- Bergabung dengan tim Persebaya Surabaya adalah sebuah kebanggaan tersendiri bahkan menjadi impian bagi banyak pemain sepak bola, ternyata hal itu tak tidak berlaku bagi sosok bernama Ibnu Grahan saat masih muda.
- Mantan pelatih Persebaya Surabaya dan Bhayangkara FC ini ternyata sempat menolak saat diajak masuk dalam skuad Bajul Ijo saat masih berstatus sebagai pemain.
- Namun akhirnya meski lebih menggeluti kesenian gamelan, angklung atau karawitan, Ibnu Grahan akhirnya menerima pinangan sebagai pemain Persebaya pada tahun 1986.
SKOR.id - Bagi pemuda asal Jawa Timur terutama dari Surabaya, bergabung dengan tim Persebaya adalah sebuah kebanggaan tersendiri dan bahkan menjadi banyak impian. Namun ternyata hal ini sempat tidak berlaku bagi sosok bernama Ibnu Grahan.
Mantan pelatih Persebaya Surabaya dan Bhayangkara FC ini ternyata sempat menolak saat diajak masuk dalam skuad Bajul Ijo saat masih berstatus sebagai pemain.
Bukan tanpa alasan memang Ibnu Grahan muda menolak masuk ke tim Persebaya hingga harus dirayu langsung oleh Wali Kota Surabaya, Poernomo Kasidi.
"Dulu, saya merintis karier sebagai pemain tidak dari kecil yang ikut akademi atau SSB. Saya dulu lebih menggeluti kesenian gamelan, angklung, atau karawitan lainnya," ujar Ibnu Grahan.
"Bahkan saya baru terjun sebagai pemain sepak bola saat umur 17-18 tahun. Ini sangat terlambat sebenarnya, kata Ibnu Grahan saat ditemui Skor.id di Safin Pati Footbal Academy (SPFA) di Jawa Tengah, akhir pekan kemarin.
Bahkan keputusan terjun ke sepak bola adalah juga ternyata karena paksaan dari keluarganya yang memang pecinta sepak bola.
"Saya dulu dipaksa bermain sepak bola saat ada laga antarkecamatan di Piala Wali Kota. Saya kena rayuan karena katanya pemainnya kurang. Jadilah akhirnya ikut main sepak bola dengan apa adanya," kata mantan asisten pelatih Jacksen F Tiago di Persebaya tahun 2004 itu.
Ternyata Ibnu tampil apik dan menjadi pencetak gol terbanyak sekaligus terpilih sebagai pemain terbaik.
"Itu yang kemudian membuat Wali Kota Surabaya saat itu, Poernomo Kasidi, mengajak saya masuk ke Persebaya," tutur Ibnu.
"Ditambah rayuan ajudannya bahwa di Persebaya bisa dapat uang dan ditonton banyak orang. Akhirnya saya mau bergabung meski secara fisik saya akui saya sangat lemah karena memang tidak menggeluti sepak bola dari kecil," ucap pelatih yang kini berlisensi A AFC itu.
Pertama kali mengikuti latihan di Persebaya, Ibnu ingat betul bagaimana beratnya program yang dijalani.
"Saya sempat mau menyerah dan bilang ke bapak ibu bahwa main sepak bola itu sangat berat. Tapi kemudian terus dimotivasi keluarga dan akhinya tetap bisa menjalani,” kata Ibnu Grahan lagi.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Persebaya Lainnya:
Kisah Ibnu Grahan Bobol Gawang AC Milan pada 1994
Persebaya Minta Solusi PT LIB Jika Pemda Surabaya Tak Izinkan Kompetisi
David da Silva, Striker Persebaya Ini Ungkap Alasan Kuat Kompetisi Harus Jalan