- Presiden Olimpiade Tokyo 2020, Yoshiro Mori, tidak mau jika Olimpiade Tokyo diundur lagi.
- Banyak ahli virus dan epidemiologi tidak yakin tahun depan wabah Covid-19 bisa reda.
- Yoshiro Mori masih optimistis mampu menggelar Olimpiade Tokyo pada 20 Juli 2021.
SKOR.id - Presiden Olimpiade Tokyo 2020, Yoshiro Mori, bisa memahami bila pesta olahraga dunia itu harus ditunda menjadi tahun depan.
Tapi, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (28/4/2020), Yoshiro Mori menegaskan bila pada Juli 2021 nanti Olimpiade tidak juga bisa digelar, lebih baik dicoret saja.
Bulan lalu, Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Pemerintah Jepang sepakat menunda Olimpiade Tokyo menjadi tahun depan karena pademi Covid-19 yang meluas.
Berita Olahraga Lainnya: PB PABBSI Memprediksi Kalender Angkat Besi Dimulai Desember
Sejumlah pakar epidemiologi dan virus sangsi Covid-19 bisa tuntas tahun depan. Salah satu penyebabnya karena pembuatan vaksin yang masih butuh waktu lama.
Saat diwawancara harian olahraga Jepang, Nikkan Sports, soal bagaimana tanggapan bila Olimpiade Tokyo ditunda lagi sampai 2022, Yoshiro Mori pun dengan tegas menolak.
"Tidak bisa. Jika itu yang terjadi, lebih baik Olimpiade dicoret saja," ujar Mori.
Kendati begitu, mantan Perdana Menteri Jepang itu (menjabat 5 April 2000 – 26 April 2001) optimistis Olimpiade Tokyo bisa terlaksana pada 2021.
"Nilai Olimpiade ini lebih tinggi dibanding Olimpiade masa lalu (Tokyo pernah jadi tuan rumah pada 1964) bila kami mampu memenangi pertarungan ini," ujarnya.
"Sebaliknya, bila batal atau ditunda lagi, kerja keras kami tidak akan ada artinya," tutur pria 82 tahun itu.
Juru bicara penyelenggara Olimpiade Tokyo (TOGOC), Masa Takaya, mengakui pihaknya memang sedang fokus dan berupaya keras agar Olimpiade bisa terlaksana tahun depan.
"Jadwal baru Olimpiade Tokyo 2020 sudah ditetapkan. Misi kami kini adalah mewujudkan terlaksananya Olimpiade itu tahun depan," ucapnya.
Berita Olahraga Lainnya: Meski Ditunda, Persiapan PON Papua 2020 Tetap Lanjut
Dalam wawancara tersebut, Yoshiro Mori juga menyebut seremoni pembukaan maupun penutupan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo yang biasanya terpisah, mungkin digelar bersamaan.
Hal ini dilakukan untuk memangkas anggaran. Meskipun, tiket untuk keempat acara tersebut sudah habis terjual.
Meskipun begitu, menurut Takaya, belum ada rencana konkret tentang penyatuan acara pembukaan dan penutupan Olimpiade-Paralimpiade tersebut.
Saat ini, TOGOC dan IOC masih mengevaluasi bagaimana mengatur ulang anggaran Olimpiade Tokyo, utamanya kerugian setelah diundur.
Sebelum ditunda, bujet Olimpiade Tokyo 2020 ditaksir 12,6 miliar dolar AS (sekira Rp194,12 triliun). Tapi, kerugian akibat penundaan disinyalir mencapai 2,8 miliar dolar AS.