TOPSKOR - Anak zaman kiwari (waktu sekarang)tentu sangat akrab terhadap telepon seluler atau telepon pintar. Setiap hari, mereka hampir selalu bersentuhan dengan seluler.
Bangun tidur, benda pertama yang dipegang ialah seluler. Mau mandi, sarapan, bermain hingga jelang tidur juga pegang seluler.
Bahkan, orang lebih risau ketika selulernya tertinggal daripada dompet yang ketinggalan.
Hal itu menunjukkan bahwa seluler menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari anak-anak zaman kiwari.
Baca Juga: Tak Hanya Perkuat Gigi, Ini 7 Manfaat Daun Sirih Hijau dan Merah
Perkembangan berbagai fitur yang ditawarkan membuat orang-orang semakin sulit meninggalkan seluler.
Namun intensitas memegang seluler yang tinggi rupanya juga memberi dampak kurang baik bagi kesehatan. Ia dapat menyebabkan sakit yang disebut "tendonitis seluler".
Untuk diketahui, tendonitis seluler merupakan peradangan di tangan akibat penggunaan perangkat seluler secara berlebihan.
Secara lebih khusus, tendonitis seluler merupakan styloid radial atau tenosinovitis de quervain.
Peradangan yang terjadi pada selubung tendon dapat menyebabkan pembengkakan di pangkal ibu jari maupun pergelangan tangan.
Dikutip dari laman Mejorconsalud, ketika memegang ponsel sebenarnya posisi telapak tangan menyimpang ke atas, pergelangan tangan miring ke ke dalam dan ibu jari menekuk.
Posisi semacam itu jelas jauh dari posisi tangan yang netral sehingga ia dapat menyebabkan trauma kecil yang terus berulang terjadi seiring dengan intensitas memegang seluler.
Baca Juga: Mengenal Masalah Buang Air Kecil Anyang-anyangan dan Cara Mengatasinya
Secara umum, ibu jari memiliki tugas sebagai penopang sedangkan jari-jari yang lain untuk fungsi lainnya. Peran tersebut harus dibalik ketika seseorang memegang ponsel.
Sewaktu bermain dengan seluler, jari-jari yang lain bekerja untuk menopang, sementara ibu jari bekerja untuk menyentuh layar dan mengoperasikan seluler.
Beban kerja yang terbalik itulah yang menjadi faktor penyebab peradangan tendon apabila dilakukan secara berulang dan dalam durasi yang lama.
Adapun gejala yang paling sering dirasakan penderita tendonitis seluler yakni, nyeri di tangan, mati rasa, sensasi terbakar atau kesemutan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wang dan kawan-kawan, kelelahan otot sebenarnya sudah terjadi setelah mengoperasikan ponsel selama 10 menit.
Namun sering kali orang mengabaikan ketidaknyamanan yang dirasakan dan terus berlanjut hingga berjam-jam kemudian.
Peristiwa tersebut terjadi lagi pada keesokan harinya, beranjut selama seminggu, sebulan, bahkan bertahun-tahun kemudian.
Ketika gejalan-gejala tendonitis seluler muncul mungkin orang juga tidak merasa itu sebagai gangguan yang berbahaya.
Namun tentu perlu disadari bahwa pengabaian masalah-masalah kesehatan yang kecil dapat berakibat fatal pada kemudian hari.
Ancaman serius yang muncul akibat pembiaran tendonitis seluler secara terus menerus yakni tangan menjadi kehilangan keterampilan seperti akurasi dan kontrol gerakan, hingga kehilangan kekuatan di tangan.