SKOR.id - Satu pertandingan semifinal Liga Champions akan mempertemukan dua klub asal kota mode di Italia, AC Milan dan Inter Milan.
Pertandingan bertajuk Derby della Madonnina ini memiliki sejarah panjang. Menurut statistik kedua tim sudah bertemu 235 kali di pertandingan kompetitif, dengan La Beneamata memegang rapor lebih baik setelah mengumpulkan 87 kemenangan dan 69 imbang. Sementara Il Diavolo Rosso membukukan 79 kemenangan.
Namun di pentas Eropa, pertemuan Milan dan Inter sangat jarang terjadi. Baru dua kali partai Derby della Madonnina ini digelar di ajang Liga Champions, dengan terakhir kali dua dekade silam.
Sebelum menyaksikan pertandingan panas di San Siro, Kamis (11/5/2023) dini hari WIB, Skor.id mengulas kembali dua Derby della Madonnina yang pernah terjadi di Liga Champions berikut ini:
1. Semifinal 2002-2003
Pertemuan pertama Derbi Milan terjadi dalam perebutan tiket final Liga Champions 2022-2023. Saat itu, sepak bola Italia tengah mendominasi Eropa, karena di partai lainnya ada Juventus yang menantang raksasa LaLiga Spanyol, Real Madrid.
Milan sebagai tua rumah di laga pertama, meski keduanya menggunakan stadion yang sama untuk pertandingan ini. I Rossoneri diarsiteki Carlo Ancelotti dan Inter disebut Hector Cuper, dengan kedua tim berakhir imbang tanpa gol pada leg pertama.
Lalu pada pertemuan kedua, di menit pertama injury time babak pertama Andriy Shevchenko memecah kebuntuan setelah memaksimalkan bola rebound untuk mengoyak jala Francesco Toldo. Sebuah gol bernilai ganda, karena saat itu gol tandang masih berlaku.
Adalah Obafemi Martins yang menjadi pahlawan Cuper dengan mencetak gol enam menit sebelum laga usai. Gol penyama ini membuat laga makin panas, Milan terlihat gugup dan nyaris menelan kekalahan jika usaha Mohamed Kallon tidak digagalkan oleh Christian Abbiati di menit ke-87.
AC Milan akhirnya melaju ke final, di mana mereka mengalahkan Juventus melalui adu penalti.
2. Perempat final 2004-2005
Dua musim kemudian, sejarah berulang. Kali ini, satu tempat di semifinal yang menjadi rebutan kedua tim. Pada leg pertama, di mana Milan menjadi tuan rumah, Dida harus jatuh bangun menyelamatkan gawangnya. Mulai dari tendangan bebas Sinisa Mihajlovic, Juan Sebastian Veron, hingga tendangan Roque Santa Cruz.
Di tengah gempuran Inter, justru Milan mengepak dua gol melalui sundulan Jaap Stam dan Shevchenko setelah sama-sama memaksimalkan umpan Andrea Pirlo dari bola mati.
Leg kedua berjalan panas, Inter yang harus mengejar defisit gol justru kembali tertinggal gegara Sheva mencetak gol di menit ke-30.
I Nerazzurri melakukan berbagai cara untuk mengehar kettertinggalan, sampai akhirnya mereka berhasil membobol gawang Dida dari Esteban Cambiasso di menit ke-71, namun gol tersebut dianulir. Keputusan wasit memicu kemarahan suporter di stadion. Mereka mulai melempari botol dan kembang api ke lapangan.
Satu kembang api bahkan mengenai bagian bahu Dida yang sedang berdiri di dekat gawang, area penalti Milan tak bisa digunakan dan pertandingan gagal dilanjutkan. UEFA akhirnya menghadiahkan kemenangan 3-0 untuk Milan.
Tak hanya tersingkir dengan agregat 0-5, Inter Milan juga dihukum melakoni empat pertandingan Eropa tanpa penonton oleh UEFA.