Mengapa Pembalap Indonesia Sulit Bersaing ke MotoGP

Tri Cahyo Nugroho

Editor: Tri Cahyo Nugroho

Mario Suryo Aji yang turun di Moto2 menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang turun di Kejuaraan Dunia Balap Motor 2024. (Jovi Arnanda/Skor.id)
Mario Suryo Aji yang turun di Moto2 menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang turun di Kejuaraan Dunia Balap Motor 2024. (Jovi Arnanda/Skor.id)

SKOR.id – Akhir pekan ini (27-29/9/2024), Sirkuit Internasional Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, untuk kali ketiga beruntun (sejak 2022) menjadi tuan rumah Pertamina Grand Prix of Indonesia. Tahun ini, GP Indonesia menjadi tuan rumah putaran ke-15 Kejuaraan Dunia MotoGP 2024.

Dalam beberapa musim terakhir, Indonesia boleh berbangga memiliki seorang wakil yang turun di Kejuaraan Dunia Balap Motor, yakni Mario Suryo Aji (lihat boks data). Rider Idemitsu Honda Team Asia itu baru musim 2024 ini turun di kelas Moto2 setelah dua musim sebelumnya turun di Moto3 dengan tim yang sama. 

Di Moto2 musim ini, ada empat pembalap Asia termasuk Mario Aji. Namun, pembalap asal Jepang Ai Ogura (MT Helmets – MSi) dan rider Thailand Somkiat Chantra (Idemitsu Honda Team Asia) akan promosi ke MotoGP

Namun, naiknya Ogura dan Chantra dibarengi dengan hengkangnya satu-satunya pembalap Asia yang turun di MotoGP dalam beberapa tahun terakhir, Takaaki Nakagami. Posisi pembalap asal Jepang itu di Tim Idemitsu Honda LCR akan digantikan Chantra. 

Lantas, apa yang membuat para pembalap Asia, utamanya Indonesia sulit untuk menembus Kejuaraan Dunia Balap Motor? Mengapa para rider Indonesia juga terlihat kesulitan untuk merebut poin di kelas-kelas yang diikuti (di bawah MotoGP, yakni Moto2 dan Moto3)? 

Skor.id akan coba mengulasnya dalam Skor Special kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).

Banyak faktor yang membuat para pembalap Indonesia sangat sulit untuk bersaing di Moto3 maupun Moto2, yang berujung pada makin tipisnya kans untuk menembus MotoGP. Berikut beberapa faktor yang coba dikumpulkan Skor.id

Data Skor Special Rapor pembalap Indonesia di Kejuaraan Dunia Balap Motor - Jovi Arnanda Skor.id.jfif
Para pembalap Indonesia yang turun di Kejuaraan Dunia Balap Motor selama ini belum mampu berbuat banyak. (Jovi Arnanda/Skor.id)

Budaya dan Kebiasaan

Indonesia memang salah satu negara dengan populasi sepeda motor sangat banyak di dunia. Namun, mengapa sulit bagi Indonesia untuk mencetak pembalap andal yang mampu bersaing di Kejuaraan Dunia Balap Motor? 

Salah satu ikon balap sepeda motor di Indonesia, mendiang Bambang Gunardi, pernah menjelaskan kepada Skor.id bila sulitnya Indonesia mencetak pembalap tak lepas dari kebiasaan rakyat negeri ini memakai sepeda motor underbone alias bebek pada awal tahun 1990-an hingga awal 2000-an, hingga kini bergeser ke motor matic alias otomatis.

Alhasil, pada era-era itu, hampir semua kejuaraan melombakan motor bebek, bahkan, sampai saat ini kejuaraan sekelas OnePrix pun belum banyak memakai motor spesifikasi Grand Prix (minimal Moto3 yang bermesin 250cc).   

Selain itu, orangtua di Indonesia masih belum berani memberikan anaknya sepeda motor sejak kecil. Bandingkan dengan Spanyol misalnya. Jorge Lorenzo – juara dunia lima kali, tiga di antaranya MotoGP (2010, 2012, 2015) – yang sudah mengendarai motor di usia 3 tahun dan ikut berlomba Mini-Motocros di usia 8 tahun. 

Sudah terbiasa berkompetisi sejak usia sangat muda membuat mentalitas, teknik, hingga faktor psikis (seorang pembalap top harus memiliki ego tinggi, tidak mau kalah), membuat Lorenzo dan penerusnya Marc Marquez – juara dunia MotoGP enam kali (2013, 2014, 2016, 2017, 2018, 2019) – sama sekali tidak gentar saat harus bersaing dengan legenda sekelas Valentino Rossi. 

Imbas Kurang Kuatnya Tradisi dan Popularitas Balap Motor

Indonesia memang menjadi pasar sepeda motor yang luar biasa bagi pabrikan asal Jepang seperti Honda dan Yamaha. Tetapi hal itu tidak otomatis membuat popularitas balap motor di Indonesia mampu menyamai sepak bola misalnya. 

Karena kurang populer, sulit untuk meyakinkan investor maupun pemerintah untuk membuat infrastruktur pendukung balapan, misalnya sirkuit standar Federasi Sepeda Motor Internasional (FIM). 

Karena masih terbatasnya sirkuit permanen – jika ada pun belum memenuhi standar FIM – hingga kini masih banyak promotor balap on road menggelar balapan di sirkuit non-permanen. 

Teknik membalap di trek non-permanen jelas jauh di bawah sirkuit permanen. Ditambah sangat jarang menggeber motor spesifikasi balap Grand Prix, makin lengkaplah kesulitan pembalap Indonesia. 

Kurang populernya balap motor di Indonesia juga membuat sponsor yang mendukung kejuaraan balap menjadi tidak terlalu banyak dan cenderung hanya pelaku industri otomotif dan rekanannya yang bermain. 

Alhasil, sulit menjadikan kejuaraan nasional balap motor menjadi industri seperti yang terjadi di sejumlah negara di Eropa, utamanya di Spanyol dan Italia.   

Peran Pabrikan dalam Pembinaan Pembalap

Dengan sumberdaya dan finansial yang dimiliki, hingga kini Honda dan Yamaha menjadi pabrikan yang paling aktif mendukung pembinaan pembalap muda Indonesia. 

Honda dengan Astra Honda Racing Team (AHRT) yang terafiliasi dengan ajang Idemitsu Asia Talent Cup. Sementara, Yamaha Racing Indonesia kerap mengirim para pembalap terbaiknya ke VR46 Riders Academy yang didirikan Rossi. 

Veda Ega Pratama
Veda Ega Pratama tampil cukup impresif di ajang balap Red Bull Rookies Cup 2024. (Hendy Andika/Skor.id)

Veda Ega Pratama, pembalap Indonesia pertama yang merebut gelar Asian Talent Cup pada 2023 dan musim ini turun di Red Bull Rookies Cup adalah rider binaan AHRT. 

Adapun Yamaha Racing Indonesia yang juga terafiliasi dengan program pembinaan pembalap muda, Yamaha YZ bLU cRU, saat ini menempatkan Aldi Satya Mahendra di WorldSSP300, alias SuperSport300 FIM World Championship. 

Yang menjadi masalah, kontrak dari pabrikan membuat para pembalap “sulit untuk bergerak” (baca: pindah merek) jika ada pabrikan lain yang menginginkannya. 

Sejumlah mantan pembalap top Indonesia juga memiliki semacam sekolah balap. Namun biasanya mereka juga berkolaborasi dengan pabrikan dan cenderung menjadi pemasok pembalap untuk mereka.

Berharap Teknik dan Mental Veda Ega Pratama Kian Matang

Jalur yang ditempuh Veda Ega Pratama saat ini sudah tepat. Setelah menguasai Asia Talent Cup pada 2023, pembalap berusia 16 tahun itu turun di Red Bull Rookies Cup finis di peringkat kedelapan klasemen akhir 2024 dengan koleksi satu finis podium dan 112 poin.

Setelah turun di Red Bull Rookies Cup, Veda Ega diharapkan bisa menembus FIM JuniorGP World Championship, salah satu jalur balap untuk menembus World Grand Prix. 

Selain FIM JuniorGP, Veda Ega bisa memilih opsi turun di Moto2 European Championship atau Stock European Championship yang memiliki persyaratan usia minimum turun 16 tahun. 

Atau, jika merasa belum puas dengan hasil di Red Bull Rookies Cup, rider asal Wonosari, Gunung Kidul, DI Yogyakarta itu bisa semusim lagi turun di ajang tersebut untuk mematangkan teknik dan mentalitasnya.

RELATED STORIES

Dapat Poin Lagi di Moto2 2024, Mario Suryo Aji Rasakan Progres bersama Honda Team Asia

Dapat Poin Lagi di Moto2 2024, Mario Suryo Aji Rasakan Progres bersama Honda Team Asia

Mario Suryo Aji tengah menjalani tren positif dengan selalu finis di zona ppoin dalam dua seri terakhir Moto2 2024.

Veda Ega Pratama Podium di Austria, Tebus Kado HUT Ke-79 Indonesia yang Tertunda Sehari

Veda Ega Pratama mempersembahkan hasil positif di Race 2 Red Bull Rookies Cup 2024 Austria untuk publik Indonesia.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Bek Rizky Ridho resmi bergabung di Persija. (Hendy AS/Skor.id)

Liga 1

Rizky Ridho Buka Peluang Berkarier ke Luar Negeri, Kontrak di Persija Sedang Diurus

Bek Timnas Indonesia, Rizky Ridho, memastikan lanjut bersama Persija Jakarta namun dengan klausul kontrak tertentu.

Taufani Rahmanda | 15 Sep, 15:55

FFWS SEA Fall 2025. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

Rekap Pekan Kelima FFWS SEA Fall 2025, ONIC Berjaya, 4 Tim Indonesia Masih Harus Berjuang

Empat tim Indonesia harus mati-matian di pekan keenam untuk mendapatkan tiket ke Grand Final FFWS SEA Fall 2025.

Gangga Basudewa | 15 Sep, 15:31

Pertandingan Polytron Superliga Junior 2025 yang berlangsung di GOR Jati Kudus.

Badminton

Ajang Superliga Junior 2025 Bergulir, 654 Peserta dari 8 Negara Ikut Serta

Ajang Superliga Junior 2025 bergulir pada Senin (15/9/2025) hingga Minggu (21/9/2025) di GOR Djarum.

Gangga Basudewa | 15 Sep, 15:23

Hasil kompetisi sepak bola kasta kedua di Indonesia atau Championship 2025-2026. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Liga 2

PSS Sleman Comeback, Jungkalkan Persiba dengan Dua Gol Sundulan di Stadion Maguwoharjo

Hasil dan jalannya pertandingan penutup pekan pertama Championship 2025-2026 pada Senin (15/9/2025) malam.

Taufani Rahmanda | 15 Sep, 14:03

best xi super league 2025-2026 - skor.id

Liga 1

Skor Stats: Best XI Pekan Kelima Super League 2025-2026, Hanya Satu Pemain Lokal

Susunan tim terbaik atau Best XI yang disertai pelatihnya dari pekan kelima Super League 2025-2026 versi Skor.id.

Taufani Rahmanda | 15 Sep, 12:47

Kompetisi sepak bola kasta kedua di Indonesia atau identitas baru dari Liga 2 musim terbaru, Championship 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 2

Championship 2025-2026: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Liga 2 atau Championship 2025-2026 yang terus diperbarui seiring bergulirnya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 15 Sep, 10:37

Identitas baru dari kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia atau Liga 1 di musim ini, Super League 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Super League 2025-2026: Jadwal, Hasil, Klasemen dan Profil Klub Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Super League 2025-2026 yang terus diperbarui seiring bergulirnya kompetisi, plus profil tim peserta.

Taufani Rahmanda | 15 Sep, 10:36

Kompetisi sepak bola kasta kedua di Indonesia atau Championship 2025-2026 untuk Grup 2. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 2

Derbi Jawa Timur Diwarnai Dua Penalti, Persela Dikalahkan Deltras FC di Kandang

Hasil dan jalannya laga Derbi Jawa Timur di pekan pertama Championship 2025-2026 pada Senin (15/9/2025) sore.

Taufani Rahmanda | 15 Sep, 10:33

Persiku Kudus.

Liga 2

Permalukan PSIS di Semarang, Pelatih Persiku Minta Pemainnya Tak Jemawa

Persiku Kudus berhasil menang telak di kandang PSIS Semarang pada laga perdana Championship 2025-2026.

Rais Adnan | 15 Sep, 10:20

Garmin Run Asia Series di Indonesia pada 2025 atau 2025 Garmin Run Indonesia. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Other Sports

Lomba Lari yang Peduli Lingkungan dan Anti Diskriminasi pada 2025 Garmin Run Indonesia

Bagian dari Garmin Run Asia Series, 2025 Garmin Run Indonesia diikuti 7000 pelari, peduli lingkungan dan anti diskriminasi.

Taufani Rahmanda | 15 Sep, 09:37

Load More Articles