SKOR.id – Lewis Hamilton genap berusia 40 tahun pada 7 Januari lalu. Di usia yang tak lagi muda untuk seorang atlet, utamanya pembalap mobil Formula 1, driver asal Inggris itu bisa dibilang sudah meraih hampir segalanya.
Bersama Michael Schumacher, Hamilton memegang rekor gelar juara dunia F1 terbanyak, tujuh. Hamilton juga masih menjadi pembalap F1 untuk jumlah kemenangan race (balapan atau biasa dibilang Grand Prix) terbanyak (105), pole position (104), dan finis podium (202).
Menariknya, Hamilton belum menunjukkan penurunan atau tanda-tanda akan menurun. Ia justru tampak berambisi merebut gelar juara dunia F1 kedelapan pada musim 2025 ini, bersama tim barunya, Scuderia Ferrari HP.
Mampukah Hamilton memenangi race pada Kejuaraan Dunia F1 2025? Apa saja faktor yang membuat ia bakal menambah jumlah kemenangan balapannya?
Skor.id akan coba membahasnya secara detail dalam Skor Special edisi kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).
Statistik Pembalap Tua di Formula 1
Hamilton akan mengawali balapan bersama Ferrari di usia 40 tahun. Jika pada era tahun 1950-an usia seperti itu dianggap biasa, tidak demikian dengan F1 di era modern.
Mari lihat kembali statistik. Dari 778 pembalap di Kejuaraan Dunia Formula 1, hanya 114 yang mampu bersaing di Grand Prix atau Indy 500 dengan usia 40 tahun atau lebih. Namun dari jumlah itu, hanya 27 yang mampu naik podium pemenang.
Menariknya, sejak tahun 1970, hanya lima pembalap di usia 40 tahun atau lebih yang mampu finis podium: Jack Brabham di usia 44 di Silverstone pada 1970 (finis di posisi kedua), Michael Schumacher di usia 43 di Valencia pada GP Eropa 2012 (P3), Mario Andretti di usia 42 di Monza 1982 (P3), Fernando Alonso di usia 42 di Brasil 2023 (P3), dan Nigel Mansell di usia 41 di Australia 1994 (P1).
Juga hanya ada sembilan pemenang race F1 di usia 40 atau lebih. Dan hanya satu pembalap yang mampu melakukannya antara Jack Brabham di GP Afrika Selatan 1970 sampai Mansell di Australia 1994, alias hanya hanya satu pembalap yang bisa melakukannya dalam lebih dari 30 tahun.
Lantas, bagaimana dengan para pembalap Tim Ferrari yang berusia di atas 40 tahun? Apa hasil finis terbaik mereka bersama Scuderia?
1. Raymond Sommer. Pembalap asal Prancis ini finis di peringkat keempat di GP Monako 1950 dalam usia 43 tahun.
2. Dorino Serafini. Saat berusia 41 tahun, pembalap asal Italia itu turun untuk Ferrari di GP Italia 1950. Berbagi mobil dengan Alberto Ascari, keduanya pun finis di posisi kedua.
3. Piero Taruffi. Pembalap asal Italia ini menjadi driver Ferrari pertama yang mampu memenangi balapan dengan usia di atas 40, saat menguasi GP Swiss 1952 dalam usia 45!
4. Nino Farina. Pembalap Italia ini datang ke Ferrari sebagai juara dunia pada tahun 1950 bersama Alfa Romeo dan memenangi Grand Prix Jerman 1953 pada usia 46 tahun.
5. Juan Manuel Fangio. Ia menjadi satu-satunya pembalap berusia di atas 40 tahun yang menjadi juara dunia bersama Ferrari, pada tahun 1956. Pembalap berbakat dari Argentina ini berusia 45 tahun pada saat itu.
6. Mario Andretti. Ferrari membawa pembalap asal Argentina itu kembali pada tahun 1982 untuk menggantikan Didier Pironi yang cedera di GP Italia dengan hasil pole position dan finis ketiga di Monza dalam usia 42 tahun.
Faktor-faktor yang Bikin Lewis Hamilton Berpeluang Menangi Race di Usia 40
Dan sekarang, lebih dari 42 tahun kemudian, Lewis Hamilton, yang berusia lebih dari 40 tahun, akan mencoba peruntungannya dengan Ferrari.
“Dalam pandangan saya, Lewis Hamilton hanya dibatasi oleh satu faktor, dirinya sendiri,” tutur Mansell, juara dunia F1 1992, yang juga asal Inggris.
“Jika api dalam dirinya membara, jika ia dapat terus memotivasi dirinya seperti itu, maka hampir tidak ada batasan bagi Hamilton,” kata pemenang 31 Grand Prix itu.
1. Tergantung Kemampuan Ferrari Membuat Mobil yang Kompetitif
Mantan pembalap tim Williams dan McLaren, Juan Pablo Montoya, juga percaya Hamilton sudah memiliki sejumlah target bersama Ferrari begitu memutuskan meninggalkan Mercedes.
Ferrari terakhir memenangi gelar juara dunia pembalap pada 2007 lewat Kimi Raikkonen. Sedangkan trofi konstruktor terakhir mereka angkat pada 2008.
Dengan bergabungnya Hamilton ke dalam skuat Maranello, tim ini berada di posisi yang tepat untuk mengakhiri paceklik kemenangan. Namun, Hamilton tidak diragukan lagi memiliki aspirasi gelar juara sendiri, karena ia terus mengejar mahkota juara dunia kedelapan.
Ini adalah sesuatu yang Montoya anggap mungkin terjadi, jika Ferrari dapat menghadirkan mobil yang kompetitif. Meskipun begitu, pembalap berusia 49 tahun ini memperkirakan Hamilton akan menghadapi kesulitan dalam jangka pendek.
“Lewis cukup dewasa untuk menghargai bahwa dalam jangka pendek dia akan sedikit kesulitan, mempelajari hal tentang Ferrari,” kata pemenang tujuh Grand Prix itu kepada Instant Casino.
“Charles Leclerc akan merasa berada di atas angin. Namun, berikan waktu sekitar enam atau tujuh balapan, dan jika mobilnya kompetitif, Lewis akan memenangi segalanya.”
2. “Rasa Lapar” dan Tantangan Motivasi dari Pembalap Muda
Juara dunia F1 2016 Nico Rosberg yakin kepindahan Lewis Hamilton ke Ferrari menunjukkan “rasa lapar” yang dimilikinya untuk terus “berkembang”.
Setelah 12 musim yang sukses di Mercedes, Hamilton hengkang pada akhir 2024 untuk kontrak multi-tahun dengan Ferrari sebagai rekan Charles Leclerc.
Hamilton bertekad untuk memenangi gelar juara dunia kedelapan dan memecahkan rekor yang dipegangnya bersama Schumi. Namun Hamilton terlihat frustrasi di musim terakhirnya di Mercedes.
Namun, Rosberg, mantan rekan setim dan juga rival utama dalam perebutan gelar juara, percaya bahwa kepindahan ke Maranello dapat memberikan dorongan yang dibutuhkan Hamilton.
“Lewis didorong oleh kecintaan yang mendalam pada olahraga ini dan keinginan untuk terus mendorong batas kemampuannya. Perubahan seperti yang ia hadapi tahun ini bisa menyalakan kembali semangatnya,” kata Rosberg kepada La Gazzetta dello Sport.
“Lewis sudah menjadi legenda, dia tidak perlu membuktikan apa-apa lagi. Tetapi pilihannya menunjukkan rasa lapar seorang pria yang ingin terus berkembang, baik sebagai pembalap maupun sebagai pribadi.”
Hamilton saat ini berusia 40 tahun, lebih dari dua kali lipat usia enam pembalap pemula yang akan dihadapinya di tahun 2025. Bagi Rosberg, ia melihat tantangan yang akan dihadapi Hamilton, dan Fernando Alonso, sebagai faktor pendorong.
“Bagi saya, mereka akan menjadi motivasi,” ucapnya tentang keenam pembalap baru, termasuk Andrea Kimi Antonelli, pengganti Hamilton di Mercedes yang berusia 18 tahun.
“Ketika Anda melihat para pembalap muda mendorong hingga batas maksimal, maka Anda dipaksa untuk tetap fokus dan berkembang setiap hari.
“Saya memiliki dua pembalap terhebat yang pernah menjadi rekan satu tim - Michael Schumacher dan Lewis Hamilton - dan saya menyukai tingkat tantangan tersebut, itulah yang memotivasi saya.
“Para pembalap ini sangat siap dan haus akan kesuksesan, hanya masalah waktu sebelum kita melihat perubahan yang datang dari seri-seri kecil.
“Waktunya sangat tepat karena 2025 akan menjadi tahun penyesuaian sebelum peraturan baru pada 2026, ketika pada saat itu para pembalap muda akan siap untuk menyerang.”
3. Bawa Segudang Pengalaman ke Ferrari
Bergabungnya Hamilton—juara dunia F1 tujuh kali (2008, 2014, 2015, 2017, 2018, 2019, 2020)—diyakini Prinsipal Tim Ferrari Frederic Vasseur juga akan memberikan banyak bantuan. Hamilton merupakan “dorongan yang baik” ke depan, membawa serta pengalaman memenangi gelar juara, di samping pengalaman melihat hal-hal yang “sedikit berbeda” karena pernah bekerja di tempat lain.
Ketika ditanya apakah Hamilton akan dapat membantu pola pikir Ferrari di tahun 2025, Vasseur mengatakan kepada media: “Saya pikir selalu penting untuk memiliki orang-orang yang datang dari tim lain dengan budaya yang berbeda.
“Ini tidak ada hubungannya dengan orang Italia atau Inggris atau apa pun, hanya, kami berada dalam bisnis ketika transfer pengetahuan itu penting dan, sebagai Ferrari, kami sedikit terisolasi.
“Saya pikir Hamilton ini adalah dorongan yang bagus, karena Anda melihatnya dengan cara yang sedikit berbeda. Saya yakin Lewis akan datang dengan pengalamannya sendiri dengan latar belakang 18 tahun di F1, dengan beberapa gelar.
“Ini hanya untuk menjaga pola pikir untuk mencoba melakukan sedikit lebih baik di mana-mana, tidak membayangkan bahwa performa itu datang dari orang lain ke dalam tim. Performa tidak datang hanya dari aero atau apa pun, tetapi dari semua orang. Dan ini penting.
“Saya sangat ingat Lewis, pada 2005 atau 2006, bahwa ia sudah seperti ini, mendorong detail-detail kecil. Jika Anda melihat, selisih antara McLaren dan kami di kualifikasi adalah beberapa per seratus detik.
“Kami benar-benar pada tahap ini, dan juga dengan Red Bull dan Mercedes, bahwa kami berbicara tentang detail, yang berasal dari 100 topik mobil.
“Itu berarti bahwa kami benar-benar harus memiliki pola pikir seperti ini, untuk mengejar seperseribu terakhir di setiap area - dan saya pikir Lewis akan menjadi aset yang baik untuk ini juga.”