- Ruang medis menjadi salah satu hal yang menjadi sorotan dalam setiap ajang balap, termasuk Formula E.
- Dibanding Sirkuit Mandalika, ruang medis di Jakarta International E-Prix Circuit tergolong kecil.
- Meski demikian, ruang medis ini dibekali dengan teknologi terkini.
SKOR.id - Tak bisa dipungkiri dalam balapan, ruangan medis merupakan salah satu elemen vital.
Hal ini dikarenakan ruang medis menjadi tempat pertama merawat pembalap jika terjadi kecelakaan.
Panitia ePrix Jakarta pun menyiapkan dengan sungguh-sungguh ruang dan tenaga medis yang akan digunakan pada saat balapan, Sabtu (4/6/2022) besok.
Dibanding gelaran balap motor di Sirkuit Mandalika, ruang medis di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) memang sangat kecil. Meski demikian, kualitasnya diklaim sangat memenuhi standar.
"Total semua ada 40 tim medis, 4 ambulans di lapangan. Jauh sekali dengan Mandalika, di MotoGP ada 147 personel," ujar Chief Medical Officer (CMO) Ikatan Motor Indonesia, dr Steven Antonis, dikutip dari Motorsport.
"Untuk beberapa hari ini, saya maksimalkan untuk melatih tim medis karena beda sekali penanganan di rumah sakit dan lapangan."
"Apalagi motorsport lebih butuh keamanan. Tim medis ini belum berpengalaman menangani ajang balapan."
"Sebagai CMO, saya komunikasi dengan Medical Director. Untuk klinik medis, saya harus isi berapa bulan, requirement apa, perangkat seperti apa yang harus saya penuhi,” tuturnya.
Steven yang sudah berpengalaman melatih tim medis pada tiga event akbar balapan di Tanah Air menjelaskan formasi dokter yang tersedia di lapangan.
"Kamu punya 3 dokter bedah anestesi, yang berjaga di mobil medis 1, 1 di ekstrikasi, 1 stand by di pusat medis. Selain itu, ada dokter bedah toraks vaskuler, dokter bedah syaraf, radiologi dan ortopedi," ia memaparkan.
Dokter yang memberikan rekomendasi Marc Marquez untuk tak melanjutkan balapan di MotoGP Indonesia tersebut, mengelaborasi lagi perbedaan antara tim medis di Mandalika dan event Formula E perdana di Jakarta kali ini.
"Jika di Mandalika ada ground post (tim medis yang berjaga di beberapa titik sirkuit, red.), di sini tidak ada. Hanya ada ambulans di tiga titik, medis hanya satu dan tiga berjaga di lapangan," tuturnya.
"Kalau korban insiden harus distabilkan, di sini ada ruangan medical centre yang kecil. Beda dengan Mandalika. Boleh dikatakan FIA mintanya minimalis."
"Walaupun minimalis kita harus memenuhi persyaratan kerja. Kalau di roda 2 lebih high risk, personel yang dibutuhkan juga lebih banyak. Kalau single seater, lebih aman dibanding balap motor."
"Jika kondisinya parah, pembalap dirujuk ke Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kemayoran. Jaraknya kurang lebih 10 menit dari sini. Kalau 20 menit, menurut ketentuan, harus ada helikopter," ia menambahkan.
Adapun dalam medical centre yang berada di JIEC, terdapat dua ruang masing-masing berukuran 2x3 meter persegi.
Kedua ruangan tersebut berisi sebuah tempat tidur dan perlengkapan medis lengkap. Bedanya, satu ruangan untuk penanganan cedera berat dan satu lagi untuk cedera ringan.
Terdapat juga sebuah ruangan berisi shower untuk mendinginkan seandainya terjadi luka bakar.
Artikel ini telah tayang di Motorsport Indonesia dengan judul "Tim Medis Jakarta E-Prix, Minimalis Tapi Optimal".
Berita Formula E lainnya:
Pembalap Indonesia Bisa Berkiprah di Formula E, Ini Syaratnya
CEO Formula E Puji Kualitas Sirkuit Ancol, Disebut Bakal Disukai Para Pembalap
Tim Formula E Pastikan Gelaran Jakarta E-Prix Siap Hadapi Segala Cuaca