- Kecelakaan 51G yang dialami Max Verstappen adalah insiden fatal untuk manusia normal.
- Manusia normal hanya mampu bertahan tidak lebih dari tekanan 9G selama beberapa detik.
- Kondisi Max Verstappen menunjukkan tingginya standar keselamatan dan latihan berat para pembalap F1.
SKOR.id - Kondisi Max Verstappen yang tanpa luka luar setelah mengalami tabrakan berkekuatan 51 kali gravitasi atau 51G sekali lagi menunjukkan betapa tingginya standar keselamatan di ajang Formula 1.
Pada Minggu (18/7/2021), Max Verstappen mengalami kecelakaan hebat saat lap pembuka di tikungan 9 atau Copse Corner Sirkuit Silverstone saat melakoni lomba di F1 GP Inggris 2021.
Dalam tayangan ulang, terlihat ban depan mobil Hamilton sempat menyentuh ban belakang Verstappen hingga pembalap Red Bull Racing tersebut hilang kendali dan menabrak dinding pembatas dengan kecepatan tinggi.
Usai berjalan keluar dari mobil yang hancur, Verstappen sempat melambaikan tangan ke arah para penonton di tribun walaupun tampak syok dan mengeluh pusing sehingga langsung dilarikan ke rumah sakit.
Meskipun tanpa luka luar dan terlihat baik-baik saja, tekanan 51G yang dialami Verstappen adalah sebuah mala petaka bagi tubuh manusia jika tanpa pengamanan ekstra serta kesiapan fisik yang hebat.
G-force adalah satuan jenis akselerasi tekanan gravitasi yang menyebabkan beban tubuh bertambah, seperti yang Anda alami ketika ditekan ke kursi saat menikmati wahana roller coaster berkecepatan tinggi.
Semakin tinggi tekanan G-force maka semakin besar juga beban yang ditumpukan kepada tubuh kita yang 60 persennya mengandung air.
G-force horizontal, seperti yang dialami oleh Verstappen, dapat mengakibatkan patah tulang, pergeseran organ, hingga pecahnya pembuluh darah.
Kadar toleransi seseorang akan G-force berbeda-beda tergantung gaya hidup dan pola makan sehari-hari.
Manusia normal dapat menahan tekanan gravitasi tidak lebih dari 9G dan hanya bertahan selama beberapa detik saja.
View this post on Instagram
Dalam kondisi tersebut darah akan mengalir ke bagian bawah tubuh sehingga jantung kekurangan pasokan untuk dipompa serta dialirkan ke otak.
Oleh karena itu, pandangan mata akan berkunang-kunang, black-out atau pingsan, bahkan tewas dalam hitungan detik.
Pembalap F1 yang menjalani latihan G-force tingkat tinggi tentu memiliki kadar toleransi yang lebih tinggi, apalagi ditambah dengan pakaian khusus yang dikompresi untuk menjaga keselamatan saat membalap.
Sekali lagi, kecelakaan yang dialami Verstappen membuktikan bahwa sistem keamanan dan latihan berat para pembalap F1 berada di atas level rata-rata.
Hal ini dibuktikan dengan, dalam Instagram pribadinya, Verstappen mengaku sudah diperbolehkan meninggalkan rumah sakit tanpa cedera serius sehari setelah kecelakaan di Silverstone.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Covid-19 Memupus Impian Coco Gauff Tampil di Olimpiade Tokyo 2020 https://t.co/JeykHw7lD4— SKOR.id (@skorindonesia) July 19, 2021
Berita F1 Lainnya:
Bikin Max Verstappen Celaka, Lewis Hamilton Disebut Masih Amatir
Max Verstappen Kesal Melihat Lewis Hamilton Berselebrasi Seusai F1 GP Inggris 2021