- Pelatih legendaris Dananjaya berpulang pada Sabtu (19/6/2021).
- Dananjaya adalah pelatih berkualitas dan pernah membawa Arseto Solo jadi yang terbaik di Asia Tenggara.
- Arseto Solo mewakili ASEAN ke perempat final Asian Club Championship pada pertengahan 1990-an.
SKOR.id - Indonesia kehilangan salah satu pelatih terbaiknya atas nama Dananjaya akhir pekan ini, dia arsitek Arseto Solo saat menembus perempat final Liga Champions Asia era lawas.
Asian Club Championship adalah nama lama Liga Champions Asia dan wakil Indonesia ada yang sering bersinar di ajang antarklub kasta teratas Benua Biru ini.
Jika Kramayudha Tiga Berlian menembus posisi tiga besar dan Pelita Jaya masuk empat besar, Arseto Solo lolos sampai perempat final.
Pada Asian Club Championship 1992-1993, Arseto Solo menjadi wakil Indonesia setelah menjuarai Galatama 1992.
Kala itu, Arseto Solo dilatih Dananjaya dan dibantu dua asistennya, Puspanaden serta Hartono Ruslan.
Datang dari kota kecil, Surakarta, Arseto Solo mampu bicara banyak minimal sampai level ASEAN.
Zulkarnaen Jamil adalah salah satu pemain Arseto Solo pada era itu bercerita lengkap soal kiprah tim yang dibelanya plus peran besar tangan dingin Dananjaya.
"Saya datang setelah Arseto Solo juara Galatama 1992. Saya dan 10 pemain muda dari PSSI Garuda II gabung lalu main di antarklub Asia," ujar Zulkarnaen Jamil kepada Skor.id pada Minggu (20/6/2021) sore.
"Pada saat itu, Arseto Solo harus berbagi dengan timnas Indonesia yang bertanding di Pra-Piala Dunia 1994."
"Akhirnya, Bang Dananjaya hanya bisa mengandalkan sejumlah pemain senior tersisa dan kami para pilar muda eks-PSSI Garuda II," ucapnya.
Namun, Zulkarnaen Jamil dan kolega tampil cukup memukai sepanjang tiga putaran awal Asian Club Championship 1992-1993 dengan lawan klub-klub sesama dari Asia Tenggara.
Pertama, Arseto menang atas Hai Quan asal Vietnam dengan skor agregat 3-2. Uniknya, kemenangan penentu terjadi pada leg kedua dengan skor 3-2 terjadi di markas lawan.
"Sebelum laga itu, Bang Dananjaya memanggil saya dan kami bicara empat mata," ujar Zulkarnaen Jamil.
"Beliau lalu bilang ke saya: Zul, kalau kamu cetak gol, "ada" nech buat kamu."
"Sebagai pemain muda, ini pemicu semangat yang cukup bagus karena saya merasa sangat dihargai," tuturnya.
Akhirnya, satu gol dicetak Zulkarnaen Jamil dan kantong lelaki asal Aceh ini berisi uang bonus khusus dari Dananjaya.
Ya, Zulkarnaen Jamil mengatakan, saat itu nominal bonus yang diberikan berupa uang dolar Amerika Serikat (AS).
"Jumlahnya, saya ingat saat itu beliau memberikan 50 dolar. Saya senang bukan main," tutur Zulkarnaen dengan bangga.
Lalu pada laga berikutnya, Arseto Solo bersua wakil Brunei Darussalam, Kota Ranger FC dan menang agregat 3-2.
Saat pertemuan pertama di Solo, Arseto hanya main imbang dengan skor 1-1. Gol tunggal tuan rumah dicetak Zulkarnaen Jamil.
Kemudian pada leg kedua di Bandar Seri Begawan, Arseto menang 2-1 dan salah satu gol mereka sumbangan Zulkarnaen Jamil.
Maka, Zulkarnaen Jamil pun menerima lagi 50 dolar AS dari sang pelatih yang baru saja berpulang itu.
Sayang, Arseto Solo kontra wakil Thailand, Thai Farmers Bank, dan menang agregat 3-2, lelaki yang kini jadi pengusaha dan berusia 49 tahun itu absen cetak gol.
Hanya saja, peran Dananjaya pada laga ini diakui Zulkarnaen Jamil jadi kunci penting Arseto Solo sukse membalikkan keadaan.
Leg pertama di Bangkok, Arseto kalah 0-2. Artinya, kans mereka lolos berat harus menang 3-0 dan ternyata terjadi saat main di Solo.
"Kami main lepas saja, Bang Danan hanya bilang agar kami memaksimalkan semua yang ada dan disiplin," ucap Zulkarnaen Jamil.
"Hasilnya luar biasa, kami menang 3-0. Padahal saat itu, Thai Farmers Bank itu salah satu yang paling kuat di Asia Tenggara dan cukup disegani di Asia."
Selepas menang lawan Thai Farmers Bank, Arseto Solo jadi wakil Asia Tenggara ke perempat final Asian Club Championship musim itu yang dipusatkan di Bahrain.
Gabung Grup A dengan Yomiuri FC (Jepang), Al Shabab (Arab Saudi), dan Muharraq Club (Bahrain), Arseto Solo gagal total.
Mereka kalah dengan skor identik 0-3 dari ketiga pesaingnya dan gagal melaju ke semifinal.
"Tetapi, kami saja yang tak pakai pemain asing kala itu sehingga mampu mengimbanginya saat babak pertama saja," ujar Zulkarnaen Jamil yang selama kariernya hanya membela Arseto Solo dan Petrokimia Putra ini.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Baca juga Berita soal Pemain Asing Liga Indonesia lainnya:
8 Pemain Asing Liga Indonesia asal Australia Seri 3
8 Pemain Asing Liga Indonesia asal Australia Seri 2
8 Pemain Asing Liga Indonesia asal Australia Seri 1