- Hari ini, Selasa, 9 Juni 2020, pelatih Persija Jakarta, Sergio Farias, genap berusia 53 tahun.
- Walau kualitasnya dalam melatih Persija belum terukur, Sergio Farias cukup dicintai The Jakmania.
- Kontrak Sergio Farias bersama Persija akan berakhir Januari 2021, sehingga perlu prestasi.
SKOR.id - Kemarahan usai, stres menurun, matang berpikir, emosi stabil, dan kecintaan membuncah. Begitulah usia 53 tahun banyak dijelaskan.
Bisakah pelatih Persija, Sergio Farias, yang hari ini genap berusia 53 tahun, mengalami istilah-istilah manis tersebut dalam hidupnya?
Berita Persija Lainnya: Rekor Gol Tercepat Pedro Javier bersama Persija Belum Terpecahkan
Rasa-rasa indah itu bisa saja terwujud dan jadi nyata. Namun, selama masih menekuni sepak bola, cercaan, tantangan, dan problematika, akan datang.
Gambaran amarah, stres, dan emosi, tak demikian dalam sepak bola. Usia tak bisa menjelaskan duduk perkara tekanan saat melatih sebuah tim.
Apalagi melatih klub seperti Persija. Walau hanya bintang lima level di negera berkembang seperti Indonesia, tekanan menangani Macan Kemayoran sangat besar.
Musim kompetisi 2019 sekiranya bisa jadi gambaran. Tiga pelatih asing menjadi korban keganasan tekanan menangani tim ibu kota Indonesia ini.
Ivan Venkov Kolev, Julio Banuelos, dan Edson Tavares, adalah tiga pelatih asing yang menangani Persija pada musim 2019 secara maraton.
Sayang, kiprah Farias di Persija belum terukur. Pasalnya, Persija baru melakoni dua pertandingan musim ini dari tiga pekan Liga 1 2020.
Namun begitu, sudah ada cinta dari The Jakmania, sebutan fan Persija. Contohnya, Instagram Farias sudah diikuti 100.294 orang pada 9 Juni 2020.
Padahal, saat belum bergabung dengan Persija, jumlah pengikutnya hanya puluhan ribu. Karenanya kini Farias aktif berselancar di media sosial.
Dengan sejumlah bintang yang membela Persija, harapan tinggi digelayutkan di pundaknya. The Jakmania ingin gelar juara kompetisi dari Farias.
Organisasi fan klub yang identik dengan warna jingga dan logo jempol telunjuk itu juga ingin Persija tampil lagi dalam ajang internasional: Liga Champions Asia atau Piala AFC.
Ini sangat berdasar, sebab Farias mengantarkan klub Korea Selatan, Pohang Steelers menjuarai Liga Champions Asia 2009, sekaligus jadi pelatih terbaik musim itu.
Bisakah Farias mengulang kisah sukses di Korea Selatan bersama Persija? Mungkin tetapi tak ada yang bisa menjamin. Yang pasti, Farias harus bekerja keras.
Berita Persija Lainnya: Maman Abdurrahman, Sosok Teladan yang Ideal Bagi Bek Muda Persija
Adapun kontrak mantan pelatih Brasil U-20 ini akan berakhir pada Januari 2021. Dengan kata lain, pencapaian musim perdananya di Persija akan menjadi tolak ukur.
Kisah manis masa lalu, popularitas di media sosial, tak menjamin usianya panjang di Persija. Karenanya Farias perlu meraih gelar juara pada usia perdananya untuk Persija.