SKOR.id – Tarian Indonesia jadi satu-satunya wakil dari kawasan Asia Tenggara yang terpilih untuk ditampilkan dalam peluncuran maskot Piala Asia 2023 di Qatar bulan lalu.
Peluncuran maskot bernama Jerboa tersebut diselenggarakan di jantung kota Doha, Qatar, pada tanggal 1 Desember 2023.
Dalam kesempatan tersebut, Indonesia menampilkan Tari Lenggang Nyai dari Betawi yang dibawakan oleh kelompok tari Indonesia di Qatar, Puspa Qinarya.
Margie Azis, Ketua Sanggar Puspa Qinarya, dikutip dari rilis Kementerian Luar Negeri RI, Sabtu (6/1/2024), menyampaikan kebanggaannya atas prestasi ini.
“Ini adalah kebanggaan bagi kami, karena tidak semua kelompok tari di Qatar mendapatkan kesempatan ini,” ujar Margie.
“Bahkan tidak semua kontestan Piala Asia mendapat peluang ini. Pihak penyelenggara melakukan kurasi dengan ketat," ia menambahkan.
Puspa Qinarya adalah salah satu kelompok tari yang telah banyak terlibat dalam menampilkan tarian Indonesia di Qatar.
Kelompok ini misalnya tampil dalam ajang Flag Plaza Festival, yang merupakan festival dalam rangka menyambut Piala Dunia tahun lalu yang juga digelar di Qatar.
“Kami akan memanfaatkan tiap jengkal gelaran Piala Asia 2023 untuk melakukan promosi Indonesia di Qatar," ucap Duta Besar RI di Qatar, Ridwan Hassan.
Indonesia telah menyiapkan serangkaian kegiatan promosi dalam rangka menyambut pesta sepak bola terakbar se-Asia tersebut seperti pagelaran tari dan mini turnamen olahraga.
Qatar akan menjadi tuan rumah Piala Asia dua kali untuk tahun 2024 ini. Untuk kategori senior, turnamen Piala Asia 2023 akan digelar Januari-Februari 2024.
Sementara untuk kategori U-23 diselenggarakan pada April-Mei 2024. Pada kedua gelaran tersebut, KBRI Doha menargetkan Indonesia dapat sukses prestasi sekaligus promosi.
Tari Lenggang Nyai Tercipta 2002
Dikutip dari senibudayabetawi.com, Tari Lenggang Nyai merupakan tarian yang relatif baru. Tari kreasi baru ini diciptakan oleh Wiwiek Widiyastuti pada tahun 2002.
Ini merupakan tarian simbol perjuangan perempuan Betawi. Tarian ini konon terinspirasi kisah Nyai Dadimah.
Ia merupakan nyai cantik asli Betawi yang berada dalam tekanan ketika menjadi istri seorang Belanda, Edward William.
Beragam aturan-aturan yang ditetapkan oleh suaminya membuat Nyai Dasima tertekan dan memberontak.
Perjuangan atas hak-hak perempuan inilah yang menjadi inspirasi terbesar Wiwik.
Tari Lenggang Nyai pada awal kemunculannyalebih banyak dipentaskan dalam acara-acara peringatan 17 Agustus.
Seiring waktu berjalan, tarian ini makin populer dan sekarang kerap dipertunjukkan dalam serangkaian acara di Jakarta, juga untuk menyambut tamu-tamu penting.