Orang Tua Peraih 30 Gelar Grand Slam, Jaden Agassi Lebih Pilih Kejar Home Run

Nurul Ika Hidayati

Editor:

  • Jaden Agassi adalah anak pertama pasangan petenis legendaris, Andre Agassi dan Steffi Graf.
  • Pemuda 18 tahun itu tak tertarik menekuni tenis dan lebih memilih karier sebagai atlet bisbol.
  • Nama besar orang tuanya tidak lantas membuat Jaden Agassi minder untuk menjadi olahragawan.

SKOR.id – Sejak awal Jaden Agassi tidak pernah serius menekuni tenis. Meskipun sempat mencoba olahraga yang identik dengan orang tuanya, pasangan legenda Andre Agassi dan Steffi Graf.

Tetapi, itu biasanya hanya akan menghasilkan pemandangan Jaden Agassi yang berusaha memukul bola sekuat tenaga, tanpa memperhatikan aturan ataupun garis lapangan.

Ibu dan ayahnya mungkin saja memiliki total 30 gelar tunggal grand slam tenis atas nama mereka (Graf - 22 gelar, Agassi - 8 gelar). Namun Jaden Agassi hanya ingin mencetak home run.

“Saya mencintai bisbol,” kata Jaden. “Saya (lebih) suka memiliki rekan satu tim, menang-kalah bersama mereka. Selalu ada tantangan baru di setiap pertandingan, dan saya benar-benar suka memikirkannya.”

Dan, generasi kedua klan Agassi yang baru berusia 18 tahun itu lebih memilih mengikuti kata hatinya untuk menempa jalur kariernya sendiri ketimbang mengekor orang tuanya.

Berita Olahraga Lainnya: Menyongsong New Normal, Pengurus Cabor Indonesia Dituntut Kreatif Bina Atlet

Jaden adalah third baseman yang menjalani home schooling dan seorang pitcher tangan kanan yang masih menjalani rehabilitasi usai menjalani operasi siku.

Ia akan mulai karier bisbolnya di University of Southern California (USC) setelah melewati musim panas bersama Las Vegas Recruits, akademi bisbol untuk persiapan ke perguruan tinggi.

Dengan proses draft (seleksi pemain muda) yang dipersingkat karena pandemi Covid-19, Jaden yang berperawakan 190 cm/96 kg ini mungkin tidak akan langsung terjun ke pro.

Rupanya Jaden Agassi memandang draft sebagai "Rencana B" dan tahu - karena cederanya - bahwa dirinya masih punya banyak hal untuk dibuktikan di lapangan bisbol.

Sama ketika dulu orang tua juga harus membuktikan diri mereka di arena tenis. "Saya berasal dari dunia olahraga di mana Anda memakan apa yang Anda bunuh," kata Andre Agassi, mengandaikan.

"Anda tidak berharap seseorang akan percaya kepada Anda tanpa pembuktian. Anda sendiri yang harus meraih apa yang Anda inginkan,” ia menambahkan.

Dan, Agassi melihat semangat tersebut ada pada anaknya. “Ketika orang tua Anda menjalani hidup di level olahraga tertinggi, Anda tak akan terpikat oleh hal-hal besar yang bersembunyi di balik tirai."

Untuk saat ini, Jaden Agassi tampaknya lebih terpikat oleh gagasan bermain di balik kuda troya dan melihat ke mana kakinya melangkah.

Tetapi, nama belakangnya telah menjadi sorotan, dan bukan lantaran nama tersebut begitu akrab di telinga penggemar olahraga era 1990-an.

"Jaden seorang anak yang sangat kuat," kata seorang evaluator dari satu tim Liga Utama Bisbol Amerika (MLB), "dengan power yang masih mentah."

Dan, kekuatan Jaden Agassi itu sama-sama terlihat saat dia berposisi sebagai pemukul (di atas plate) ataupun sebagai pelempar (di atas mound).

Perfect Game menempatkan Jaden sebagai prospek Draft No. 2 di Nevada karena lemparan 90-nya yang berkecepatan rendah, pukulan tinggi, dan kemampuan menangkap bolanya yang bagus.

Ia mungkin tidak menuruni taktik tenis Andre Agassi maupun Steffi Graf, tetapi Jaden jelas mewarisi koordinasi tangan-mata dan kemampuan untuk bersinar di momen yang besar.

Saat ini, Jaden Agassi berniat mengasah keterampilannya di USC sebagai two-way player. Walaupun, nantinya, ia mungkin harus memilih salah satunya.

"Cepat atau lambat, bisbol akan membuat keputusan itu untuknya," kata sang ayah, yakin. "Namun secara objektif, melihat ketenangan dan kendali permainannya, Jaden tampaknya benar-benar akan bersinar di atas mound."

Pelatih lama Jaden Agassi - mantan pitcher Minor League Evan Greusel, yang telah bekerja dengannya sejak dia berusia 8 tahun, sependapat dengan Andre Agassi.

"Jaden memiliki kepribadian seorang pitcher," kata Greusel. “Dia punya langkah pickoff dan houlding runner terbaik yang pernah saya lihat di level mana pun. Saya belum pernah melihatnya gemetaran di atas mound."

Jaden bahkan bisa mengacaukan batters lawan dengan trik, yang pada usianya itu, dianggap sebagai kemampuan langka untuk mengubah permainan.

“Banyak anak bisa melempar breaking ball, tapi change-up dari Jaden paling baik yang pernah saya lihat,” kata Brad Maloff, pelatihnya di Las Vegas Recruits.

Ini jelas unik karena baik Andre Agassi atau Steffi Graf – yang masuk dalam International Tennis Hall of Famers – tidak memiliki kaitan apa pun dengan dunia bisbol.

Graf tumbuh di Jerman, yang tidak punya kultur bisbol, sementara Agassi mengakui satu-satunya peralatan bisbol yang pernah ia mainkan adalah saat membintangi iklan Nike.

Dalam iklan tersebut, Andre Agassi memerankan sosok atlet dari cabang olahraga yang berbeda yakni sebagai bintang tim bisbol Boston Red Sox.

Berita Olahraga Lainnya: Kabar Baik di Tengah Pandemi, Tiga Venue PON Papua Rampung

Bagi Jaden, tidak ada tempat menyembunyikan nama belakangnya yang tersohor itu. Di awal karier bisbolnya, dia lebih suka menuliskan nama panggilan “Rock” di bagian belakang jersinya agar tak mencolok.

Sekarang Jaden memasang nama “Agassi” dengan bangga. Dia juga tidak lagi memandang nama besar orangtuanya sebagai warisan yang harus ia lanjutkan, melainkan sebagai framework untuk kariernya.

"Satu hal yang benar-benar menular kepada saya adalah etos kerja mereka yang luar biasa," kata Jaden Agassi.

“Suatu berkah mendapatkan pelajaran itu usia saya yang masih muda. Saya benar-benar menghargai berapa yang diperlukan untuk menjadi yang terbaik dalam sesuatu.”

Dalam otobiografinya Open, Andre Agassi menulis soal kebenciannya terhadap olahraga yang membesarkan namanya, bagaimana tenis dipaksakan kepadanya oleh sang ayah, dan betapa sepi dunia tenis itu pada akhirnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

signing day ✌????????❤️

A post shared by @ jadenagassi on

"Dari semua permainan olahraga yang dimainkan pria dan wanita, tenis adalah yang paling dekat dengan istilah kurungan atau isolasi," tulis Agassi.

Namun, bisbol memberi Jaden pengalaman yang bertolak belakang dibandingkan ayahnya. Dia dan adik perempuannya Jaz Elle, yang telah berpartisipasi dalam hip-hop kompetitif, diberi kebebasan untuk menemukan dan mengikuti hasrat mereka sendiri.

Jaden Agassi mengenal olahraga T-ball pada usia 5 tahun dan menekuninya dalam waktu singkat. Dan, Agassi senior sangat menyadari talenta itu.

"Itu lucu, karena Andre tidak pernah ingin Jaden mengejar olahraga," kata Greusel, "karena dia tahu sulitnya perjalanan itu dan persentase mereka yang sukses."

Namun, pada akhirnya, bakat Jaden terlalu kuat untuk diabaikan Agassi. “Saya bangga dengan hanya menontonnya dari jauh. Dia tidak harus menjadi atlet hebat bagi saya untuk bisa menikmati permainannya."

Source: mlb.com

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Justin Kluivert, putra Patrick Kluivert, dengan bola hat-trick dan penghargaan Man of the Match dalam kemenangan Bournemouth atas Newcastle United, akhir pekan lalu. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).

Liga Inggris

7 Pencetak Hat-trick di Liga Inggris 2024-2025: Termasuk Justin Kluivert, Putra Patrick Kluivert

Justin Kluivert, putra Patrick Kluivert, catat rekor di Liga Inggris lewat hat-trick dalam kemenangan Bournemouth atas Newcastle United, pekan lalu.

Irfan Sudrajat | 22 Jan, 18:57

Babak Play-off Degradasi Liga 2 2024-2025. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

Liga 2

Prediksi dan Link Live Streaming Pekan 2 Play-Off Degradasi Liga 2 2024-2025

Ada 8 pertandingan yang akan tersaji pada pekan kedua babak play-off degradasi Liga 2 2024-2025, Jumat (24/1/2025).

Rais Adnan | 22 Jan, 15:47

Laga Sparta Praha vs Inter Milan di Liga Champions 2024-2025 akan digelar pada Kamis (23/1/2025) pukul 03.00 WIB. (Hendy Andika/Skor.id).

World

Prediksi dan Link Live Streaming Sparta Praha vs Inter Milan di Liga Champions 2024-2025

Prediksi dan link live streaming Sparta Praha vs Inter Milan di Liga Champions 2024-2025 yang akan digelar pada Kamis (23/1/2025) pukul 03.00 WIB.

Irfan Sudrajat | 22 Jan, 12:51

Borneo FC vs Kaya FC di ASEAN Club Championship 2024-2025. (Jovi Arnanda/Skor.id)

National

Prediksi dan Link Live Streaming Borneo FC vs Kaya FC di ASEAN Club Championship 2024-2025

Laga Borneo FC vs Kaya FC akan digelar di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali, Kamis (23/1/2025).

Rais Adnan | 22 Jan, 12:46

Lerby Eliandry (PSPS Pekanbaru). (Foto: Instagram @pspsriau/Grafis: Jovi Arnanda/Skor.id)

Liga 2

Player of The Week Liga 2 2024-2025: Lerby Eliandry, Misi Bangkit Usai Cedera Parah

Lerby Eliandry menjadi salah satu pemain yang berperan membawa PSPS Pekanbaru menang di kandang Persiraja.

Rais Adnan | 22 Jan, 11:37

PBESI (Dede Mauladi/Skor.id)

Esports

Tanggapan PBESI Soal Freeze Contract di Esports

Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) berharap ke depan tidak ada kejadian serupa.

Gangga Basudewa | 22 Jan, 11:03

Konferensi Pers EVOS X Chupa Chups Big Babol. (Jovi Arnanda/Skor.id)

Esports

EVOS Esports Umumkan Kolaborasi dengan Chupa Chups Big Babol

Keduanya ingin menciptakan pengalaman unik yang memadukan dunia gaming dan keseruan menikmati bubble gum.

Gangga Basudewa | 22 Jan, 10:50

 Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, pebulu tangkis ganda putra Indonesia. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Badminton

Indonesia Masters 2025: Penuh Drama, Fajar/Rian Berhasil Lolos ke 16 Besar

Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menjalani pertandingan penuh drama pada babak pertama Indonesia Masters 2025.

Arin Nabila | 22 Jan, 08:59

Laga Paris Saint-Germain vs Manchester City. (Hendy Andika/Skor.id).

World

Prediksi dan Link Live Streaming PSG vs Man City di Liga Champions 2024-2025

Prediksi dan link live streaming Paris Saint-Germain vs Manchester City di Liga Inggris 2024-2025 yang akan digelar pada Kamis (23/1/2025) pukul 03.00 WIB.

Irfan Sudrajat | 22 Jan, 08:19

Honor of Kings Invitational Season 3. (Level Infinite)

Esports

Global Ban Bakal Hadir di HOK Invitational Season 3

Honor of Kings Invitational S3 akan dimulai pada 21 Februari 2025 dan berakhir pada 1 Maret di Manila, Filipina.

Gangga Basudewa | 22 Jan, 07:47

Load More Articles