- ONE Championship dan UFC tengah mereguk manisnya kesuksesan, seiring melesatnya pamor MMA di berbagai dunia.
- Muncul wacana pertarungan dua petinggi organisasi MMA, ONE Championship dan Ultimate Fighting (UFC).
- Chatri Sityodtong merupakan pegiat Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ) dan Muay Thai, sedangkan Dana White aktif olahraga tinju.
SKOR.id - Melihat para petarung berlaga dalam seni bela diri campuran (MMA) mungkin bukan hal yang baru alias biasa.
Tapi, bagaimana jika yang bertanding petinggi organisasi MMA, ONE Championship dan Ultimate Fighting Championship (UFC).
ONE Championship maupun UFC memang tengah mereguk sukses, seiring naiknya pamor MMA dalam beberapa tahun terakhir.
Chatri Sityodtong dan Dana White dianggap sukses melambungkan MMA. Salah satunya ditandai dengan banyak atlet MMA.
Wacana pertarungan keduanya pun jadi pembahasan, menyusul unggahan video latihan CEO dan Chairman ONE Championship, Chatri Sityodtong.
Dalam video yang diunggah ke Instagram dan Twitter ONE Championship tersebut berisi caption siapa yang ingin menyaksikan (duel) Chatri vs Dana?
Unggahan tersebut kemudian mengundang berbagai reaksi, baik dari fans olahraga seni bela diri campuran maupun atlet-atlet profesional.
Tidak sedikit yang berkomentar, jika akhirnya laga ini benar-benar terealisasi, maka akan menjadi duel yang tak seimbang. Bahkan berat sebelah.
Hal ini karena Chatri Sityodtong merupakan pemilik sabuk cokelat Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ) dan sudah berlatih Muay Thai selama lebih dari 35 tahun.
Berbanding terbalik dengan Dana White yang menjabat sebagai Presiden UFC. Pria berkepala plontos itu lebih dikenal sebagai seorang pebisnis.
Lantas bagaimana jika duel antara Chatri Sityodtong dan Dana White benar-benar terjadi. Berikut prediksi jalannya pertarungan tersebut.
Duel Atas (Stand-up Game)
Fakta bahwa Chatri Sityodtong telah berlatih Muay Thai selama lebih dari tiga dekade, kemampuan tendangan serta pukulannya bisa jadi senjata mengerikan.
Namun, bukan berarti Dana White tak punya pengalaman bela diri sama sekali. Pria asal Amerika Serikat (AS) itu aktif berlatih tinju sejak masih remaja.
Misalnya saat usianya menginjak 17 tahun, Dana White juga diketahui mendalami olahraga yang dikenal dengan nama “sweet science” itu tersebut.
Bahkan, dia juga mulai aktif melatih boxercise atau konsep yang menitikberatkan tinju sebagai metode berlatih dibandingkan berkompetisi.
Jika melihat pada fakta-fakta itu, maka pertukaran serangan dalam duel atas atau stand up game bisa sangat menarik.
Muay Thai bisa dibilang lebih agresif karena para pelakunya dapat memanfaatkan delapan anggota tubuh, dari kaki hingga sikut.
Namun, para praktisi tinju memiliki pukulan yang tidak kalah mengerikan karena memang itulah senjata utama mereka.
Pergerakan kaki (footwork) serta kepala (head movement) dalam menghindari serangan lawan juga jadi nilai lebih petinju.
Kemampuan menghindari serangan bisa membuat frustrasi hingga akhirnya membuka celah dalam sistem pertahanan lawan.
Menarik untuk ditunggu aksi tukar serangan, serta siapa yang bisa mendaratkan serangan lebih agresif jika keduanya bertemu.
Jika tidak, pemenang ditentukan lewat satu pukulan keberuntungan (one lucky punch) dan itu bisa mengakhiri laga dalam sekejap.
Duel Bawah (Ground Game)
Ketika ini terjadi, jalannya laga mungkin lebih mudah ditebak. Berbekal ribuan jam di atas matras, Chatri Sityodtong berpeluang besar mengakhiri laga lewat kuncian.
Bagaimanapun, dirinya juga pemilik sabuk cokelat BJJ di bawah asukah Renzo Gracie, praktisi legendaris yang berasal dari klan grappling termasyhur.
Secara teori, para pemilik sabuk cokelat BJJ bisa mematahkan anggota tubuh lawan dalam hitungan detik. Tapi, logika matematika tidak selalu berlaku di arena laga.
Contohnya ONE: WINTER WARRIORS pada Desember 2021. Stamp Fairtex dengan latar belakang Muay Thai, bisa mengalahkan Ritu Phogat lewat kuncian armbar.
Hal ini sedikit sulit diterima logika karena area bawah seharusnya mutlak milik Ritu, yang notabene peraih medali emas cabang olahraga gulat Olimpiade.
Peluang yang sama juga berlaku dalam duel Chatri Sityodtong vs Dana White. Terlebih, bos UFC punya bobot yang lebih berat dan itu bisa jadi keuntungan.
Dengan pengalaman lebih dari dua dekade mempromosikan MMA, Dana White tentu bukan sosok sembarangan. Ia pasti banyak belajar dari petarung top UFC.
Mauricio Pochettino Kena Masalah, Zinedine Zidane Bakal Jadi Pelatih PSG 5 Bulan Lagi
Klik link untuk baca https://t.co/oH1fvfrpax— SKOR.id (@skorindonesia) January 7, 2022
Berita MMA Lainnya:
Francis Ngannou Jawab Tantangan Duel MMA vs Tinju Tyson Fury
Petarung Muda Thailand Tantang Ekaterina Vandaryeva dalam ONE Championship
Paul Craig Bersiap Pensiun Setelah Melawan Raja Kelas Berat Ringan