- Jonathan Rea mengaku sangat sulit untuk memenangi balapan MotoGP.
- Menurutnya, motor MotoGP saat ini punya kemampuan setara hingga persaingan antar tim dan pembalap, sangat ketat.
- Prestasi pembalap wild card, Troy Bayliss, yang memenangi MotoGP Valencia 2006 sangat sulit terulang.
SKOR.id - Tak ada yang meragukan prestasi seorang Jonathan Rea dalam ajang World Superbike (WSBK).
Pembalap asal Irlandia Utara itu telah mengoleksi enam gelar juara, sekaligus menjadikannya pembalap tersukses dalam WSBK.
Namun, nyali pembalap 34 tahun itu seolah ciut saat membahas MotoGP, yang disebutnya sangat sulit untuk ditaklukkan.
"Semua motor (MotoGP) dalam hal teknis, sangat ketat. Apalagi sekarang tim satelit dapat dukungan besar dari pabrikan," tuturnya dilansir Motorsport.
"Pada hari yang bagus, Anda bisa menang. Namun, momen sulit bisa datang dengan cepat seperti yang dialami Miguel Oliveira pada MotoGP Styria."
"MotoGP, akhir-akhir ini, mudah mengalami akhir pekan yang buruk atau finis di luar 10 besar. MotoGP sekarang berada di masa keemasan."
"Semuanya sangat dekat, Anda tidak boleh mengalami akhir pekan yang buruk ketika berjuang untuk gelar," ujarnya menambahkan.
Sejatinya, ada pembalap WSBK yang menorehkan kisah manis di MotoGP. Sosok tersebut adalah Troy Bayliss yang berpaspor Australia.
Troy Bayliss berhasil membuat publik terkesan dengan apa yang dilakukan pada MotoGP Valencia 2006 atau seri pamungkas, kala itu.
Tampil apik sepanjang WSBK 2006, Ducati memberi pembalapnya itu kesempatan tampil pada seri pamungkas MotoGP dengan wild card.
Tak disangka, Troy Bayliss mampu melesat dan mengamankan podium tertinggi di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia.
"MotoGP sekarang di level yang sangat tinggi. Liihat yang dilakukan (Cal) Crutchlow pada 2021 ketika dia membalap di beberapa seri dengan Yamaha," katanya.
"Bahkan, jika Anda harus absen dalam beberapa balapan dan kemudian kembali, maka akan sulit bagi Anda untuk tampil (lagi) di atas motor."
"Cerita Bayliss adalah kisah yang paling indah. Itu tidak akan pernah terulang. Setidaknya saya tidak bisa membayangkannya," Jonatan Rea menambahkan.
Sebagai catatan, Rea sempat menjajal motor MotoGP saat menggantikan Casey Stoner yang kala itu mengalami cedera.
Usai melakukan tes di Brno, Ceko, dia menggeber RC213V di Misano serta Aragon, dan berakhir di urutan delapan besar.
"Saya berjarak sekitar 30 detik dan finis ketujuh. Hari ini, (jarak) 30 detik terlalu besar (di MotoGP)," ia menjelaskan.
"Perbedaan antara yang pertama dan terakhir, sangat kecil. Aturannya sangat bagus, sehingga semua pabrikan bisa cepat."
"10 tahun lalu, ketika berjarak 30 detik, Anda masih di 10 besar. Tapi, hari ini, jika berjarak 30 detik, Anda finis terakhir," tutur Rea.
Lihat postingan ini di Instagram
Berita WSBK lainnya:
Tak Hanya MotoGP dan WSBK, Sirkuit Mandalika Juga Jadi Tuan Rumah Asia Talent Cup 2022
Cerita soal Pawang Hujan dan Kawanan Copet Internasional yang Mengiringi WSBK di Mandalika
WSBK Rilis Kalender Provisional 2022, Sirkuit Mandalika Dapat Jatah Bulan November