SKOR.id - Harapan juara dunia Formula 1 (F1), Max Verstappen, untuk meluncurkan merek pakaiannya sendiri mengalami hambatan setelah raksasa pakaian olahraga Nike mengangkat masalah pelanggaran merek dagang.
Verstappen berharap meluncurkan clothing line 'Max 1' untuk menjual pakaian tetapi Nike mengajukan keluhan, dengan Benelux Office for Intellectual Property (Kantor Benelux untuk Kekayaan Intelektual/BOIP) yang akhirnya mengeluarkan laporan atas kasus ini.
Laporan ini terkuak ke publik pada akhir Maret lalu dalam artikel surat kabar Belanda, De Limburger, yang cukup meminta perhatian.
BOIP adalah lembaga yang menangani merek dagang di Belanda.
Dasar keprihatinan Nike difokuskan pada pelanggaran merek dagang yang berasal dari kemiripan nama antara sepatu 'Max 1' milik Verstappen dan sepatu 'Air Max' milik apparel olahraga tersebut.
Verstappen vs Nike
Pada Desember 2021, tak lama sebelum pembalap asal Belanda tersebut merebut gelar dunia pertamanya, kubu Verstappen rupanya telah mengajukan aplikasi merek dagang ke BOIP untuk merek 'Max 1.'
Namun, pada bulan Februari 2022, Nike juga mengajukan gugatan atas pelanggaran merek dagang mereka, mengklaim bahwa karena 'Max 1' dan 'Air Max' mereka akan menjadi saingan di industri garmen, akan ada kesalahpahaman di antara masyarakat umum di antara keduanya.
Per terjemahan Google dari pengarsipan, Nike berpendapat nama-nama itu terdengar mirip secara fonetis dan bahwa line "Max 1" yang potensial dapat membingungkan publik untuk berpikir itu adalah variasi dari produk Nike tanpa Air, di antara poin-poin lainnya.
“Penggunaan Max 1 oleh terdakwa adalah sarana untuk membangkitkan minat konsumen pada barang-barangnya sendiri...Hal ini akan mengarah pada situasi yang tidak dapat diterima di mana terdakwa diizinkan untuk 'membonceng' investasi lawan dalam promosi dan pembangunan niat baik mereknya,” demikian bunyi argumen yang diajukan oleh pihak Nike.
Pada Februari 2023, BOIP mengeluarkan keputusan yang mendukung Nike, dengan menyetujui argumen atas kasus mereka bahwa 'Max 1' telah melanggar merek dagang 'Air Max' dikarenakan nama yang mirip.
Yang kemudian membinggungkan adalah nama merek Verstappen dan 'Max 1' itu telah disetujui oleh BOIP untuk Kelas 35 dan 41.
Pasal-pasal tersebut secara berurutan, meliputi, layanan administrasi, manajemen bisnis, administrasi bisnis, periklanan, dan pendidikan, pelatihan, hiburan, olahraga, dan kegiatan budaya.
Nike akhirnya memenangkan pertarungan hukum mereka, yang berarti tim Verstappen harus membayar biaya hukum perusahaan Amerika tersebut sebesar € 1.045.***