SKOR.id – Kazuyoshi Miura tidak mengenal istilah berhenti dan masih akan terus mencatatkan sejarah dalam Guinness World Records (Rekor Dunia Guinness) untuk (hampir) segalanya dalam hal sepak bola.
Penyerang asal Jepang itu kini hampir berusia 58 tahun, dan akan siap menjalani musim sepak bola profesionalnya yang ke-40. Juni lalu, ia dipinjamkan Yokohama FC—klub anggota J2 League, divisi kedua Jepang—ke Atletico Suzuka, klub divisi keempat dalam sepak bola Jepang, Japan Football League (JFL).
King Kazu memiliki kontrak sampai 31 Januari 2026 (seperti dikutip Transfermarkt) dan bakal selalu mendapatkan perhatian sampai akhir. Menariknya, hingga kini pemain yang berposisi sebagai striker itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan gantung sepatu dalam waktu dekat.
Pertanyaannya, bagaimana Miura menjaga kondisi tubuhnya di usia yang nyaris 60 tahun (26 Februari tahun depan ia akan genap 58 tahun)? Apakah kondisi fisik Miura berbanding lurus dengan jumlah menit bermainnya?
Skor.id akan coba membahasnya secara detail dalam Skor Special edisi kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).
Jalani Musim Ke-40 Sepak Bola Profesional
Kazuyoshi Miura, legenda hidup sepak bola Jepang, hingga kini belum menyatakan kapan ia akan mundur dari lapangan hijau. Jika masih berpatokan dari pernyataannya beberapa waktu lalu, saat menyebut akan pensiun di usia 60, itu berarti tidak akan lama lagi.
Akhir Februari 2025 mendatang, Miura akan berusia 58. Kini publik menantikan apakah Miura masih akan melanjutkan karier sepak bolanya benar-benar di usia 60, atau saat kontraknya dengan Atletico Suzuka berakhir pada akhir tahun 2025 nanti.
Sebelum membahas musim ke-40-nya di sepak bola profesional, tidak ada salahnya mengetahui klub mana saja yang pernah diperkuat Miura:
1986 Santos – 2 laga; 0 gol
1986 Palmeiras – 25; 2
1986 Matsubara – 5; 1
1987 CRB – 4; 0
1987–1988 XV de Jau – 25; 2
1988–1989 Coritiba – 21; 2
1989–1990 Santos – 11; 3
1990–1998 Verdy Kawasaki – 192; 117
1994–1995 → Genoa (pinjaman) – 21; 1
1999 Dinamo Zagreb – 12; 0
1999–2000 Kyoto Purple Sanga – 41; 21
2001–2005 Vissel Kobe – 103; 24
2005– Yokohama FC – 278; 27
2005 → Sydney FC (pinjaman) – 4; 2
2022 → Suzuka Point Getters (pinjaman) – 18; 2
2023–2024 → Oliveirense (pinjaman) – 8; 0
2024– → Atletico Suzuka (pinjaman) – 11; 0
Miura lahir tujuh bulan setelah Inggris memenangi Piala Dunia FIFA 1966. Setelah melakukan debut profesionalnya untuk klub Brasil Santos pada tahun 1986, karena liga tertinggi Jepang, J League – yang lantas bertransformasi menjadi J1 League, J2 League, dan J3 League sebagai tiga divisi teratas – baru dimulai pada 1993.
Hingga saat ini, Miura telah berkompetisi di enam negara berbeda, yakni Brasil (bersama Santos, Palmeiras, Matsubara, CRB, XV de Jau, Coritiba), Italia (Genoa CFC), Kroasia (Dinamo Zagreb), Australia (Sydney FC), Portugal (Oliveirense), dan Jepang (Verdy, Kyoto Sanga, Vissel Kobe, Yokohama, Suzuka Point Getters/Atletico Suzuka).
Miura telah mendahului dan melampaui pemain-pemain hebat modern seperti Ryan Giggs, Francesco Totti, dan Javier Zanetti. Dalam hal sepak bola antarzaman, karier Miura bisa dibilang jembatan dari Michel Platini, Karl-Heinz Rummenigge dan Kenny Dalglish ke generasi Kylian Mbappe, Jadon Sancho, dan Vinicius Junior.
Miura diakui oleh Guinness World Records sebagai pemain dan pencetak gol tertua dalam sejarah sepak bola profesional, mengambil kedua rekor tersebut dari Sir Stanley Matthews yang legendaris, yang pensiun dari olahraga ini pada usia 50 tahun.
Di level tim nasional, Miura mengantongi 89 caps dengan 55 gol antara tahun 1990-2000. Jumlah gol ini menempatkannya di posisi kedua top scorer sepanjang masa Timnas Jepang, di bawah Kunishige Kamamoto (1964-1977) dengan 75 gol (dalam 76 pertandingan).
Ketika ia secara kontroversial dikeluarkan dari skuad Samurai Biru pada Piala Dunia tahun 1998, dalam usia 31 tahun, Miura digambarkan dalam beberapa laporan sebagai seorang “veteran”. Faktanya, 26 tahun kemudian, sang legenda masih mampu bermain.
Peran di Klub di Usia Senja
Yokohama FC menjadi klub yang paling banyak diperkuat Miura, 298 penampilan dengan 27 gol dan tiga assist baik saat klub tersebut masih bermain di J1 League hingga J2 League.
Terkait jumlah laga yang dimainkan Miura, usia ternyata tidak menjadi faktor utama banyak atau sedikitnya ia diturunkan. Saat memasuki awal 30-an misalnya, Tokyo Verdy (kini Verdy Kawasaki) hanya 15 kali memainkan Miura di semua kompetisi musim 1996-1997.
Namun pada awal usia 40-an, sekira musim 2006-2007, Yokohama justru menurunkan Miura hingga 30 kali (dengan tiga gol dan satu assist) di semua kompetisi. Memasuki usia setengah abad, Yokohama hanya 12 kali (satu gol) menurunkan Miura di J2 League.
Tetapi saat usianya 52 tahun, mengatakan Miura hanya digunakan untuk sparring adalah pernyataan yang meremehkan. Kesembilan penampilannya di J2 League pada musim 2017-2018 datang dari bangku cadangan—dengan total total 59 menit—meskipun tidak mampu mencetak gol.
Adapun gol terakhir Miura di level klub ia buat saat periode pertamanya di Atletico Suzuka pada JFL 2022, saat klub itu masih bernama Suzuka Point Getters. Dari 18 laga yang ia mainkan, Miura mencetak dua gol yang terakhir dibuat saat Suzuka kalah 1-2 dari FC Osaka pada 12 November 2022.
Menjelang usia 60 tahun, musim 2023-2024, Miura total hanya 17 kali dimainkan dan belum mencetak gol. Bersama Oliveirense, Miura hanya lima kali dimainkan di Liga Portugal 2.
Kembali memperkuat Atletico Suzuka sejak pekan ke-16 JFL pada 14 Juli 2024 lalu, Miura tercatat 11 kali beruntun dimainkan oleh pelatih Park Kang-jo.
Dengan rata-rata bermain selama 25-30 menit, Miura baru sekali menjadi starter Atletico Suzuka sekaligus mengantongi menit bermain terlamanya, 55. Itu terjadi saat Atletico ditahan tamunya Sony Sendai, 0-0, 26 Oktober lalu. Miura lalu tidak masuk skuad di tiga pertandingan terakhir klubnya.
Gelar juara JFL 2024 sendiri sudah dipastikan menjadi milik Tochigi City usai membantai Atletico Suzuka, 6-0, pada Minggu (17/11/2024) lalu. Itu menjadi jumlah kemasukan terbanyak Atletico Suzuka musim ini.
Dengan gelar tersebut, Tochigi dipastikan promosi ke J3 League pada musim depan. Adapun laga pekan terakhir JFL, ke-30, akan digelar serempak delapan pertandingan, pada Minggu (24/11/2024) nanti. Atletico untuk sementara berada di peringkat ke-12 dari 16 klub peserta JFL.
Rahasia Miura Tetap Bugar
Mengingat status Jepang sebagai negara dengan angka harapan hidup tertinggi dan populasi tertua, mungkin tidak mengherankan jika banyak pemainnya yang bermain hingga usia akhir 30-an.
Shunsuke Nakamura (40), Shinji Ono (39) dan Yasuhito Endo (39) semuanya terikat dengan klub J1 League. Sementara, mantan kiper Jepang Yoshikatsu Kawaguchi berusia 43 tahun ketika ia akhirnya gantung sarung tangan pada bulan Desember 2018 silam.
Saat merayakan ulang tahunnya yang ke-56, ketika bermain untuk Oliveirense di liga divisi II Portugal, Miura merasa dirinya seperti sudah berusia 60-an.
“Saya merasa seperti berusia 65 tahun. Ketika saya bermain di Brasil pada usia 15 tahun, saya mengira orang-orang berusia 50-an dan 60-an adalah kakek,” kata Miura.
“Tidak banyak yang berubah tapi setiap ulang tahun yang saya rayakan bersama kalian. Tetapi satu yang pasti, keinginan saya untuk tampil di lapangan justru semakin kuat.”
Meskipun kini sudah berusia 57 tahun, tidak ada seorang pun di Jepang yang menertawakan Miura. Dia tidak melakukan semua ini demi perhatian atau uang, yang keduanya banyak dia miliki.
Miura selama ini terkenal karena selera berpakaiannya yang rapi. Karena aktivitas olahraganya pula, Miura menjadi wajah dari beberapa merek, dengan mengiklankan segalanya mulai dari kopi hingga salon perawatan pria.
Miura juga dipandang sebagai juru bicara tidak resmi untuk sepak bola Jepang dan sering dimintai pendapatnya mengenai permainan tersebut, baik itu rencana FIFA untuk memperluas Piala Dunia atau kesehatan tim nasional secara umum.
Pun begitu, Miura sepertinya terlihat tidak tertarik untuk mengelola atau pekerjaan lainnya. Ia hanya tertarik pada sepak bola dan melakukannya karena kecintaannya pada permainan tersebut, dan itu bukan klise.
Jauh dari sepak bola, Miura dikabarkan menjalani kehidupan yang tenang bersama istrinya, Risako (mantan aktris), dan kedua anaknya. Dia terkenal karena komitmennya terhadap kebugaran fisiknya dan secara rutin melakukan perjalanan ke pulau Guam di Pasifik dengan pelatih kebugaran di akhir musim untuk mendapatkan bentuk tubuhnya.
“Dia masih menjadi salah satu pemain Jepang yang berlatih paling keras,” kata jurnalis Jepang, Masayuki Tanabe.
“Standar latihannya sangat tinggi untuk anak seusianya. Meski penampilannya menurun, dia berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan kondisinya, dan itu dipandang sangat terhormat.”
Setiap akhir tahun, para wartawan sepak bola Jepang memperbarui berita yang telah mereka persiapkan untuk hari penting ketika Kazuyoshi Miura akhirnya mengumumkan pengunduran dirinya.
Setiap bulan Januari pula, ketika Miura mengungkapkan bahwa dia bermaksud untuk melanjutkannya selama satu tahun lagi, para jurnalis pun diam-diam menyimpan lagi berita mereka tersebut. Dan itu bakal terulang pada akhir tahun ini.
“Saya memiliki kontrak satu setengah tahun. Jadi, saya kira ini sebuah progres yang natural. Berhenti (gantung sepatu) bukan opsi saat ini. Saya ingin mendapatkan menit bermain sebanyak mungkin,” ucap Miura kepada La Gazzetta dello Sport, belum lama ini.