- Legenda bulu tangkis putri Indonesia, Maria Kristin Yuliantri menilai peta persaingan di Olimpiade Tokyo 2020 sangat sulit diprediksi karena dampak pandemi Covid-19.
- Maria Kristin Yuliantri mengatakan persaingan sulit diprediksi akibat minimnya kompetisi dan para pemain tak bisa membaca peforma satu dan lainnya.
- Namun, menurut Maria Kristin Yuliantri penampilan Gregoria Mariska Tunjung sudah cukup baik di Olimpiade Tokyo 2020.
SKOR.id - Legenda bulu tangkis putri Indonesia, Maria Kristin Yuliantri menilai peta persaingan di Olimpiade Tokyo 2020 sangat sulit diprediksi.
Menurut Maria hal itu diakibatkan minimnya tur atau kompetisi akibat pandemi Covid-19 dan para pemain tak bisa membaca kondisi peforma satu dan lainnya.
Maka dari itu, Maria mengaku tak kaget apabila ada unggulan yang terhenti dini di Olimpiade Tokyo 2020.
Hai Skorer, jangan lupa download apps Skor.id biar enggak ketinggalan update dan bisa mendapatkan banyak hadiah menarik.
Seperti, unggulan satu ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo hingga andalan tuan rumah yakni Kento Momota yang mengakhiri perjalanan lebih cepat sebelum babak akhir.
“Secara keseluruhan, tinggal dilihat siapa yang siap pasti menang. Hanya saja, selalu ada kejutan di lapangan,” kata Maria, Jumat (30/7/2021).
Peraih perunggu tunggal putri Olimpiade 2008 Beijing ini menjelaskan bahwa hal tersebut biasa terjadi pada event besar.
“Meski sudah saling kenal kelebihan dan kelemahan masing-masing, tetapi tak mengetahui kondisi terbaru sesama pemain,” ujar Maria
Berbicara penampilan Gregoria, Maria menilai penampilan dara 21 tahun ini cukup bagus, dengan pukulan terarah dan bervariasi.
“Pukulan Gregoria cukup menyulitkan lawan dan bisa jadi modal, tetapi Gregoria perlu meningkatkan fisik untuk permainan cepat dań serangan balik,” kata Maria.
“Dulu waktu saya main, saya tekankan pada diri sendiri untuk selalu siap kuras tenaga, tak peduli siapa lawan," ungkapnya.
Gregoria terhenti di 16 besar usai kalah 12-21, 19-21 dari unggulan lima berpaspor Thailand Ratchanok Intanon.
Usai pertandingan di Musashino Forest Sport Plaza, Gregoria sempat menjelaskan kesulitannya mendapatkan tiket perempat final.
Salah satunya karena terbawa irama permainan Intanon. Ia juga merasa belum bisa mengatasi tekanan dan ekspektasi sehingga tak mampu mengembangkan permainan.
“Saya ingin mengatasi kekurangan saya dan memperbaiki permainan. Saya ingin melihat hasil pelatihan dulu, jadi targetnya satu per satu dulu,” kata Gregoria.
Jangan lupa untuk follow dan subscribe akun media sosial kami di:
Setelah isu "tempat tidur kardus," kini muncul gosip soal Olynder, aplikasi kencan bagi atlet-atlet di Olimpiade Tokyo 2020 https://t.co/Dg79Us4EB5— SKOR.id (@skorindonesia) July 30, 2021
Berita Olimpiade Lainnya:
Membongkar Isu Olynder, Aplikasi Kencan Antar Atlet di Olimpiade Tokyo 2020