- Jurgen Klopp membagikan filosofi melatihnya yang mengadopsi relasi ayah dan anak.
- Filosofi ini terbentuk karena anak Jurgen Klopp berada dalam usia yang tidak jauh berbeda.
- Penyesuaian peran Jurgen Klopp sebagai ayah dan para pemain sebagai anak merupakan hal yang penting.
SKOR.id - Jurgen Klopp dikenal sebagai pelatih dengan kemampuan manajemen manusia yang baik, dan telah teruji di FC Mainz, Borussia Dortmund, dan kini Liverpool.
Jurgen Klopp memiliki reputasi sebagai pelatih dengan pengaruh besar di ruang ganti, di antara anak-anak asuhnya.
Akan tetapi, seorang Klopp tidak hanya pelatih dengan ide taktis dan penuh motivasi untuk selalu menang. Namun, juga ada hal-hal di luar "papan tulis" yang tak kalah penting bagi Klopp.
Salah satunya adalah menjadi ayah bagi pemain-pemain asuhannya untuk membangun relasi dan keterikatan satu dengan lain
Berita Liverpool lainnya: Jurgen Klopp Sempat Takut Dipecat Liverpool
"Para pemain saya bukan putra saya, tetapi putra saya sekarang berusia 35 dan 32. Itu hampir sama persis (dengan kondisi pemain)," kata Klopp dalam wawancara bersama Sky Sports.
“Ada saat-saat ketika Anda menjadi seorang ayah, ada saat-saat ketika Anda seorang teman, ada saat-saat ketika Anda harus mengkritik mereka. Hal-hal ini selalu persis sama. Saya selalu melakukan itu dengan pemain saya juga."
Klopp mengakui bahwa tujuannya mengambil peran ayah adalah untuk menjadi dekat dengan para pemainnya. Kejujuran dan keterbukaan menjadi kunci Klopp dalam melakukan peran ini.
“Kita dapat memiliki hubungan yang sangat dekat, dan semakin dekat hubungan yang Anda dapatkan, semakin Anda harus mengatakan yang sebenarnya kepada putra Anda karena mereka menilai Anda dari penilaian itu," kata Klopp.
Berita Liverpool lainnya: Peter Gulacsi, Redup di Liverpool lalu Bersinar Bersama RB Leipzig
"Saya menjelaskan sekali dan berkata saya benar-benar ingin menjadi teman pemain saya, tetapi saya tidak bisa menjadi teman terbaik mereka. Begitulah adanya."
Meski begitu, peran sebagai Ayah ini tidak serta merta menempatkan Jurgen Klopp menjadi sosok yang semena-mena pada akhirnya.
“Seorang teman harus mengatakan yang sebenarnya kepada Anda, seorang teman harus memberi tahu Anda apa yang dapat Anda lakukan dengan lebih baik, seorang teman harus, dan akan, selalu memberi tahu Anda apa yang benar dan apa yang salah," kata Klopp menjelaskan.
"Itulah tepatnya yang saya lakukan, tetapi saya tidak pernah menggunakan cara yang membuat mereka tidak bisa bangun pagi pada hari berikutnya."