- Menteri Olahraga Polandia meminta IOC menarik partisipasi Rusia dari semua kepengurusan olahraga internasional.
- Pernyataan ini menyusul situasi perang antara Rusia-Ukraina yang saat ini masih belum juga mereda.
- Permintaan tersebut jelas mendapat penolakan dari kubu Rusia.
SKOR.id - Menteri Olahraga Polandia, Kamil Bortniczuk, ingin IOC menarik partisipasi Rusia dari semua kepengurusan olahraga internasional.
Kamil Bortniczuk bersikeras bahwa orang Rusia yang memenuhi syarat untuk bersaing di bawah bendera netral adalah mereka yang menentang tindakan pemerintahnya di Ukraina.
Pernyataan ini disampaikan pria 38 tahun itu menyusul situasi perang antara Rusia-Ukraina yang saat ini masih belum juga mereda.
"Kami mendukung untuk mengecualikan Rusia dari semua federasi olahraga yang dipimpin oleh IOC sampai selesainya proses perdamaian dan kompensasi ke Ukraina," ujar Bortniczuk.
"Hanya setelah kompensasi ke Ukraina, mereka dapat kembali memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam olahraga dunia, kompetisi olahraga."
Bortniczuk juga menuduh Rusia menggunakan kekuatan finansialnya untuk mengamankan posisi dewan di Federasi Internasional
"Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia telah mengejar kebijakan diplomatik yang agresif." ujarnya.
"Pada dasarnya membeli kursi di Dewan federasi olahraga utama, karena sponsor kaya dengan modal Rusia mengikuti kandidat tersebut," ujarnya.
"Oleh karena itu, pengucilan ibu kota Rusia juga harus dilakukan pada saat yang bersamaan."
Sementara itu, Oleg Matytsin selaku Menteri Olahraga Rusia menilai Kamil Bortniczuk tidak profesional sekaligus tidak pantas menyarankan usulan tersebut.
Menurut Matytsin, olahraga bisa dimanfaatkan sebagai mekanisme penyelesaian konflik politik.
Ia pun menilai usulan Bortniczuk justru akan memberikan dampak lebih buruk kepada atlet Rusia jika disetujui.
"Polandia memiliki tradisi yang kaya dalam olahraga dan dalam Gerakan Olimpiade," katanya.
"Kita harus memposisikan diri sebagai penjamin pembangunan berkelanjutan dan mencari cara untuk membangun hubungan dengan negara-negara terlepas dari kompleksitas situasi politik."
“Olahraga menjadi penting sebagai mekanisme penyelesaian konflik politik. Atlet tidak boleh didiskriminasi," ujarnya memungkasi.
Baca Berita Olahraga Lainnya:
Polandia dan Bulgaria Resmi Gantikan Rusia sebagai Tuan Rumah VNL 2022
Fnatic Sanksi Roster Valorant yang Mendukung Invasi Rusia ke Ukraina