SKOR.id - Galatama yang merupakan kompetisi semipro di Indonesia memasuki musim ketiga dan mulai mengenal bursa transfer.
Kali ini, Skor.id melalui Skor Archive akan sedikit mengupas aktivitas bursa transfer pemain terbuka pertama era kompetisi Galatama.
Via sumber majalah Selecta Sport edisi 9 Juni 1982, media ini membahas soal aktivitas pramusim dengan diramaikannya perpindaha pemain.
Menjelang Galatama edisi ketiga pada musim 1982-1983, bursa transfer pemain marak. Tetapi, aktivitas ini beda dengan sebelumnya.
Sejumlah klub rela merogoh kantung untuk mendapatkan pemain incaran. Pola perpindahan transfer pemain dari satu klub ke klub lain berjalan.
"Menjelang masa putaran Kompetisi PSSI Galatama ketiga (1982-1983) pada Agustus mendatang, tercatat sudah 16 pemain pindah dari klub lama ke klub baru."
Itu bunyi prolog sub artikel majalah tersebut dari halaman 8 dan sembilan. Judul besar artikel ini adalah Gelatama, Kini Jual Beli Pemain.
Mungkin pada era itu, perpindahan pemain yang masih ada kontrak dengan klub lama sulit. Sistem transfer pada dua edisi Galatama sebelumnya belum terjadi.
Dalam laporan dari majalah ini, Tunas Inti yang merupakan klub asal Jakarta paling banyak melakukan aktivitas di bursa transfer.
Tunas Inti dituliskan jadi klub yang banyak disinggahi pemain yang hijrah dari tim lama. Kala itu, Tunas Inti dapat sembilan pemain anyar hasil aktivitas mereka di bursa transfer.
Mereka dapat empat pemain dari PS Jayakarta, klub yang juga dari Jakarta. Para pemain itu ada kiper timnas Indonesia era 1980-an, Sudarno.
Lalu ada Aun Harhara, Catur Sudarmanto, serta Suapri. Selain itu, empat pemain masing-masing dua dari Arseto (saat masih di Jakarta) dan Warna Agung juga hijrah ke Tunas Inti.
Dua pemain Arseto adalah Bambang Nurdiansyah dan Ronny Sarbini. Dua pemain lainnya yang dari Warna Agung, Stefanus Sirey serta Rully Nerre.

Johnny Fahamsyah yang sebelumnya membela Indonesia Muda merupakan pemain kesembilan yang hijrah ke Tunas Inti di bursa transfer pemain Gatalama musim itu.
Aktivitas sama juga dilakukan PS Pardedetex asal Medan dan UMS 80 asal Jakarta. Mereka masing-masing dapat tiga dan dua pemain yang hijrah dari klub lama.
Sementara itu, duo klub asal Jakarta, Warna Agung dan Buana Putra, mendapatkan satu pemain yang hijrah dari klub lama.
Sayangnya, nilai transfer pemain itu dirahasiakan dan PSSI hanya mencatat data nama saja bukan nilai perpindahannya.
Sedangkan PSSI melalui Subronto, selaku Ketua Komisi Pertandingan Galatama musim itu, hanya memberikan batas akhir bursa transfer saja yaitu 31 Juli 1982.
Galatama musim 1982-1983 diikuti 15 tim untuk level atas dan akhirnya dijuarai Niac Mitra asal Surabaya. Dede Sulaiman dari Indonesia Muda jadi top scorer dengan 17 gol.