• Pembalap MotoGP Maverick Vinales sempat dilema memilih bertahan di Yamaha atau pindah ke Ducati.
• Perubahan besar dalam tim pabrikan Yamaha membuat Maverick Vinales yakin untuk bertahan.
• Maverick Vinales anggap Marc Marquez rival utama, namun tetap mewaspadai Valentino Rossi dan Andrea Dovizioso.

SKOR.id – Maverick Vinales mengaku sempat dihadapkan pada pilihan sulit. Ia sempat mengalami dilema antara bertahan di Yamaha atau beralih ke Ducati pada 2021.

Namun pembalap MotoGP asal Spanyol itu akhirnya memutuskan untuk tetap bertahan bersama Yamaha dengan menandatangani kontrak baru berdurasi dua tahun.

Maverick Vinales mengaku dirinya sempat merasa ragu dengan performa motor Yamaha, YZR-M1. Penyebabnya karena ia kesulitan untuk tampil konsisten.

Tetapi, upaya yang dilakukan Yamaha sepanjang tahun lalu berhasil membuatnya berubah pikiran dan percaya dengan usaha tim yang ingin kembali meraih gelar juara dunia.

Berita MotoGP Lain: MotoGP Perpanjang Pembekuan Pengembangan Mesin dan Aerodinamika

“Saya punya hubungan baik dengan Manajer Ducati Davide Tardozzi. Sulit memilih antara Ducati dan Yamaha,” Vinales mengungkapkan, seperti dikutip dari crash.net.

“Tetapi pada akhirnya, saya memilih Yamaha karena ingin meraih gelar bersama mereka. Saya tidak tahu apakah memiliki kesempatan itu bersama tim lain,” lanjutnya.

Sejak awal naik ke kelas MotoGP, Maverick Vinales selalu menggunakan motor dengan desain mesin empat silinder sejajar.

Sementara Ducati terkenal dengan mesin V4, yang membuat motor Desmosedici mampu mengeluarkan tenaga besar dan lebih agresif. Vinales bisa saja kesulitan mengontrolnya.

“Rasanya gaya balap saya cocok dengan Ducati. Itu motor yang sangat indah, begitu juga dengan aerodinamikanya. Namun Yamaha juga sungguh mengesankan,” ujar Vinales.

Tiga musim terakhir bersama Yamaha, Maverick Vinales baru meraih enam kemenangan. Posisi terbaiknya meraih posisi ketiga dalam klasemen akhir pada 2017 dan 2019.

“Yamaha kesulitan sejak ban berubah pada 2016. Namun sekarang kami bekerja keras untuk membuat motor lebih konsisten,” ujar pembalap 25 tahun itu

“Teknisi di Jepang juga melakukan pekerjaan bagus dan motor kami saat ini jauh lebih kompetitif,” Maverick Vinales menambahkan.

Sebelumnya, masalah terbesar Vinales selama bersama Yamaha adalah start yang buruk. Ia selalu tertinggal karena motor tidak memiliki traksi yang baik.

Berita MotoGP Lain: MotoGP Perpanjang Pembekuan Pengembangan Mesin dan Aerodinamika

“Saya dan tim terus berusaha meningkatkan kinerja saat start. Kami membuat progres dan dengan motor baru mampu melakukan yang lebih baik,” tutur Vinales.

Masalah lain yang tak kalah krusial adalah bahwa Maverick Vinales harus mengalahkan Marc Marquez yang masih sangat dominan dan kuat bersama tim Repsol Honda.

Tetapi, Andrea Dovizioso dengan tim Mission Winnow Ducati juga tidak boleh diremehkan. Mengingat ini menjadi tahun penentu pria asal Italia itu.

“Seluruh orang di dalam tim harus mengeluarkan kemampuannya semaksimal mungkin untuk mengalahkan Marquez. Itu pun menjadi target saya,” Vinales menegaskan.

“Dia memang jadi target utama, namun Valentino Rossi punya motor yang sama dengan saya, jadi harus mengalahkan dia juga. Lalu juga ada Dovizioso,” tambahnya.