SKOR.id - Nama stadion boleh saja berubah, tapi nama aslinya tidak akan hilang dari ingatan fans sebuah klub.
Barcelona contohnya. Bagi sebagian besar pendukung Barcelona, mereka sudah lama harus membiasakan menyebut nama Stadion Camp Nou menjadi Stadion Spotify Camp Nou.
Dari segi promosi, nama Spotify Camp Nou yang terpampang megah di stadion bersejarah Blaugrana tersebut akan selalu terlihat oleh fans Blaugrana.
Stadion Camp Nou bukan hanya artefak yang menyimpan banyak sejarah sepak bola Blaugrana, melainkan juga bagian yang menghasilkan cuan.
Camp Nou, Santiago Bernabeu, dan Metropolitano
Menjadikan Camp Nou sebagai bagian dari perjanjian dengan sponsor adalah sebuah cara yang menguntungkan. Apalagi, Barcelona, klub besar La Liga ini, ini tengah mengalami krisis keuangan.
Barcelona dan Spotify memiliki kerja sama ini untuk 12 tahun. Dalam empat tahun pertama, Barcelona menerima 5 juta euro per tahunnya (sekitar Rp84,3 miliar kurs saat ini).
Lalu dalam delapan tahun terakhir kemudian, jumlah itu meningkat menjadi 20 juta euro per tahun (sekitar Rp337 miliar).
Dengan nama Sportify di kostum tim asuhan Hansi Flick ini, lalu di tempat latihan, serta di kostum tim wanita Blaugrana, Presiden Joan Laporta menerima 60 juta euro per musim untuk klub yang dipimpinnya ini.
Menggunakan stadion sebagai bagian dari pemasukan klub dalam mendapatkan uang dari sponsor yang bukan hal yang baru lagi.
Ini menjadi sebuah tren yang jauh sebelumnya sempat dianggap tabu karena ada sejumlah stadion yang menggunakan nama yang sangat berpengaruh atau berjasa dalam sejarah klub tersebut.
Stadion Santiago Bernabeu yang merupakan kandang bagi Real Madrid contohnya.
Santiago Bernabeu merupakan sosok legendaris Real Madrid dan juga di La Liga, mantan pemain yang sepanjang kariernya dapat dikatakan hanya untuk Los Blancos dan menjadi presiden klub.
Karena itu, akan sangat sulit sepertinya bagi Real Madrid untuk mengubah nama stadion tersebut.
Kecuali, Real Madrid bersedia menambahkan nama sponsor di depan nama Santiago Bernabeu.
Berbeda situasinya dengan klub sekota mereka, Atletico Madrid. Baru-baru ini, Atletico Madrid telah mengubah nama stadion mereka, dari Civitas Metropolitano menjadi Stadion Riyadh Air Metropolitano.
Ya, perubahan nama tersebut tentu saja terkait keberhasilan mereka mendapatkan sponsor yaitu dengan Riyadh Air.
Dari namanya, tentu sudah dapat ditebak bahwa Riyadh Air adalah perusahaan penerbangan besar asal Arab Saudi.
Riyadh Air merupakan perusahaan milik Public Investment Fund dengan chairman terkenal bernama Yasir Al Rumayyan.
Di balik Public Investment Fund ada nama besar yaitu Mohammed bin Salman, Pangeran Arab Saudi, yang juga merupakan Perdana Menteri Arab Saudi, putra dari Raja Salman bin Andulaziz, Raja Arab Saudi.
Public Investment Fund tentu tidak asing lagi dalam dunia olahraga. Newcastle United (Inggris) dan sejumlah klub besar Arab Saudi seperti Al Nassr dengan bintang Cristiano Ronaldo juga mendapatkan kucuran dana dari perusahaan kerajaan ini.
Atletico Madrid sebelumnya telah mendapatkan sejumlah sponsor yang juga membuat nama stadion mereka menyesuaikan dengan nama sponsor tersebut.
Pertama adalah perusahaan bernama Wanda yang membuat stadion Los Rojiblancos ini bernama Wanda Metropolitano.
Wanda dan Atletico Madrid memiliki kerja sama bernilai 50 juta euro untuk lima tahun. Lalu, setelah itu pada 2022, Civitas masuk menjadi sponsor utama dengan harga 9 juta euro per musim selama 10 tahun yang diberikan untuk Atleico Madrid.
Dalam perjalannya, Civitas tidak lagi menjadi sponsor utama tapi perusahaan real estate tersbut tetap sebagai sponsor selama lima tahun.
Kini, sponsor utama Atletico Madrid beralih ke Riyadh Air, penerbangan yang dikenal dengan inisial atau logo "R".
Dengan kerja sama ini, Stadion Civitas Metropolitano resmi berganti dengan Stadion Riyadh Air Metropolitano.
Riyadh Air sudah menjadi sponsor pula bagi Atletico Madrid sejak musim lalu. Nama Riyadh Air ketika itu terpampang di kostum Atletico Madrid.
Menurut as.com, nilai kerja sama antara Atletico Madrid dan Riyadh Air mencapai 250 hingga 300 juta euro (sekitar Rp5 triliun) yang belaku selama sembilan tahun. Itu merupakan jumlah terbesar kerja sama sponsor dalam sejarah sebuah klub.
Stadion Emirates dan Stadion dengan Nama Allianz
Strategi klub menggunakan stadion sebagai jualan menarik dana dari sponsor bukanlah cara yang baru.
Bahkan, beberapa klub sudah melakukan jauh sebelumnya seperti yang dilakukan klub Inggris, Arsenal.
Pada awal musim 2006-2007, perusahaan penerbangan Emirates mencapai kesepakatan dengan Arsenal yang bernilai 100 juta pounds untuk 15 tahun sebagai harga menggunakan nama stadion kebanggaan THe Gunners tersebut menjadi Stadion Emirates.
Bahkan, harga tersebut termasuk dengan nama Emirates di kostum Arsenal selama tujuh tahun. Pada 2012, mereka memperpanjang kerja sama tersebut dan harga kerja sama baru itu mencapai 150 juta pounds hingga 2028 nanti.
Masih di Inggris, Manchester City seperti diketahui juga memiliki nama kandang mereka dengan Stadion Etihad. Itu nama sponsor yang mengubah nama stadion tersebut yang bernama Stadion City of Manchester.
Etihad Airways mulai menjadi sponsor Manchester City di kostum klub ini sejak 2009.
Lalu dua tahun kemudian keduanya kembali sepakat untuk melanjutkan kerja sama hingga 10 tahun dengan ditandai nama stadion tim asuhan Pep Guardiola tersebut menjadi Stadion Etihad.
Manchester City mendapatkan 100 juta pounds untuk menempatkan nama Etihad di stadion.
Di belahan Eropa lainnya, yaitu dalam sepak bola Jerman lebih banyak lagi. Bahkan, ada satu nama perusahaan yang ada di stadion yang berbeda.
Contohnya adalah Allianz yang merupakan perusahaan besar asal Jerman di bidang multifinansial.
Bahkan, nama Allianz muncul di empat negara. Di Jerman sendiri tentu saja ada Stadion Allianz Arena, milik Bayern MUnchen.
Lalu di Juventus ada Stadion Allianz Juventus, di Nice bernama Stadion Allianz Riviera, dan di Rapid Wina ada Stadion Allianz.
Untuk kerja sama ini, Bayern MUnchen mendapatkan 7,3 juta euro per musim. Hal yang sama juga terjadi di Spanyol, di mana ada dua stadion dengan nama depan sponsor yang sama.
Bank ABANCA untuk stadion Celta Vigo dan juga nama perusahaan tersebut untuk kandang Deportivo La Coruna.
Di Amerika Selatan, kerja sama besar terjadi antara Sao Paulo dan perusahaan cokelat bernama Bis.
Stadion bersejarah yang bernama Morumbi pun kini berganti menjadi MorumBis setelah klub menerima 15 juta dollar untuk tiga tahun.
Di Argentina, ada River Plate yang mengubah nama stadionnya menjadi Mas Monumental setelah menerima dana 20 juta dollar untuk kerja sama tujuh tahun dengan perusahaan supermarket terkenal bernama Chain Mas.
Bergeser ke Amerika Serikat atau Amerika Utara. Jumlah atau nilai kerja sama sponsor lebih besar lagi.
Stadion Los Angeles Lakers yang merupakan stadion legendaris bernama Staples Center, kini telah bernama Crypto.com Arena. Perubahan nama tersebut setelah kerja sama berninai 700 juta dolar AS selama 20 tahun.
Menjadikan stadion sebagai cara mendapatkan keuntungan selain dari pemasukan tiket pentonton menjadi cara yang ampuh di Eropa. Cara ini bisa diikuti di klub-klub Indonesia.