PON, tetapi ada kejuaraan daerah, nasional, dan internasional.
- Tujuan PON ini memperat persatuan dan kesatuan anak bangsa Indonesia, kalau hanya soal prestasi itu bukan tujuan dari PON Papua.
SKOR.id - Sekretaris Umum KONI Papua, Kenius Kogoya, kembali menegaskan bahwa tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XX hanya ada di Provinsi Papua.
Menurutnya, provinsi provinsi lain lebih baik menghentikan upaya-upaya untuk melakukan manuver memperjuangkan 10 cabang olahraga (cabor) yang tercoret.
"PON ke 20 tahun 2021 itu hanya akan digelar di Bumi Cenderawasih, tidak ada provinsi lain, semua pihak harus hormati keputusan presiden,” ujar Kenius Kegoya seperti dilansir laman resmi PON Papua 2021.
Kenius Kogoya mengatakan keputusan Presiden Joko Widodo untuk mengurangi cabor sesuai kemampuan Provinsi Papua, harus dihargai dan dihormati.
“Bukan kami (Papua) yang minta dikurangi, tetapi dalam rapat terbatas dengan Presiden, Gubernur Papua meminta penambahan anggaran pembangunan infrastruktur," tutur Kenius Kogoya.
"Tetapi, Presiden perintahkan untuk kurangi cabor, pengurangan cabor pun kami melakukan koordinasi dengan semua pihak.”
Meski banyak provinsi kecewa dengan pencoretan 10 cabor tersebut, Kenius mengaku pembinaan atlet bukan saja melalui ajang PON, tetapi ada kejuaraan daerah, nasional, dan internasional.
Sehingga jika ada pihak lain yang lakukan manuver gelar 10 cabor di provinsi lain, maka itu bukan PON di Papua.
“Tujuan PON ini memperat persatuan dan kesatuan anak bangsa Indonesia, kalau hanya soal prestasi itu bukan tujuan kita semua,” tutur Kenius.
Sementara itu, Wakil Ketua KONI Pusat, Suwarno, mengatakan nasib 10 cabor yang tercoret di PON Papua kian tidak menentu. Setelah sempat diusulkan digelar di provinsi lain, kini mandek karena Covid-19.
“Situasi menjadi sulit karena kondisi virus corona di Tanah Air belum reda, bahkan cenderung naik kasusnya," kata Suwarno.
"Hal ini pun ikut memengaruhi proses pemilihan tuan rumah untuk 10 cabor yang tercoret, harus dikoordinasikan. Koordinasinya dengan siapa, kalau dulu Papua sudah menolak, ada surat dari gubernurnya juga," ia menuturkan.
"Kemudian, dulu yang sanggup menjadi tuan rumah adalah Jawa Timur. Syarat jadi tuan rumah membiayai sendiri. Nah, dengan kondisi Covid-19 apakah bersedia, atau provinsi lain bersedia, ini banyak sekali (pertimbangan) karena terkendala pandemi."
Suwarno lantas menjelaskan situasi pemusatan latihan daerah juga ikut terdampak karena masih pandemi. Mayoritas atlet daerah masih berlatih mandiri karena mereka berpedoman dengan protokol kesehatan Covid-19.
Meski begitu, Suwarno memastikan koordinasi terus dilakukan mengingat waktu menuju PON Papua terus berjalan.
"Kami akan menghubungi bagian-bagian terkait. Bagaimana Papua dan bagaimana calon tuan rumah. Tapi koordinasi di era pandemi ini tak mudah," Suwarno mengungkapkan.
Adapun 10 cabor yang dicoret di PON Papua adalah balap sepeda, tenis meja, bridge, gateball, ski air, boling, dansa, petanque, woodball, dan golf.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita PON Papua Lainnya:
UPT Pengelola Venue PON Papua dalam Pembahasan di Kemendagri
Rampung 100 Persen, Venue Voli Pantai PON Papua Gunakan Pasir Lokal
Pindah Lokasi, Venue Paralayang PON Papua Kini Lebih Strategis