Mengapa Sepeda Federal Masih Jadi Incaran Pesepeda

Tri Cahyo Nugroho

Editor: Tri Cahyo Nugroho

Beberapa sepeda Federal, utamanya di Eropa, masih terlihat orisinal hingga kini. (Hendy Andika S/Skor.id)
Beberapa sepeda Federal, utamanya di Eropa, masih terlihat orisinal hingga kini. (Hendy Andika S/Skor.id)

SKOR.id – Anda yang lahir antara era 1970-an sampai 1980-an, dan menyukai sepeda, pasti mengetahui merek Federal. Sepeda ini memang tidak lama diproduksi. 

Namun, banyak orang yang menamai dirinnya sebagai Federalist. Mereka lantas membentuk komunitas atau kelompok untuk menyalurkan hobinya. 

Sudah lebih dari 20 tahun lebih, sepeda Federal tidak lagi diproduksi. Tetapi, penggemarnya tetap ada dan bahkan mungkin menularkan ke keturunannya. 

Mengapa sepeda merek Federal masih dicari para pencinta sepeda? Apa saja faktor yang membuatnya diburu? 

Skor.id akan coba mengulasnya dalam Skor Special kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).

Sejarah Singkat Sepeda Federal

Pada 1978, pemerintah Indonesia di bawah Presiden Soeharto melakukan devaluasi nilai rupiah dari Rp415 menjadi Rp625 terhadap dolar Amerika Serikat. Lima tahun kemudian, 1983, pemerintah kembali melakukan devaluasi. Namun, di tengah industri yang mulai terpuruk saat itu, Astra justru tertarik berbisnis sepeda. 

Meskipun produksinya terus menurun, pendiri Grup Astra William Soeryadjaya meminta Presiden Direktur PT Federal Motor (kini PT Astra Honda Motor) saat itu Budi Setiadharma untuk tidak mem-PHK karyawan. Budi pun memutar otak, hingga akhirnya menemukan ide untuk memanfaatkan mesin yang ada untuk memproduksi barang lain. 

Budi, yang menemukan ide saat melihat pameran sepeda di Inggris, akhirnya memutuskan untuk memproduksi sepeda dengan merek Federal. Saat itu ia kagum dengan sepeda bikinan Eropa karena menurutnya membuatnya sangat gampang.

Frame (rangka) sepeda, contohnya, gampang sekali dibuat – dibanding motor – menggunakan mesin milik PT Federal Motor. Level keamanan rangka motor juga lebih tinggi dibanding sepeda. 

PT Federal Motor lantas mendirikan PT Federal Cycle Mustika khusus untuk memproduksi sepeda Federal. Pun begitu, pemasaran sepeda ini awalnya tidak mudah. Para pedagang sepeda di Sawah Besar, Jakarta, menolak. 

Akhirnya Budi meminta Astra Honda membantu menjual sepeda Federal ini melalui agen sepeda motor. Upaya gigih tim pemasaran membuat angka penjualan meledak. Ujungnya, tidak ada seorang pun karyawan Federal Motor yang di-PHK. 

Tak hanya di dalam negeri, sepeda Federal juga berjaya di Eropa pada akhir era 1980-an. Pada 1987, ekspor sepeda Federal ke sejumlah negara di Benua Biru mencapai 7.028 unit dan meningkat nyaris empat kali lipat – menjadi 26.656 – setahun kemudian. 

Penjualan sepeda Federal mulai turun pada awal tahun 1994, sejak diterapkannya sanksi bea masuk produksi Indonesia oleh negara-negara Eropa yang tergabung dalam Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE). Alasan aturan itu karena Federal dituding melakukan dumping, menjual barang lebih murah di luar negeri dibanding di dalam negeri. 

Dampaknya, bila sebelumnya sepeda Indonesia yang diekspor ke Eropa bebas dari pajak dan bea, sejak 1994 terkena bea masuk 17,7% dan denda 28,4%. Penjualan sepeda di Eropa pun anjlok drastis. Satu per satu produsen sepeda Indonesia tutup. 

Astra sendiri menyetop produksi sepeda Federal pada 1996. FCM sendiri bubar pada 1997 dan pabrik diminta Federal Motor untuk perakitan sepeda motor. 

Saat MEE mencabut isu dumping dan FCM dinyatakan tidak melakukan praktik itu, semua sudah terlambat. FCM sudah tutup total dan kembali fokus pada produksi sepeda motor. 

Mengapa Sepeda Federal Masih Disukai

Lantas, meskipun sudah tidak diproduksi lagi, mengapa sepeda-sepeda Federal masih disukai pencinta sepeda di Indonesia? Skor.id coba menguraikan sejumlah faktor yang membuat sepeda Federal masih diburu. 

1. Kelangkaan

Sudah tidak diproduksi sejak 28 tahun lalu, membuat sepeda Federal benar-benar langka. Ditambah usia produksi sepeda Federal yang tidak lama dan lebih banyak diekspor. 

Alhasil, sangat sulit, bahkan bisa dibilang hampir tidak ada lagi, ditemui sepeda Federal dalam kondisi orisinal. Jika ada sepeda Federal yang masih orisinal, bisa dibayangkan harga jualnya jika sang pemilik mengetahui soal sepeda. 

2. Nilai Historis dan Nostalgia

Seperti sudah diuraikan di atas, sepeda Federal ini memiliki sejarah unik meskipun usianya terbilang tidak lama. Jadi, ada perasaan bangga bagi mereka yang memilikinya, apalagi yang asli (karena waktu booming sepeda ini banyak dipalsukan). 

Bagi mereka yang tumbuh dan mengalami masa remaja pada era akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an, pasti akan terasa berbeda bila mampu memakai lagi unit sepeda Federal. Apalagi jika dahulu sangat mengidamkan namun tidak kesampaian dibelikan oleh orangtuanya.

Data sepeda federal - Hendy Andika S Skor.id.jfif
Pencinta sepeda Federal semakin banyak dan terlihat dalam beberapa tahun terakhir. (Hendy Andika S/Skor.id)

3. Teknologi yang Dipakai

Saat diproduksi, FCM jelas sedikit banyak memakai standar Federal Motor, dari pengerjaan, material, hingga bantuan maupun kerja sama dari sejumlah perusahaan Jepang. Alhasil, dari sisi kualitas dan modelnya, sepeda Federal ini tak termakan zaman.

Dahulu, meskipun produksi FCM bisa mencapai 500 ribu unit sepeda per bulan, butuh waktu dua hari untuk memproduksi sebuah sepeda. Per hari bisa dibuat lebih dari seribu buah. 

Ada dua keunggulan sepeda produksi FCM, yakni proses pengelasan dan pengecatan. Las yang digunakan lebih kuat dari pengelasan motor, dengan las argon tig yang dikerjakan tangan manusia (handmade). 

Sementara pengecatan dilakukan melalui 4-5 tahap: cat dasar, cat tambahan, cat utama, decal, dan coating. Proses pengecatan sepeda Federal adalah murni didesain oleh FCM, menggunakan spraygun yang memang khusus untuk menciptakan warna dan corak berbeda-beda tersebut. 

FCM juga sempat membuat Kuwahara, misal M4.5, M4.0, dan M3.5. Juga membuat seri Federal dan Kuwahara khusus untuk pameran, seperti di Taiwan (Taipei Cycle Show), Jepang (Tokyo Cycle Show), Los Angeles. Tipe pameran tersebut khusus ekspor. 

Kuwahara M4.5 sebenarnya bukan untuk lokal, tapi sisa ekspor. Ada istilah LE (Limited Edition) namun bukan LE karena edisi terbatas melainkan sisa ekspor yang disesuaikan dan dijual di pasar lokal. 

Untuk tubing M3.5 dilakukan di Jepang tapi dilas di Indonesia. Sedangkan M4.5 fullframe dari Jepang. Keduanya berbahan chromoly dan itu menjadi bukti FCM saat itu sudah bisa mengelas chromoly

Seorang anggota Komunitas Federalist Bandung mengaku membeli rangka sepeda Federal tipe Avanto seharga Rp5 juta. Bagi orang awam, frame seharga itu pasti dibilang mahal, tetapi tidak bagi Federalist. Saat ini, rangka itu dipastikan tidak dilepas kecuali di atas Rp15 juta.

4. Material Rangka 

Para penunggang sepeda Federal sering membicarakan jenis logam yang menjadi bahan rangka sepeda kesayangannya. Dan, chromoly tidak pernah lepas dari pembahasan karena material ini menjadi favorit bagi banyak Federalist.

Saat pemalsuan makin marak, salah satu cara FCM “melindungi” Federal adalah menggunakan kode untuk merinci sepeda buatannya. Dari kode ini juga bisa dilihat apakah sepeda Federal itu memakai rangka chromoly atau tidak. 

Misalnya FMG 12 CX, artinya Federal-MTB-Gents grade 1 buatan tahun 1992 Chromoly-Oversize. Semakin kecil angka grade, semakin bagus spesifikasinya. 

Jika Anda mencari rangka bekas Federal, Anda akan menemukan harga frame dari material chromoly ini jauh lebih mahal dari pada rangka dengan bahan lain seperti alumunium atau hi-ten steel. Lalu, mengapa chromoly lebih mahal daripada material lainnya?

Chromoly pada dasarnya adalah baja namun dengan campuran alloy (aluminium campuran) yang entah bagaimana caranya bisa berubah menjadi material yang lebih kuat daripada baja hi-ten steel sehingga bisa dirancang menjadi tubing yang lebih tipis dan kecil agar frame menjadi lebih ringan. 

Uniknya, beberapa penggemar Federal bahkan bisa membedakan chromoly dengan material lain hanya dengan mendengar bunyinya saat dijentik dengan jari.

5. Restorasi Sepeda Federal Lebih Menarik 

Karena sudah hampir pasti sulit menemukan sepeda Federal dalam kondisi utuh, praktis restorasi menjadi jalan keluar. Paling realistis adalah berusaha mendapatkan rangka asli Federal, baru setelah itu melengkapi komponen lainnya dengan spesifikasi yang mirip dengan versi orisinal. 

Bagi pehobi sepeda, merestorasi Federal tentu menarik sekaligus menantang. Makin mirip komponen dengan orisinalnya (syukur jika menemukan versi orisinalnya) jelas lebih baik. 

Sulit dan langkanya barang-barang sepeda Federal serta permintaan yang kian tinggi, membuat harga Federal versi restorasi juga terus tinggi. Bengkel-bengkel restorasi sepeda Federal kini terbukti bermunculan. 

RELATED STORIES

Mengapa Banyak Orang Indonesia Berinvestasi di Klub Sepak Bola

Mengapa Banyak Orang Indonesia Berinvestasi di Klub Sepak Bola

Ada banyak faktor yang membuat orang tertarik berinvestasi di klub sepak bola.

Mengapa Pemain Esports Sering Pensiun di Usia Muda

Mengapa Pemain Esports Sering Pensiun di Usia Muda

Tak seperti di olahraga-olahraga lain, usia pensiun para pemain profesional esports terbilang lebih muda dibanding atlet olahraga lain.

Mengapa Jepang Tak Pernah Kehabisan Pembalap untuk MotoGP

Pembalap Jepang Ai Ogura berhasil menembus MotoGP mulai 2025.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Turnamen padel bertajuk Clash of Communities didukung penuh DRX. (Foto: Dok. DRX/Grafis: Skor.id)

Other Sports

Turnamen Padel Antar-Komunitas Siap Digelar, Disiarkan Gratis

DRX mendukung penuh turnamen padel bertajuk Clash of Communities di Crown Padel, Alam Sutra, 19-20 Juli 2025.

Rais Adnan | 18 Jul, 11:53

Persebaya Surabaya vs PSS Sleman dalam Team Launching Game 2025 pada 19 Juli 2025. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Prediksi dan Link Live Streaming Persebaya vs PSS pada Team Launching Game 2025

Persebaya Surabaya menjamu PSS Sleman di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, pada Sabtu (19/7/2025) malam.

Taufani Rahmanda | 18 Jul, 11:49

Kompetisi futsal putri kasta tertinggi di Indonesia untuk musim terbaru, Women Pro Futsal League 2024-2025. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Futsal

Women Pro Futsal League 2024-2025: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Women Pro Futsal League 2024-2025 yang terus diperbaharui seiring berjalannya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 18 Jul, 10:23

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, pada acara National Coach Conference 2025 di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, pada 18 Juli 2025. (Foto: PSSI/Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Juli 2025 Dinilai Jadi Bulan Sepak Bola Indonesia, Erick Thohir Apresiasi Presiden Prabowo

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, berterima kasih kepada Presiden RI, Prabowo Subianto, yang juga Dewan Kehormatan PSSI.

Taufani Rahmanda | 18 Jul, 10:21

Hadiah ranked baru PUBG Mobile. (PUBG Mobile)

Esports

Hadiah yang Bisa Didapatkan dari Musim Ranked Terbaru PUBG Mobile

PUBG MOBILE memasuki Ranked musim terbarunya, CYCLE 9 SEASON 25 (C9S25), yang berlangsung 12 Juli - 11 September 2025.

Gangga Basudewa | 18 Jul, 09:07

MWI 2025 di Esports World Cup 2025. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

MWI 2025: Juara Bertahan dan ONIC Pertiwi Pulang

Indonesia hanya tinggal menyisakan satu wakil saja yakni Team Vitality di MWI 2025.

Gangga Basudewa | 18 Jul, 09:01

Patrick Kluivert (Pelatih Timnas Indonesia). (Jovi Arnanda/Skor.id)

Timnas Indonesia

Patrick Kluivert Sayangkan Cederanya Ole Romeny, Bicara Pengganti untuk Timnas Indonesia

Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, cari pengganti Ole Romeny untuk putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Taufani Rahmanda | 18 Jul, 07:16

Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia (APPI)

Liga 1

APPI Dukung Ketum PSSI Revisi Regulasi Pemain Asing

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, membuka ruang untuk merevisi regulasi terkait kuota pemain asing di kompetisi Liga 1.

Gangga Basudewa | 18 Jul, 07:11

Update bursa transfer La Liga (Liga Spanyol) di musim 2025-2026. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id).

La Liga

Update Bursa Transfer La Liga 2025-2026

Update bursa transfer La Liga (Liga Spanyol) musim 2025-2026, Real Madrid, Barcelona, hingga Atletico Madrid beruburu pemain baru.

Pradipta Indra Kumara | 18 Jul, 06:39

nathan tjoe-a-on timnas indonesia

Timnas Indonesia

Lyngby Boldklub Batal Kontrak Nathan Tjoe-A-On

Nathan Tjoe-A-On sudah melewati tes medis namun akhirnya keduanya tidak melanjutkan ke tahap kontrak.

Gangga Basudewa | 18 Jul, 06:13

Load More Articles